Berita Viral

Mahasiswa UI yang Dibunuh Senior Sempat Unggah Postingan Mengharukan, Keluarga Minta Dihukum Berat

Postingan terakhir Instagram korban pembunuhan mahasiswa UI menjdai sorotan. 

HO
Ardnika Basya atau AAB (22). 

TRIBUN-MEDAN.com - Postingan terakhir Instagram korban pembunuhan mahasiswa UI menjdai sorotan. 

Korban bernama Muhammad Naufal Zidan atau MNZ (19) dibunuh seniornya bernama Ardnika Basya atau AAB (22).

Mereka sama mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya UI. 

Warganet berbondong-bondong menulis komentar di unggahan terkahir korban. 

Dalam unggagan tersebut terlihat bahwa MNZ baru berulang tahun ke-19.

MNZ merupakan mahasiwa yang di Lumajang, Jawa Timur, 13 Juli 2004.

Sebagaimana diberitakan bahwa Altafasalya Ardnika Basya membunuh Muhammad Naufal Zidan di indekos korban, yang berlokasi di Jalan Palakali, Kelurahan Kukusan, Beji, Kota Depok pada Rabu (2/8/2023) sekitar pukul 18.00 WIB.

Baru siang tadi, Jumat (4/8/2023), jenazah Muhammad Naufal Zidan sekaligus pemuda asal Probolinggo, Jawa Timur, ditemukan.

Korban ditemukan terbungkus plastik warna hitam dan ditempatkan di kolong kasur di kamar kosnya.

Dalam penelusuran, diketahui bahwa MNZ adalah sosok yang aktif dalam berorganisasi dan dipercayakan sebagai mentor untuk para mahasiswa baru di jurusannya.

Selain aktif di kampus, MNZ juga gemar bermedia sosial.

Baca juga: Safari Subuh Kapolda Sumut Ajak Masyarakat dan Alim Ulama Jaga Provinsi Sumut

Baca juga: Sidang Rocky Gerung Digelar 22 Agustus 2023, Pelapor Minta Hakim Larang Rocky Jadi Pembicara

Di akun Instagramnya, dia sering membagikan foto yang memperlihatkan kesukaannya terhadap dunia fashion.

Soal posting-an terakhir, MNZ membagikan video saat ia menikmati suasana malam di Universitas Indonesia.

Di bagian caption-nya MNZ menulis sebuah pesan untuk berani melewati zona nyaman.

"Stepping out of your comfort zone is the key to personal growth.

Embrace new challenges and unlock your true potential!" tulis MNZ.

Pantauan Tribun Jakarta, di kolom komentar unggahan terakhir MNZ banyak teman-temannya yang mengucapkan belasungkawa.

Teman-teman MNZ merasa benar-benar kehilangan, karena pria tersebut ternyata adalah sosok yang sangat baik.

Keluarga Korban Tuntut Hukuman Berat

Paman korban, Muchtar Fatoni, saat mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (4/8/2023).

Seperti diketahui, jenazah MNZ kini sedang diotopsi setelah dua hari berada di indekosnya terbungkus plastik sampah ulah seniornya.

"Kita ikuti proses hukum yang berjalan. Tapi tetap keluarga, dari ibu korban meminta supaya dihukum seberat-beratnya," kata Muchtar.

Di sisi lain, pihak keluarga masih menunggu penjelasan dari pihak kepolisian yang menangani kasus pembunuhan itu.

Sementara, setelah proses otopsi, jenazah MNZ akan langsung dibawa ke Lumajang, kampung halamannya.

Di sana, MNZ akan dikebumikan.

"Akan dibawa ke Lumajang untuk dimakamkan di sana. Sekarang masih menunggu autopsi, kalau memang sudah selesai Insya Allah nanti keluarga malam ini berangkat," ujar Muchtar.

Motif pembunuhan

Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, mengungkapkan hasil pemeriksaan sementara, di mana pelaku mengakui bahwa motif di balik aksinya adalah karena terlilit utang pembayaran kamar kos.

Selain itu, Nirwan juga menyatakan bahwa pelaku merasa iri dengan kesuksesan yang telah diraih oleh korban.

"Pelaku merasa iri dengan kesuksesan korban dan terlilit utang pinjaman online," ungkap Nirwan kepada wartawan pada Jumat (4/8/2023).

"Serta (hutang) pinjol (pinjaman online)," bebernya.

Saat ini, pelaku sudah diamankan di Polres Metro Depok sementara jasad korban dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk kepentingan otopsi.

Mayat disimpan 2 hari

Mayat korban ternyata sudah dua hari berada di indekos.

Hal itu berdasarkan pengakuan pelaku yang kini tengah menjalani pemeriksaan.

"Betul, (pelaku) sedang pemeriksaan secara intensif," kata Nirwan.

Kondisi mayat MNZ di indekos, mahasiswa UI yang dibunuh seniornya, Jumat (4/8/2023).

Kata Nirwan, pelaku menghabisi nyawa juniornya saat petang menjelang malam.

"Kejadiannya hari rabu, sekitar magrib," tutur Nirwan.

Pakai pisau lipat

Pisau lipat menjadi pencabut nyawa demi memuaskan napsu iri dengki sang senior.

Kini pisau itu sudah diamankan pihak kepolisian.

Nirwan tidak menunjukkan secara langsung pisau lipat tersebut.

Namun ia hanya menyebutkan pisau yang digunakan bagus.

"Alat yang digunakan untuk menghabisi pelaku sudah kita amankan, pisau lipat lumayan bagus lah pisaunya," ujar Nirwan.

Bukan sekali, melainkan berkali-kali pelaku menghujamkan pisau lipat ke tubuh korban.

Ada lebih dari satu luka tusuk di dada kobran.

"Lukanya di dada lumayan banyak, lebih dari satu (tusukan)," kata Nirwan.(*)

(*/tribun-medan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved