Penganiayaan

Wanita Dibotaki Tetangga dan Dituduh sebagai Simpanan, Pelaku akan Diperiksa Polisi Besok

Satreskrim Polres Pelabuhan Belawan akan melakukan penyelidikan terhadap terlapor kasus kakak beradik yang dituduh berselingkuh hingga dibotaki.

HO
Dua kakak beradik dibotaki dan ngapu disekap usai dituduh jadi wanita simpanan Pak Haji 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Satreskrim Polres Pelabuhan Belawan akan melakukan penyelidikan terhadap terlapor kasus kakak beradik yang dituduh berselingkuh hingga disekap dan dibotaki di Belawan.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Zikri Muamar mengatakan saksi pelapor Kakak Beradik yang dituduh berselingkuh dengan tetangganya hingga dibotaki, telah selesai dilakukan pemeriksaan pada senin (3/7/2023) kemarin.

Selanjutnya Satreskrim Polres Pelabuhan Belawan akan memanggil terlapor untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut dalam kasus kakak beradik yang dibotaki tersebut.

"Kita lengkapi mindik (Administrasi Penyelidikan), besok mungkin dari pemeriksaan pihak terlapor," Kata Zikri Muamar kepada Tribun Medan melalak pesan WhatsApp, Selasa (4/7/2023).

Hanya saja,Zikri belum dapat membeberkan hasil pemeriksaan saksi pelapor yang dilakukan Satreskrim pada Senin (3/7/2023).

Sebelumnya diberitakan, Widya Isna (30) dan Fitria Rusliana (18), dua kakak beradik ini dituduh jadi wanita simpanan dan selingkuhan seorang Pak Haji di Kecamatan Medan Belawan.

Setelah dituduh jadi wanita simpanan dan selingkuhan, kedua kakak beradik ini dibotaki kepalanya, dan mengaku disekap oleh keluarga Pak Haji.

"Kami di tuduh berselingkuh selama dua tahun dengan bapak Haji Len, padahal tidak ada semua itu. Bahkan chatingan gak ada, atau jumpa makan perjanjian, kami tidak ada melakukan itu dengan sengaja," Kata Fitria Rusliana, Minggu (2/7/2023).

Fitria menjelaskan tuduhan tersebut berawal ketidaksengajaan ia bersama kakaknya (Widya Isna) yang bertemu dengan Sailendra di kawasan Marelan.

Dimana pertemuan itu bermula pria bernama Sailendra tersebut menghubungi kakak beradik itu dan menanyakan keberadaan mereka.

Dan tak lama, pria itu pun tiba tiba mendatangi kedua kakak beradik tersebut.

"Kami bertemu hanya kebetulan saja, ceritanya kami pergi jalan. Habis itu dia (Sailendra) nelfon kami, kalian dimana. Kami jawab lah, kami di kebab samping Sri Kandi,"katanya.

"Gak lama mobil dia (Sailendra) pun masuk dekat kami, dia pun menghampiri kami. Dia nanya kami dari mana, kami jawab bahwa kami dari Wiego beli bendo. Kakak ku (Widya Isna) pun nanya Bapak dari mana, dibilangnya dari Irian,"Sambungnya.

Dikatakannya, saat mereka hendak pulang kerumahnya, tiba tiba pria itu memberikan uang sebesar Rp. 400ribu,dengan alasan untuk uang jajan.

"Kami nunggu adzan magrib sambil nunggu kebab masakan kami, pas kebab kami sudah masak. Kami pulang dan di kasih uang jajan sama dia (Sailendra) Rp. 400 ribu," Ujarnya.

Sementara itu, Widya Isna (30) mengatakan setelah pertemuan dengan pria tersebut, keesokan harinya ia pun dipanggil istri dan anak anak pria itu kerumah Sailendra,untuk menjelaskan pertemuan kakak beradik itu dengan Sailendra.

"Kami sudah jelaskan sama Istri Haji Len, bahwa kami tidak ada mempunyai hubungan khusus. Kami sudah bilang bahwa kami kebetulan jumpa di jalan, sudah kami terangkan sejujurnya bahwa memang kami ada jumpa di jalan," Katanya.

Namun setelah menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada istri dan anak Sailendra, Widya dan Fitria pun mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari para pelaku.

Dimana rambut keduanya di pangkas hingga botak oleh para pelaku.

"Sudah kami terangkan semua, tapi kenapa kami mendapatkan perlakuan dan penganiayaan seperti ini, bahkan itu terjadi di rumah dia, dengan pintu dikunci,"ungkapnya.

"Sudah kami jelaskan pun kami tidak tahu, kan kalau kami salah mana berani kami datang, kalau kami memang ada punya hubungan khusus ngapain kami jumpa di depan pasar, gak di situ tempatnya," Lanjutnya.

Kejadian itu pun dilaporkan Widya dan Fitria ke Polres Pelabuhan Belawan, karena menurut keduanya, mereka tidak merasa bersalah.

"Karena gak adalah kami salah, makanya kami di panggil dengan polosnya datang. Bahkan berapa kali kami datang, bahkan sempat menunggu biar ceritanya itu clear. Kenapa sudah kami ungkapkan yang sebenarnya, kami mendapatkan perlakuan seperti itu," Pungkasnya.

(Cr29/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved