Anak Balon DPD Dpecat dari Sekolah
Tak Terima Dikritik Wali Murid, Sekolah di Riau Usir dan Pecat Anaknya, Korban Melapor ke PPA
Kharisman Rishanda sangat menyesalkan sikap sepihak sekolah Iman Syafi'i yang membuat anaknya mengalami pukulan mental.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kharisman Rishanda, bakal calon DPD RI dari Provinsi Riau kecewa dengan sikap yang dilakukan oleh Sekolah Dasar (SD) Islam Terpadu (IT) Iman Syafi'i.
Di mana, sekolah ini memecat anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar dengan cara sepihak.
Bahkan, dirinya heran sekolah tersebut tidak bisa dikritik oleh wali murid.
Wajar saja katanya, setiap murid yang belajar di sekolah mendapatkan fasilitas terbaik.
Baca juga: Pemko Medan Gelar Upacara HUT RI ke-78 di Lapangan Benteng, Kabag Kesra: Persiapan Sudah 95 Persen
Tapi tidak dengan sekolah ini.
Dikutip dari Tribunpekanbaru.com, Kuasa Hukum wali murid, Mirwan mengatakan, kejadian ini bermula ketika wali murid mengkritik akan kebijakan sekolah yang tidak sesuai harapan seperti baju hingga fasilitas sekolah.
"Awalnya wali murid di WA group protes soal baju sekolah yang tipis tidak sesuai dengan harapan, kemudian lampu sering mati, dan yang lebih parah anak- anak disuruh mencuci tangan di air bekas limbah AC karena tidak ada air bersih," kata dia.
"Dan akibat kritikan tersebut, dua orang anak dikeluarkan termasuk anak kliennya dari sekolah secara sepihak,"terangnya.
Baca juga: Anak Bakal Calon DPD RI di Riau Dikeluarkan Dari Sekolah Usai Fasilitas Dikiritik Orang Tua
Saat ini, pihaknya sudah melayangkan laporan ke UPT pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) provinsi Riau.
Mirwan mengatakan selain melaporkan ke PPA, pihaknya juga mempertimbangkan akan melaporkan ke polisi dan dinas pendidikan untuk diberi sanksi tegas.
"Karena bukan sedikit uang yang dikeluarkan untuk sekolah disitu. Seharusnya ada keadilan disana antara kewajiban dan hak. Dengan adanya proses ini kami berharap dinas pendidikan memberikan perhatian dengan memberikan sanksi tegas kepada sekolah tersebut, apalagi anak-anak tidak tahu menahu dan hanya menyampaikan haknya yang tidak dapatkannya di sekolah," ujarnya.
Kharisman Rishanda sangat menyesalkan sikap sepihak sekolah Iman Syafi'i yang membuat anaknya mengalami pukulan mental.
Dia berharap dinas pendidikan mengambil sikap terhadap masalah ini.
Baca juga: Jokowi Sindir Parpol Sebut Dirinya Pak Lurah: Saya Bukan Lurah, Saya Presiden Republik Indonesia!
"Dia mengeluarkan anak saya tanpa panggilan atau surat peringatan atau mediasi. Padahal kita sudah memberikan kewajiban kita tapi mereka tidak memberikan hak kita,"jelasnya.
Ditanya kondisi anak klien yang dikeluarkan secara sepihak oleh SD IT Iman Syafi'i, Kharisman mengatakan saat ini masih terganggu meskipun sudah pindah ke sekolah lain.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.