TRIBUNWIKI

11 Pahlawan Nasional Ini Berasal dari Sumut, Sisingamangaraja XII hingga Tengku Amir Hamzah

DERETAN Pahlawan Nasional yang Berasal dari Sumut, Sisingamangaraja XII hingga Tengku Amir Hamzah

Editor: Ayu Prasandi
HO
Pahlawan Nasional yang Berasal dari Sumut 

F. L. Tobing pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan,  Menteri Hubungan Antar Daerah, Menteri Transmigrasi,  dan Menteri Kesehatan (pejabat sementara).

Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Namanya sekarang diabadikan menjadi nama bandara di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Penetapan: S. K. Presiden No. 361 Tahun 1962, bertanggal 17-11-1962.

3. K. H. Zainul Arifin
 

K. H. Zainul Arifin lahir di Barus, Tapsel, 2 September 1909 dan wafat Jakarta, 2 Maret 1963.
K. H. Zainul Arifin lahir di Barus, Tapsel, 2 September 1909 dan wafat Jakarta, 2 Maret 1963.

K. H. Zainul Arifin lahir di Barus, Tapsel, 2 September 1909 dan wafat Jakarta, 2 Maret 1963.

K. H. Zainul Arifin bersekolah di HIS (Hollands Indische School) dan Sekolah menengah calon guru, Normal School.

Pengetahuan agama di Madrasah di surau dan saat menjalani pelatihan seni bela diri pencakusia 16 tahun.

K. H. Zainul Arifin aktif dalam kegiatan seni sandiwara musikal Melayu, Stambul Bangsawan sebagai penyanyi dan pemain biola.

Pada tahun 1955 itu pula Zainul berangkat haji untuk pertama dan terakhir kali ke Tanah Suci bersama Presiden Soekarno.

Di sana ia dihadiahi sebilah pedang berlapis emas oleh Raja Arab Saudi, Raja Saudi.

Beliau Wafat tertembak peluru saat shalat Idul Adha (14-05-1962) di barisan terdepan bersama Soekarno, yang diarahkan seorang pemberontak DI/TII dalam percobaannya membunuh presiden.

Zainul Arifin akhirnya wafat 2 Maret 1963 setelah menderita luka bekas tembakan dibahunya selama sepuluh bulan.

K. H. Zainul Arifin merupakan anggota GP Ansor 1930, Ketua Cabang NU Jatinegara, Ketua Majelis Konsul NU Batavia dan Wakil  NU dalam kepengurusan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).

Zainul Arifin juga aktif dalam organisasi kepemudaan NU, GP Ansor,  pegawai PAM di pemerintahan kotapraja kolonial (Gemeente) 5 tahun, dan juga guru sekolah dasar dan mendirikan balai pendidikan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved