PARAH, Ospek Mahasiswa Baru UIN Surakarta Dipaksa Daftar Pinjol Gegara Sponsor, Kini Auto Disorot
Semua mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta yang mengikuti ospek diwajibkan mengunduh dan mendaftar di aplikasi pinjol gegara sponsor kampus
TRIBUN-MEDAN.COM – Ospek mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta, Jawa Tengah jadi sorotan.
Pasalnya, semua mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta yang mengikuti ospek diwajibkan mengunduh dan mendaftar di aplikasi pinjol.
Hal itu lantaran perusahaan aplikasi pinjol itu merupakan sponsor kampus UIN Raden Mas Said Surakarta.
Kini, kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di UIN Raden Mas Said Surakarta, Jawa Tengah itupun menjadi sorotan.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Mudofir telah memanggil Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) dan Senat Mahasiswa (Sema) UIN Raden Mas Said Surakarta.
"Pimpinan telah melakukan pemanggilan dan teguran terhadap Dema dan Sema UIN Raden Mas Said Surakarta," jelas Mudofir, Senin (7/8/2023).
Baca juga: Terkuak di Persidangan, Sosok Ini yang Rekam Anak Eks Pejabat Polda Aditya Hasibuan Aniaya Admiral
Baca juga: Malang, Wanita Hamil Tua Dijambret setelah Tarik Tunai di ATM, Uang Rp 1 Juta untuk Lahiran Digondol
Menurutnya pelaksanaan PBAK UIN Raden Mas Said Surakarta sudah dianggarkan dan dibiayai oleh kampus.
Untuk itu, pihaknya meminta panitia membatalkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berpotensi merugikan lembaga.
Selain itu, Mudofir menyebut pihak DEMA dan SEMA UIN Raden Mas Said Surakarta melangkah sendiri dalam melakukan penggalangan sponsorship dan tidak melaporkan kepada pimpinan universitas.
"Jika terjadi pelanggaran dalam praktik pencarian sponsorsip oleh DEMA dan SEMA, akan diselesaikan oleh Dewan Kode Etik Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta," tegas Mudofir.
Disisi lain, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sukoharjo pun mempersoalkan PBAK UIN Raden Mas Said Surakarta.
Pasalnya, sekira 4 ribu mahasiswa baru diminta mendaftar aplikasi pinjaman online (Pinjol) dan membeli souvenir PBAK.
Praktik itu dinilai sebagai penyalahgunaan wewenang untuk keuntungan pihak tertentu.
Ketua Umum HMI Cabang Sukoharjo, Fierdha Abdullah Ali, mengatakan, menjelang pelaksanaan PBAK dengan dalih agar mendapatkan konsumsi, panitia meminta seluruh mahasiswa baru untuk mengunduh dan mendaftar pada aplikasi pinjaman online.
"Data pribadi mahsiswa baru yang telah mendaftar juga dipertaruhkan keamanannya," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima TribunSolo.com, Senin (7/8/2023).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.