Berita Viral

Viral Hasto Kristiyanto Baca Puisi Soal Pemimpin: Presiden Jokowi dan Pak Ganjar Itu Sehati

Baru-baru ini, Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan sebuah pantun, saat ia berpidato di hadapan peserta konsolidasi PDIP DK

Editor: Liska Rahayu
Tribunnews
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristianto. 

TRIBUN-MEDAN.com - Baru-baru ini, Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan sebuah pantun, saat ia berpidato di hadapan peserta konsolidasi PDIP DKI Jakarta dengan calon presiden Ganjar Pranowo, di Hall Basket, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (3/6/2023).

Begini pantun yang dibacakan Hasto.

"Pemimpin itu tidak hanya sekadar janji. Harus kaya prestasi tampilkan narasi kemajuan negeri.
Presiden Jokowi dan Pak Ganjar itu sehati.
Kesatupaduan keduanya bikin bakal calon lain iri.” 

Hasto pun mengajak para kader dan relawan untuk solid bergerak dan tetap waspada. 

Karena, PDIP sebagai partai pelopor akan terus menghadapi ujian dan cobaan, meski pada akhirnya akan meraih kemenangan.

"Jadi kalau elemen partai bergerak, bergerak, dan bergerak bersama relawan, baik dari darat, udara, maupun kekuatan api semangat nan tak kunjung padam, maka hasilnya kita tahu karena kita adalah partai perlopor, kita partai gemblengan," ujar Hasto. 

Dalam kesempatan tersebut, Hasto mengajak semua kader PDIP untuk tetap waspada.

Sebab, PDIP sebagai partai yang mengakar di rakyat, selalu menghadapi tantangan dan cobaan, termasuk ketika mencalonkan kader yang muncul dari rakyat sebagai presiden.

"Tetapi kita tetap waspada bahwa kita sebagai partai yang dipercaya rakyat untuk menang dua kali berturut-turut, akan ada begitu banyak ujian-ujian politik yang ada di hadapan kita, karena mencalonkan pemimpin yang betul-betul memahami kehendak rakyat itu," jelas Hasto.

Lanjut Hasto, kejayaan bangsa Indonesia hanya akan tercapai apabila terjadi kesinambungan kepemimpinan, dalam hal ini dari Presiden Soekarno, lalu Megawati Soekarnoputri, Presiden Jokowi, dan kemudian Ganjar Pranowo.

"Apalagi kita melihat bahwa pak Ganjar Pranowo sudan dipersiapkan secara matang. Kalau tadi pidato ibu Megawati Soekarnoputri itu, Ibu Mega pun berdialog dengan Presiden Jokowi sebelum memutuskan pak Ganjar Pranowo ini," lanjut Hasto.

Di sisi lain, Hasto menegaskan, bahwa dengan melihat seluruh proses yang terjadi, maka semua sudah mantap dengan penuh keyakinan, untuk bergerak memanjangkan Pileg dan Pilpres 2024.

"Jadi tidak ada keraguan kita semuanya. Mulai hari ini, detik ini, dan 254 hari kedepan menuju 14 Februari 2024 mendatang, mari bergerak tanpa mengenal lelah, tiada hari tanpa sosialisasikan bapak Ganjar Pranowo," pungkas Hasto.

Pengurus Ranting Ujung itu Tombak Dalam Pemenangan Pemilu

Sementara itu, bakal calon presiden (Capres) 2024 yang diusung PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, menegaskan, bahwa pengurus ranting (kelurahan/desa) adalah ujung tombak pemenangan pemilu dan pilpres 2024 mendatang. 

Hal tersebut disampaikan oleh Ganjar saat berpidato di acara Konsolidasi Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2024 yang digelar DPD PDIP DKI Jakarta, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/6/2023).

Di awal pidatonya, Ganjar menyapa satu demi satu para caleg dan kader dari pengurus cabang (kabuapaten/kota), pengurus anak cabang (kecamatan), hingga pengurus ranting (desa/kelurahan) serta sayap partai PDIP di DKI Jakarta.

"Pengurus ranting suaranya paling keras? Jadi sudah pas kalau ranting akan menjadi ujung tombak perjuangan kita. Karena ranting yang paling tahu apa yang terjadi di sekitarnya," kata Ganjar. 

Ganjar menuturkan, sebelum ke acara ini ia olahraga lari pagi di Glodok, Jakarta Pusat setelah tadi malam pulang dari Cirebon, Jawa Barat.

"Tadi pagi saya keliling sambil berlari di sekitar Glodok. Bung Charles (Charles Honoris, red) menemani saya bersama teman-teman dari DPD. Kita bertemu masyarakat yang ada di gang dan warung kopi untuk bisa mendengar dengan lebih jernih apa yang menjadi suara rakyat dan apa yang mau dan diinginkan oleh mereka," ujar Ganjar.

Ganjar menyebut, masyarakat bawah sangat ingin disapa dan mereka adalah pekerja keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Mereka tak muluk-muluk. Satu pingin disapa, kedua secara visual kita bisa melihat karena mereka harus bekerja dan menuhi kebutuhannya," ujar  Ganjar.

Gubernur Jawa Tengah dua Periode ini pun menambahkan, pada kesempatan di Glodok itu, ia sempat melihat pedagang warung kopi yang sudah ratusan tahun berdiri.

"Bung Charles mengajak saya melihat kuliner yang sudah cukup tua. Warung kopi 100 tahun, dan tukang cukur, juga klenteng yang sudah berumur tua," pungkasnya.

(*/Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved