Berita Viral

FBI Peringatkan Modus Penipuan Share Screen WhatsApp: Ancaman Global Menyasar Pengguna Indonesia

Fitur share screen WhatsApp memungkinkan pengguna membagikan tampilan layar ponsel kepada lawan bicara

Editor: AbdiTumanggor
Pinterest/Marianne
PENIPUAN VIA WHATSAPP: Ilustrasi penggunaan aplikasi WhatsApp dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi ini membantu dalam pengiriman pesan teks.(Pinterest/Marianne) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Amerika Serikat mengeluarkan peringatan serius terkait maraknya modus penipuan yang memanfaatkan fitur berbagi layar (share screen) di aplikasi WhatsApp.

Modus ini telah menyebar luas di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, India, dan Indonesia, menimbulkan kekhawatiran akan keamanan data pribadi pengguna.

Modus Operandi: Rekayasa Sosial dan Phantom Hacker Scam

Fitur share screen WhatsApp memungkinkan pengguna membagikan tampilan layar ponsel kepada lawan bicara, baik sebagian aplikasi maupun keseluruhan aktivitas layar.

Jika diaktifkan tanpa kehati-hatian, informasi sensitif seperti kata sandi, kode OTP, detail pembayaran, hingga pesan pribadi dapat terlihat jelas oleh pihak lain.

Menurut FBI, penipu memanfaatkan celah ini melalui teknik rekayasa sosial (social engineering).

Dalam skema yang dikenal sebagai "phantom hacker scam," korban awalnya dihubungi oleh pihak yang mengaku sebagai perwakilan bank.

Dengan dalih bahwa akun korban sedang diretas, mereka diarahkan untuk memindahkan dana ke rekening "aman" dan melanjutkan komunikasi melalui panggilan WhatsApp.

Setelah terhubung di WhatsApp, pelaku meminta korban mengaktifkan fitur share screen.

Begitu layar terbuka, penipu dapat memantau seluruh aktivitas ponsel korban secara real-time, termasuk mengakses data perbankan.

"Cukup satu klik salah, dan mereka bisa melihat segalanya di layar smartphone Anda," tulis FBI dalam peringatannya, dikutip dari Forbes oleh KompasTekno pada Rabu (1/10/2025).

Dampak Serius: Pengambilalihan Akun dan Penyalahgunaan Data

Dengan akses penuh ke layar korban, penipu dapat mengambil alih akun, menguras saldo rekening, dan menyalahgunakan data pribadi untuk berbagai tujuan ilegal.

Kasus-kasus seperti ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dapat menimbulkan trauma psikologis bagi korban.

Kasus di Indonesia: Wali Kota Jakarta Pusat Hampir Terjebak

Di Indonesia, modus serupa pernah dialami oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin.

Ia menerima panggilan WhatsApp dari seseorang yang mengaku sebagai petugas kecamatan dan meminta aktivasi KTP Digital.

Dalam video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya, Arifin menyebut bahwa penipu mencoba mengarahkan dirinya untuk membuka fitur share screen.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved