Karyawan PT KAI Pelaku Teroris
Saat Erick Thohir Sibuk Nyapres, BUMN Malah Jadi Sarang Teroris dan Mau Serbu Markas Brimob
Saat Menteri BUMN Erick Thohir sibuk ngurus PSSI dan nyapres, BUMN malah menjadi sarang teroris bahkan hendak menyerbu markas Brimob dan juga
TRIBUN-MEDAN.COM - Saat Menteri BUMN Erick Thohir sibuk mengurus PSSI dan digadang-gadang untuk bakal calon wakil presiden 2024, karyawan PT KAI pelaku teroris berniat serbu Markas Brimob.
Karyawan PT KAI bernama Dananjaya Erbaning ( DE ) diciduk tim Densus 88 dikediamannya di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pengamat terorisme Islah Bahrawi menilai penangkapan DE alias Danan alias Abu Nibras, karyawan PT KAI ini jadi lampu merah bagi Erick Thohir dan BUMN.
Islah menyebut beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjadi sarang teroris.
DE alias Danan alias Abu Mibras ditangkap Densus 88 di Bekasi Utara Senin (14/8/2023) menegaskan hal itu.
DE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) salah satu BUMN raksasa.
Melalui akun Twitternya, Islah Bahrawi menegaskan dirinya ingin mengetuk kesadaran Kementerian BUMN.
"Saya hanya ingin mengetuk kesadaran @KemenBUMN,”
“Sejak dulu saya dan beberapa teman berteriak ketika ada pendakwah beraliran Wahabi atau pengusung Khilafah yang anti-Pancasila berceramah di PLN, Telkom, Pertamina atau di Badan Usaha penting milik negara lainnya,”
“Banyak karyawan BUMN, Kementerian dan Lembaga negara hari ini yang mengharamkan Pancasila tapi menyuapkan makanan kepada diri dan anak istrinya dari "Gaji Pancasila"," tulis Islah Bahrawi di akun Twitternya.
"Mereka sadar, sangat sulit untuk melakukan makar atau revolusi terhadap negara ini.
Maka yang mereka lakukan adalah dengan "kudeta perlahan" melalui pengendalian lembaga-lembaga vital milik negara,”
“Mereka berusaha menggelembungkan populasinya dengan harapan bisa mengendalikan negara ketika mereka sudah menduduki posisi "decision maker" di setiap entitas yang mereka kuasai," imbuhnya.
Lebih lanjut, Aktivis Nahdlatul Ulama dari Madura ini menulis, jurus awal mereka adalah; menguasai pusat kajian keagamaan di setiap lembaga tersebut dengan mendatangkan pendakwah-pendakwah agama yang memiliki resiliensi ideologi yang sama dengan mereka.
Semisal pendakwah Wahabi, Hizbut Tahrir atau Ikhwanul Muslimin.

Ia juga mengatakan masih banyak lagi yang selama ini bergerak diam-diam di berbagai institusi penting negara.
Perlu keseriusan dari mas @erickthohir dan stake holder lainnya untuk menyelesaikan ini.
Indonesia punya Densus 88 yang bisa diajak kerjasama dan dilibatkan untuk menyelesaikan sengkarut persoalan radikalisme di BUMN.
Densus 88 bisa mencegah, assesment dan bisa juga menangkap.
Baca juga: TAMPANG Pegawai KAI Terduga Teroris Pendukung ISIS, Punya Posisi Strategis di Jaringan Teroris!
Baca juga: Sosok Karyawan PT KAI Terduga Teroris Diciduk di Bekasi, Punya Banyak Senpi dan Pendukung ISIS
Dikatakannya juga untuk jangan menunggu sampai kelompok ini betul-betul beraksi di lapangan.
“Saya kira membersihkan kelompok radikal ini adalah tekad pak @jokowi sejak 2014. Karena beliau paham, satu orang saja berhasil melakukan teror, bisa runtuh ekonomi satu negara dalam sekejap,”
“Kita bisa bayangkan efek terornya andaikata orang-orang sejenis DE ini sudah menyusup ke badan usaha penerbangan, kereta api, distribusi BBM, listrik, telekomunikasi hingga lembaga keuangan. Jangan pernah menganggap sepele persoalan "radikal radikul" ini,” ujarnya.
Berniat Serang Markas Brimob
Diketahui juga, tersangka DE alias Danan adalah alumni SMK 7 Bale Endah, Bandung (2012). Ia juga mengatakan apabila mengenal dengan dia dan keluarganya di Bandung, maka pasti paham seperti apa tafsir agama yang diyakininya.
Hingga membuat Danan ingin mati syahid dengan berniat berangkat ke Suriah atau menyerbu Markas Brimob.
Kronologi Penangkapan
Sebelumnya diberitakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengakap DE pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Penangkapan dilakukan di di Jalan Raya Bulak Sentul, RT. 07/ RW. 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara pada Senin pukul 13.17 WIB.
Setelah melakukan penggeledahan, Densus menemukan sejumlah barang bukti sejumlah senjata api rakitan dan buku-buku tentang jihad.
"Benar (pegawai KAI)," Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar.
Secara terpisah, Ketua RT setempat, Ichwanul Muslimin menyatakan, DE merupakan karyawan PT KAI.

"Dia karyawan BUMN, di PT KAI," ujar Ichawnul saat dijumpai di lokasi.
Berdasarkan hasil pendalaman Tim Densus 88 Polri, DE diketahui merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Kerap Unggah Soal ISIS dari Usia 16 Tahun
Postingan di media sosial Facebook milik pegawai BUMN berinisial DE (28) yang menjadi terduga teroris ternyata membuat merinding.
Diwartakan sebelumnya Juru bicara Densus 88 Anteror, Polri Kombes Aswin Siregar, menyebut DE mulai memahami soal ISIS pada tahun 2014 ketika isu tersebut ramai di Indonesia.
Peristiwa kerusuhan di Mako Brimob 2018 yang membuatnya kemudian terinspirasi melakukan amaliyah atau operasi.
"Pada tahun 2018 saat melihat kejadian kerusuhan di Mako Brimob, saya menjadi terinspirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melakukan amaliyah," kata DE diungkap Kombes Aswin dalam keterangannya.
Selanjutnya DE mulai mencari informasi soal jual beli senjata dan melakukan latihan menembak.
"Untuk saat ini saya masih tahap i'dad saya melakukan i'dad di gunung geulis sebanyak 2 bulan sekali,"
"Saya melakukan i'dad selama 6 jam. Senjata yang sering saya gunakan i'dad Baikal dengan peluru 9mm," sambung DE.
Baca juga: SOSOK Oknum Pegawai PT KAI Terduga Teroris, Punya 18 Senjata Rakitan dan Terafiliasi ISIS!
Baca juga: Ikut Geledah Rumah Terduga Teroris, Pihak RT Terpelongo Lihat Senjata Laras Panjang di Meja Komputer
Namun berdasarkan penelusuran TribunJakarta, DE kerap mengunggah soal ISIS ternyata sejak tahun 2011.
Di tahun 2011, usia DE berarti baru 16 tahun.
DE juga terciduk pernah mengunggah video Lagu Perjuangan Islam.
Tak cuma itu DE terlihat sempat menulis stasus soal menjadi laki-laki yang kuat.
"AKU HARUS BERUSAHA 'TUK MENJADI IKHWAN YANG KUAT!" tulis DE.
DE tampak terakhir kali mengunggah status pada 16 Agustus 2011.
Pegawai PT KAI itu bertanya soal hukum dari mendengarkan musik bagi umat Islam.
"Bagaimana hukum musik sebenarnya?" tulis DE.
Sejak saat itu, DE tak lagi pernah memposting sesuatu di Facebooknya.
Manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) tegas menyatakan bakal menindak DE apabila terbukti terlibat kasus terorisme.
"Manajemen KAI akan menindak tegas karyawan jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme," kata EVP of Corporate Secretary PT KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji saat dihubungi, Senin (14/8/2023).
"Kami siap bekerja sama dengan pihak berwenang terkait isu tersebut," lanjut dia.
Agus berujar, KAI tidak akan menoleransi tindakan yang bertentangan dengan hukum, terlebih terorisme.
Selain itu, KAI juga berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan.
"Dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integritas dan nasionalisme, serta melakukan peningkatan pengawasan oleh fungsi terkait," ujar Agus.
Penjelasan Dirut PT KAI
Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo mengungkap DE bekerja sebagai Petugas Langsir (PLR) di wilayah Daerah Operasional (Daop) 1 Stasiun Jakarta Kota.
DE bergabung di KAI pada 2016 silam.
Petugas Langsir di PT KAI memiliki tanggung jawab untuk memandu pergerakan rangkaian kereta, gerbong, atau lokomotif untuk berpindah jalur rel.
"Salah satu pegawai kami juru langsir di Stasiun Jakarta Kota," kata Didiek seperti dilansir kompas.com, Selasa (15/8/2023).
Didiek menanggapi positif apa yang telah dilakukan Tim Densus 88 terhadap pegawainya tersebut.
KAI siap bekerja sama.
"Kami siap kerja sama dengan pihak kepolisian dalam rangka untuk menyelesaikan masalah pegawai kami tersebut ya," ujar Didiek.
PT KAI sudah menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat kepolisian.
"Jadi kami serahkan prosesnya dan siap koordinasi," ungkap Didiek.
Cegah radikalisme Didiek mengaku, selama ini telah melakukan upaya maksimal dalam upaya mencegah paham radikalisme di internal PT KAI.
"Secara internal, KAI bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mulai tahun 2018," terang Didiek.
"Dan tahun 2021 pada masa pandemi kita perbaharui di stasiun Bandung waktu itu. Saya bersama Kepala BNPT, Pak Komjen Boy Rafli Amar, dalam rangka pencegahan itu," imbuhnya.
Didiek mengklaim, selama ini PT KAI bersama BNPT sudah melakukan sosialisasi pencegahan terorisme ke seluruh Indonesia.
"Waktu itu Pak Boy Rafli kita bawa ke seluruh Daop se Pulau Jawa dan jajarannya ke Pulau Sumatera untuk mencegah paham-paham radikalisme seperti ini," ucap Didiek.
(*/TRIBUN-MEDAN.COM)
Baca juga: Ketika Dipasang Alat Pendeteksi, Suara Dentuman Misterius dari Dalam Tanah di Sumenap Tak Ada Muncul
Baca juga: Sosok Istri Dirut Taspen yang Nangis Dibela Kamaruddin Simanjuntak hingga Kuliti Jahatnya Sang Suami
Baca juga: Sosok Karyawan PT KAI Terduga Teroris Diciduk di Bekasi, Punya Banyak Senpi dan Pendukung ISIS
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.