Berita Viral

TELAK, Sandiaga Uno Tolak Mentah-Mentah Jadi Cawapres Anies Baswedan, Alasannya Karena Hal Ini

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno secara blak-blakan menolak menjadi Cawapres Anies Baswedan. 

|
Penulis: Tommy Simatupang | Editor: Tommy Simatupang
HO
Jubir PPP Usman M Tokan membenarkan bahwa Sandiaga Uno bergabung ke partai PPP. 

TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno secara blak-blakan menolak menjadi Cawapres Anies Baswedan. 

Anies Baswedan mengungkapkan alasan menolak menjadi Cawapres Anies Baswedan. 

Dia memastikan tidak mungkin menjadi pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 karena merasa sudah tidak satu pemikiran dengan kubu Anies.

Dia mengungkap "isi kepala" atau konsep yang digagas oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sebagai pengusung Anies.

"Saya tidak sepakat dengan pemikiran itu dan mengajak berpikir ulang, melakukan koreksi-koreksi terhadap yang sudah berjalan," kata Sandi seusai kegiatan di Transmart Pangkalpinang, Sabtu (3/6/2023).

Baca juga: SOSOK Nahla Shihab, Adik Najwa Shihab Curi Perhatian Netizen, Wajah dan Kecerdasan Mirip sang Kakak

Baca juga: Kaesang Disebut Bakal Maju Pilkada Depok, PSI Minta Izin Presiden Jokowi dan Gibran

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu mengaku sudah mendalami konsep koalisi perubahan.

Namun, dirinya menemukan banyak hal yang harus dibenahi dalam pemikiran koalisi yang terdiri dari tiga partai tersebut yakni NasDem, Demokrat, dan PKS.

Karena itu, dia merasa sudah tidak satu pemikiran dengan kubu Anies yang mengusung konsep koalisi perubahan.

"Kalau kita ubah dengan koalisi perubahan, kita akan setback, beberapa tahun akan kehilangan monentum," kata Sandi.

Menurut dia, narasi politik yang harusnya diusung adalah mempercepat pembangunan, mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok dan membuka lapangan kerja.

Gagasan itu, kata Sandi, disampaikannya pada para ketua umum partai politik sebagai pihak yang menentukan calon presiden dan wakil presiden.

"Keputusan calon wakil presiden itu murni ranahnya pimpinan parpol. Saya hanya memberikan gagasan pemikiran poros percepatan pembangunan," ujar Sandi.

Sandi menambahkan, dia tidak dalam posisi mengubah paradigma pembangunan yang sejak delapan tahun terakhir, relnya sejak zaman SBY sudah tepat.

Di sisi lain, Sandi mengakui, waktu persiapan pencalonan kian mepet, dimana tersisa waktu sekitar 250 hari sebelum pemilu Februari 2024.

"Ini persiapan-persiapan dan komunikasi yang terus dilakukan. Semoga dalam beberapa minggu ini sudah ada kepastian," ujar pemegang saham grup Saratoga itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved