Tewasnya Mahasiswi USU

Diprotes Mahasiswa, Kapolrestabes Medan Sebut Labfor Polda Sumut Lamban Faktakan Kematian Mahira

Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda mengungkap kendalanya dalam memfaktakan kematian mahasiswi USU, Mahira Dinabila.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO
Sejumlah mahasiswa USU melakukan aksi solidaritas di depan Polda Sumut Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Jumat (6/9) malam. Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) USU melakukan aksi solidaritas menyalakan lilin dan doa bersama atas kasus kematian mahasiswi USU bernama Mahira Dinabila, dan meminta kepada Polda Sumut untuk mengusut tuntas agar pelaku segera ditangkap. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda mengungkap kendalanya dalam memfaktakan kematian mahasiswi USU, Mahira Dinabila.

Valentino menyebut, kendala yang dialami ialah di Laboratorium Forensik Polda Sumut.

Labfor yang dipimpin Kombes Teguh Yuswardhie hingga saat ini belum memberikan hasil pemeriksaannya untuk mengungkap misteri kematian Mahira.

Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda saat diwawancarai.
Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda saat diwawancarai. (Tribun Medan/Fredy Santoso)

Kata Valentino, ada jaringan yang harus dibekukan lalu diperiksa yang terkandung di dalamnya.

"Iya, di Labfor (kendalanya). Untuk memberikan keterangan secara tertulis karena ada jaringan yang melalui proses, harus dibekukan," kata Kombes Valentino Alfa Tatareda.

Namun demikian, Valentino memprediksi dalam 1-2 hari ini hasil pemeriksaan baik digital forensik, autopsi dan pemeriksaan laboratorium bisa segera rampung dan bisa diumumkan.

"Yang menentukan waktu ini memang secara ilmiah oleh Labfor sehingga kita menunggu. Koordinasi dengan Kalabfor juga mudah-mudahan 1-2 hari ini kita (bisa) mempercepatnya," tutupnya.

Dari hasil penyelidikan sementara, Polisi menduga Mahira meminum racun potas atau sianida yang dicampur menggunakan minuman teh manis untuk membantu.

Dugaan itu berdasarkan alat bukti yang pihaknya temukan.

"Alat bukti untuk membantu itu pakai teh manis itu ada. Kira-kira gitu. Ini masih penyelidikan memang, dugaan kita seperti itu,"kata Kombes Valentino Alfa Tatareda.

Selain itu, Polisi juga menemukan bahwa racun itu diduga dipesan Mahira dari Bogor, Jawa Barat.

Penyidik juga disebut telah terbang ke sana untuk memeriksa pengirim.

Temuan ini diduga didapati dari riwayat pemesanan atau aplikator yang ditemukan Polisi.

Sehingga Polisi meyakini kalau Mahira Dinabila tewas diduga minum racun, bukan bunuh diri.

"Pemesanan lewat salah satu aplikator yang sudah kita periksa disana benar-benar memang almarhumah memesan. Kemudian pengirimannya di Bogor, betul-betul mengirim ke almarhum. Yang dipesan itu racun, potas."

Sebelumnya, seorang mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU), ditemukan tewas di kediaman ayah angkatnya, Rabu 3 Mei 2023 lalu.

Saat ditemukan, bagian kepalanya nyaris jadi tengkorak, sementara tubuhnya masih utuh.

Untuk memastikan penyebab kematiannya polisi membongkar makamnya. Namun hingga kini hasilnya tak kunjung selesai.


(cr25/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved