Viral Medsos
Buruh Gudang Tani Lolos Jadi Bintara Polri, Sang Ayah Meninggal sejak Usia 8 Tahun
Viral kisah inspiratif seorang pemuda yang merupakan buruh gudang tani berhasil lulus jadi bintara Polisi.
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Viral kisah inspiratif seorang pemuda yang merupakan buruh gudang tani berhasil lulus jadi bintara Polisi.
Hikmawansa, seorang pemuda asal Galesong Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan, akhirnya mewujudkan mimpinya menjadi anggota Polri.
Wawan, julukan untuk Hikmawansa, berhasil lolos seleksi masuk Bintara Polri bersama ratusan pemuda lainnya.
Di balik prestasinya, terdapat kisah perjuangan yang berat untuk dapat bergabung dan lulus sebagai anggota Polri.
Kisah inspiratif Wawan tersebut diceritakannya melalui sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @polisi_indonesia.
"Yatim Sejak Umur 8 Tahun, Hikmawansyah Buruh Gudang Tani Asal Takalar ini Kini jadi Siswa di SPN Batua," isi narasi video tersebut.
Bagi Wawan, pencapaiannya saat ini tidaklah berarti tanpa doa yang selalu didoakan oleh ibunya yang tercinta.
"Saya bersyukur kepada Allah SWT telah mengabulkan doa ibu saya, di mana tanpa doa ibu saya, saya tidak akan bisa berdiri tegar disini," ungkap Wawan sambil menangis, dilansir dari Instagram @polisi_indonesia, Kamis, (1/6/2023).
Diketahui bahwa Wawan adalah anak bungsu dari pasangan Nawir Dg Nai dan Juliati, yang hidup sederhana sebagai petani padi di kecamatan tempat mereka tinggal.
"Pekerjaan ayah saya sebelum meninggal adalah petani, dan ibu saya ibu rumah tangga. Dan saya bekerja di gudang jagung," ucap Wawan.
Sehari-hari, Wawan bekerja sebagai buruh di gudang jagung untuk membantu ibunya.
Ia melakukannya dengan tujuan untuk menopang kebutuhan keluarga.
Walaupun masih duduk di kelas dua SMA, Wawan yang sejak kecil bercita-cita menjadi polisi telah mulai menabung.
Setiap kali ia bekerja sebagai buruh angkut, ia mendapatkan upah sebesar Rp 50 ribu.
"Dari hasil itu saya tabung, sebagian untuk ibu saya dan untuk keperluan di rumah," ucap Wawan.
Menangis Lihat Teman Diantar Ayah
Kepergian sang ayah semakin membuatnya sedih saat pertama kali menginjakkan kaki di SPN Batua.
Disaat teman-temannya yang lain diantar oleh ayah mereka, Wawan harus kuat menghadapi sekolah kedinasan tanpa kehadiran sosok ayah.
"Saat itu, saya menangis karena (siswa) yang lain diantar sama bapaknya waktu pertama masuk di sini (SPN), sementara saya hanya ditemani kakak," ucap Wawan dikutip dari Tribun Makassar.
Setelah kepergian sang ayah, Wawan tumbuh menjadi remaja yang harus membantu ibunya yang mencari nafkah dengan menjual kue tradisional.
Hal itu dilakukan untuk menopang kebutuhan keluarga.
Wawan dan ibunya menjalani hari-hari yang penuh perjuangan tersebut hingga ia lulus dari SMP.
Ketika memasuki SMA, dua kakak Wawan yang sudah lulus sarjana bekerja sebagai guru honorer, dan pendapatan mereka membantu keluarga secara finansial.
"Jadi saat itu, setelah bapak saya meninggal, ibu saya jualan kue untuk kebutuhan keluarga, saya juga ikut bantu-bantu jualan," ucapnya.
Wawan yang memiliki impian menjadi polisi sejak kecil mulai menabung saat duduk di kelas dua SMA.
Setelah pulang sekolah, ia bekerja sebagai buruh angkut bibit jagung di gudang milik kerabatnya.
Uang tabungan dari celengan toples wafer itu digunakan saat mendaftar sebagai calon anggota Polri, untuk biaya operasional dalam mengurus berkas pendaftaran.
"Sampai sekarang masih ada itu celenganku, dari toples wafer. Pulang angkat jagung biasa dapat Rp 50 ribu," ucap Wawan.
Selama masa pendidikannya, Wawan tak bisa menahan air mata saat mendengar ibunya jatuh sakit di rumah.
Beruntung, setelah tiga hari dirawat dengan selang infus, kondisi Juliati mulai membaik.
"Saya kemarin sempat sedih, karena dapat kabar mamakku di kampung sakit dan diinfus tiga hari. Alhamdulillah sekarang sudah baikan," ujarnya.
Di tengah pendidikan, Wawan diizinkan untuk menjenguk ibunya di kampung halaman, dengan pendampingan dari pengasuh atau pelatih di SPN Batua.
Sang ibu, Juliati, tak mampu menahan tangis saat melihat putranya pulang dengan seragam siswa SPN Batua.
Kesaksian Juliati menegaskan bahwa putranya memiliki tekad kuat untuk menjadi polisi, meskipun kehilangan ayahnya saat masih SD tidak mengurangi tekadnya untuk mencapai cita-citanya.
Juliati saat itu tidak bisa menahan tangis saat melepas putranya menuju SPN Batua setelah dinyatakan lulus.
"Dalam hati saya, kodong (kasihan) anakku, tidak adami bapaknya dampingi," kata Juliati.
Sebelum kembali ke barak SPN Batua, Wawan menyempatkan diri untuk berziarah ke makam ayahnya, Nawir Dg Nai.
Di depan makam sang ayah, Wawan meneteskan air mata dan berdoa yang terbaik untuknya.
Jika tidak ada arang melintang, Wawan bakal dilantik sebagai anggota Polri pada 6 Juli 2023 mendatang.
(cr31/tribun-medan.com)
| REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
|
|---|
| DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
|
|---|
| SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
|
|---|
| Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
|
|---|
| Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.