Permintaan Terakhir Naufal Zidan Mahasiswa UI, Sang Ibu Menyesal Tak Pahami Firasat Selama Ini
Mahasiswa UI yang tewas dibunuh seniornya Muhammad Naufal Zidan (19) memiliki permintaan terakhir kepada sang ibunya yang tidak dipahami selama ini
Setelah melalui serangkain autopsi, jasad Zidan langsung dibawa ke rumah duka di Lumajang untuk dimakamkan.
Penyerahan jenazah Zidan kepada pihak keluarga dilakukan pada Jumat malam sekitar pukul 21.24 WIB di ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati.
Diketahui sebelumnya, penemuan jenazah Zidan bermula saat mahasiswa UI itu tak bisa dihubungi oleh keluarganya.
Kemudian, salah satu kerabat korban mengunjungi kos Zidan.
Berkali-kali mengetuk pintu kamar kos, namun Zidan tak kunjung merespons.
Kerabat korban lalu meminta penjaga kos agar membuka kamar Zidan.
Penjaga indekos dan kerabat korban lantas menemukan jenazah Zidan yang terbungkus plastik hitam di kolong tempat tidur.
Pengakuan ayah Zidan, Sohibi Arif, anaknya itu tidak bisa dihubungi sejak Rabu, hari dimana mahasiswa UI tersebut dibunuh.
Padahal biasanya Zidan sering menelepon keluarganya, namun di hari itu ia sama sekali tak bisa dihubungi.
"Biasanya telepon. Tapi Rabu itu gak bisa dihubungi, saya WA juga tidak respons," ungkapnya.
Hal ini membuat Arif tak bisa tidur karena khawatir dengan kondisi Zidan.
"Saya nggak bisa tidur mikir Zidan kenapa-kenapa," cerita Arif.
Pelaku Mahasiswa Senior UI Terancam Hukuman Mati atau Penjara Seumur Hidup
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) AAB (Altafasalya Ardnika Basya) yang merupakan tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap juniornya Muhammad Naufal Zidan)bisa dijerat dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana.
Demikian disampaikan oleh Wakil Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.