Berita Sumut
Angka Stunting di Sumut Masih 21,1 Persen, Kadiskes Sebut Banyak Ibu Enggan Beri ASI Genap 2 Tahun
Angka prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2022 berada pada 21,1 persen.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Angka prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2022 berada pada 21,1 persen.
Angka ini menurun 4,7 persen dari tahun 2021 yang berada pada 25,8 persen.
Baca juga: Pemko Binjai Luncurkan Program Binjai Smooting, Targetkan Stunting di 2024 Turun 12,81 Persen
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Alwi Mujahit Hasibuan menilai, satu dari beberapa faktor penyebabnya adalah banyaknya ibu yang enggan memberikan ASI kepada bayinya hingga genap sampai dua tahun.
"Apa yang menjadi kendala? biasanya budaya. Waktu saya kecil negara kita sedang tidak baik ekonominya buktinya kami kecil-kecil kalau makan telur bisa bagi dua, tiga atau empat itu biasa masa kecil saya dulu. Karena kita tidak mampu. Tapi ternyata kami tidak stunting kanapa bisa? Ternyata kami disusukan 2 tahun ASI," ujar Alwi saat diwawancarai di Medan, Rabu (12/7/2023).
Dikatakan Alwi, World Health Organization (WHO) juga menganjurkan agar pemberian ASI genap hingga dua tahun.
Karena kandungan ASI yang disesuaikan dengan tumbuh kembang bayi.
"ASI itu dirancang untuk perlindungan bayi dan WHO mengimbau pemberian ASI hingga 2 tahun. Dalam Al-Quran juga 2 tahun jadi singkron. Tapi ibu-ibu muda kita ini enggak percaya, dia lebih mau ngasi susu kaleng, padahal selain harga tinggi belum tentu sesuai," katanya.
Alwi menuturkan pemberian ASI juga dapat meningkatkan antibodi pada pertumbuhan bayi di hari-hari pertama kehidupan.
"ASI itu menyesuaikan usia anaknya. Waktu dia baru lahir ada ASI yang pertama kali, tapi itu sering dibuang karena dianggap basi padahal itu berisi antibodi," ujar Alwi.
Baca juga: JOKOWI MURKA Anggaran Stunting Rp 10 Miliar, Dipakai Perjalanan Dinas dan Rapat Rp 6 M!
Menurut Alwi, angka prevalensi stunting di Sumut sedikit lebih rendah dari angka nasional.
Meskipun begitu, kata dia, masih perlu upaya serius untuk mencapai target nasional yakni 14 persen pada tahun 2024.
"Angka stunting untuk nasional itu 21,6 persen. Alhamdulillah kita di bawah nasional. Kalau tahun sebelumnya kita di atas nasional. Jadi sudah lumayan. Paling banyak itu di daerah Tapanuli Selatan, kedua Mandailing Natal, ketiga Pakpak Bharat. Inilah masih terus kita kejar untuk bisa diturunkan angka prevalensinya," pungkasnya.
(cr14/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.