Breaking News

Kasus Pembunuhan

ABK Asal Kota Medan Diduga Mati Dibunuh, Keluarga Korban Lapor ke Bareskrim Polri

M Sovi Handoko (36), warga Jalan Pelita II, Medan Perjuangan, yang merupakan ABK diduga dihabisi dan ditenggelamkan.

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Duka mendalam dirasakan keluarga almarhum M Sovi Handoko (36).

Pasalnya, pria yang merupakan warga Jalan Pelita II, Medan Perjuangan, diduga meninggal dengan tak wajar.

Kejanggalan itu dirasakan pihak keluarga saat melihat jenazah almarhum Sovi Handoko mengalami luka di hidung dan gigi copot.

M Sovi merupakan seorang ABK kapal ASL Voyager.

Ia ditemukan tewas di Pelabuhan Charlie Anchorage Chittagong, Bangladesh.

Dari informasi yang dihimpun, korban ditemukan dalam kondisi telah membusuk dan ditenggelamkan ke laut.

Kakak korban, Ermamalini mengatakan, pihaknya merasa adanya kejanggalan.

DI mana sebelum meninggal, almarhum berpesan kepada adiknya yang ketiga, Megasari, sudah ada yang tidak beres di kapal.

"Terakhir di tanggal (23/5/2023), lalu, sebelum meninggal disampaikannya ada ketidakberesan di kapal," ujar kakak korban, Jumat (24/6/2023).

Erma menambahkan, adiknya (korban) diketahui meninggal dari Kapten kapal pada tanggal 29 Mei 2023 lalu.

Dalam keterangan itu, Sovi dinyatakan meninggal karena tenggelam.

"Tanggal, Senin (6/6/2023) pihak KBRI di Bangladesh datang melihat adik kami, dan saat itu pihak keluarga meminta foto dari depan. Jadi dari foto itulah kami mengetahui bahwasanya gigi adik kami patah dan hidungnya juga tidak wajar seperti patah. Hal tersebut la yang membuat kami merasa matinya tidak wajar dan ada kejanggalan seperti ada pukulan. Adik kami seperti dibunuh," katanya.

Lalu Erma menceritakan, sebelum adiknya meninggal, korban telah menghubungi pihak keluarga dan mengatakan akan turun kapal jika sudah berlabuh di Batam dikarenakan ada ketidakberesan di kapal.

"Ia menceritakan bahwa dia akan turun kalo kapal dari Bangladesh masuk ke Batam karena ada ketidakberesan di kapal. Gak beresnya mungkin dengan pemimpin dan kru kapal. Dia bilang sistemnya kalo di kapal itu dibuang, dan beberapa hari kemudian adik kami menghilang. Jadi kecurigaan keluarga itu sangat merasa ketidakadilan kehilangan nyawa adik kami secara tidak wajar. Kami mohon perlindungan," harapnya.

Kemudian, Erma menjelaskan, saat jenazah adiknya tiba di Cargo Bandara Kualanamu, tidak ada satu pun perwakilan perusahaan yang mengantar jenazah adiknya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved