Kebakaran Lahan

50 Hektare Lahan Gambut di Riau Terbakar, BPBD: Kebakaran Sudah Terjadi Sejak Pekan Lalu

Tim udara beberapa kali mengirimkan Helikopter untuk melakukan water boombing atau boom air ke titik kebakaran.

Editor: Satia
t ribunfile/ist
ilustrasi 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Lahan gambut seluas 50 hektare di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, hangus terbaka, Senin (31/7/2023).

Kebakaran ini sudah terjadi sejak pekan lalu. 

Dikutip tribunmedan.com dari tribunpekanbaru.com, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan mengatakan, tim sempat melakukan pemadaman tapi api masih menyalah. 

"Anggota kembali turun ke lokasi Karhutla di Pulau Muda hari ini, bersama instansi lainnya. Sudah hampir dua pekan personil di sana," kata dia. 

Baca juga: Viral Guru SD Diusir Paksa Hingga Pingsan saat Gendong Balita oleh Perangkat Desa

Ia mengakui proses pemadaman Karhutla di Desa Pulau Muda terus diupayakan tim gabungan.

Di antaranya dari BPBD, Satpol PP dan Damkar, TNI, Polri, pemerintah setempat, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA), hingga perusahaan swasta.

Peralatan yang dibawa cukup lengkap untuk menjinakkan api, tapi si jago merah tak kunjung lenyap.

Operasi pemadaman darat yang dilaksanakan tim gabungan, dibantu juga oleh Satgas Udara dari BNPB yang ada di Provinsi Riau.

Baca juga: Alami Kebocoran, Kapal Pengangkut Hasil Tani karam di Selat Malaka, Belasan ABK Terjebak

Tim udara beberapa kali mengirimkan Helikopter untuk melakukan water boombing atau boom air ke titik kebakaran.

Namun upaya pemadaman yang intensif itu belum membuahkan hasil. Lokasi kebakaran masih berasap dan terus meluas.

"Sampai saat ini diperkirakan sudah 50 hektare yang terbakar. Namun untuk pastinya akan diterbangkan drone nanti. Sekarang belum bisa, karena asapnya tebal," papar Zulfan.

Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Ancam Tutup Diskotek OKG Langkat: Pasti Enggak Bener Itu

Ia menegaskan, kendala yang dihadapi tim gabungan di lokasi yakni angin yang sangat kencang di areal Karhutla.

Kondisi ini menyebabkan api cepat menyebar dan api yang sebelumnya telah padam kembali membara.

Selain itu, asap semakin tebal akibat tertiup angin menghambat jarak pandang petugas yang sedang memadamkan api.

Selain itu, semak belukar dan rumput yang kering akibat kemarau menambah korban api semakin besar dan meluas.

Baca juga: TEGAS Adian Napitupulu Ungkap Kekecewaan Aktivis 98 Pada Budiman Sudjatmiko: Kita Tetap Berjuang!

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved