TERKUAK, 3 Anggota Polri Beli Senjata Api ilegal dari Pabrik yang Pasok Senjata Tersangka Teroris DE
Tiga orang anggota kepolisian ikut ditangkap lantaran diduga terlibat aksi terorisme yang melibatkan karyawan PT KAI berinisial DE (28).
TRIBUN-MEDAN.com - Tiga orang anggota kepolisian ikut ditangkap lantaran diduga terlibat dalam transaksi jual beli senjata ilegal dari pabrik juga memasok senjata tersangka teroris karyawan PT KAI Dananjaya Erbaning alias Danan ( DE / 28).
Penangkapan tersebut dibenarkan oleh Polda Metro Jaya.
Namun, penangkapan tersebut tidak berkaitan dengan aksi terorisme yang melibatkan karyawan PT KAI berinisial DE (28).
"Kami tegaskan anggota Polri tidak ada hubungan dengan jaringan teror. Ini informasi tidak benar," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers, Jumat (18/8/2023).
Hengki menyebutkan ketiga oknum polisi ini membeli senjata api ilegal dari sebuah pabrik di Semarang, Jawa Tengah.
Pabrik di Semarang, Jawa Tengah ini juga yang memasok senjata api ke terduga teroris di Bekasi inisial DE (28) yang terafiliasi jaringan ISIS.
Hengki meluruskan informasi yang beredar itu salah. Tidak ada penangkapan anggota Polri yang terkait kasus terorisme.
"Jadi sekali lagi informasi yang beredar perlu kami luruskan. Operasi kami tetap berlanjut masih banyak senjata belum kami sita. Kami kolaborasi dengan Densus bersama termasuk Puspom TNI menjaga Indonesia," ucapnya.
Adapun ketiga anggota Polri yang sebelumnya ditangkap berkaitan kasus terorisme yakni
_ Anggota Krimum Polda Metro Jaya, Bripka Reynaldi Prakoso;
- Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten Bripka Syarif Mukhsin; dan
- Kanit Reskrim Polres Polsek Bekasi Utara Iptu Muhamad Yudi Saputra.
Namun, Hengki menegaskan jika penangkapan terhadap ketiganya itu yakni terkait dengan kasus senjata api ilegal.
Ketiganya menjual senjata api ilegal, dan dibeli oleh tersangka teroris.
Namun, antara ketiga personel dengan para teroris tidak saling kenal.
"Motif sementara tidak ada hubungan dengan terorisme, tidak masuk jaringan. Kemudian niat teror juga tidak ada karena tidak saling kenal, cuma online," kata dia.
Hengki pun turut membeberkan peran ketiga polisi itu dalam kasus dugaan jual beli senjata ini.
Peran Bripka Reynaldi Prakoso: Beli Senpi via Online
Hengki menyebut Bripka Reynaldi Prakoso memiliki peran dalam pembelian senjata api secara online lewat e-commerce.
Dia menyebut, motif Reynaldi membeli senpi lantaran hobi dan tidak ada hubungannya dengan jaringan terorisme.
"(Reynaldi) beli satu pucuk via e-commerce. Kemudian, motif Reynaldi itu tidak ada hubungannya (dengan jaringan teror), dia hanya hobi senjata aja," jelas Hengki.
Peran Bripka Syarif Mukhsin: Upgrade Senpi Bripka Reynaldi
Sementara, Bripka Syarif Mukhsin memiliki peran untuk melakukan upgrade saat diminta oleh Bripka Reynaldi.
Upgrade yang dimaksud yaitu dari senjata airgun ke senpi.
"Syarif ini pernah diminta bantuan oleh Reynaldi Prakoso untuk upgrade senjata ke senjata api," jelas Hengki.
Kini, kata Hengki, Syarif sudah ditangkap dan diserahkan ke Paminal Polda Jawa Barat lantaran dirinya adalah anggota Polresta Kabupaten Cirebon.
"Yang satu kita serahkan ke Paminal Polda Jabar, apabila ada pidana larikan (diserahkan) ke kita lagi, TKP ke kita yang (anggota Polres) Cirebon," jelasnya.
Peran Iptu Muhamad Yudi Saputra: Dititipi Senpi oleh Penjual
Lalu, Hengki turut menjelaskan peran Iptu Muhamad Yudi Saputra yang sempat diisukan memiliki kaitan dengan tersangka terorisme karyawan KAI berinisial DE.
Adapun isu tersebut, yakni Iptu Muhamad Yudi Saputra adalah pemasok senpi laras panjang kepda DE padahal faktanya adalah bukan.
"Yang Iptu (Muhamad Yudi Saputra) yang dikatakan dalam WA yang beredar bahwa pemasok senjata api laras panjang itu tidak benar, ya. Pemasok senjata api panjang itu sudah kami tangkap, senjata panjang dan juga G2 Combat, pistol," kata Hengki.
Kendati demikian, Iptu Muhamad ditangkap lantaran dititipi senpi oleh penjual senpi di e-commerce.
Hengki mengatakan, penjual tersebut sudah mengetahui menjadi target operasi (TO) polisi sehingga menitipkan senpi miliknya ke Iptu Muhamad.
Namun, sambungnya, upaya penitipan tersebut sudah digagalkan sebelum terjadi.
"Yang bersangkutan (Iptu Muhamad Yudi Saputra) ada salahnya juga, karena yang kita tangkap target ini, karena sudah tahu ditarget oleh kepolisian, ketakutan menitipkan senjatanya ke anggota ini."
"Belum sempat dilaporkan sudah kita ambil, jadi ada pelanggaran di sana," jelas Hengki.
Sebelumnya, beredar informasi jika tiga anggota Polri dikabarkan ditangkap lantaran diduga terlibat dalam kasus penangkapan DE (28), karyawan KAI pendukung ISIS.
DE sendiri ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Bekasi, Jawa Barat.
Dari tangan DE polisi mengamankan 16 pucuk senjata api baik laras panjang maupun pendek.
Salah satu akun Twitter Mas Steff yang telah terverifikasi turut mengunggah jumlah senjata dan amunisi yang turut diamankan Densus 88 AT Polri dari tersangka DE tersebut.
"Izinkan saya sedikit membahas isu ini, dan betapa mengerikannya jika aksi ini berhasil dieksekusi,"twitnya.
Menurut datanya, adapun sejumlah senjata dan amunisi yang diamankan Densus 88 AT Polri tersebut ialah:
3 pucuk Senapan Serbu Laras Panjang
1 pucuk SMG
1 pucuk shotgun
11 pucuk Pistol
25 magazine Senapan Serbu
9 magazine SMG
12 magazine Pistol call 9mm
20 magazine AirGun
Dan banyak sekali peluru 7.62, 5.56, 9mm dan Shotgun
1 magazine senapan serbu berisi 30 butir peluru
25 magazine berarti 750 butir peluru yang siap ditembakkan dari 3 pucuk senapan serbu laras panjang
1 magazine pistol pukul rata berisi 10 butir
12 magazine berarti 120 butir peluru siap ditembakkan dari 11 pucuk pistol
1 magazine SMG berisikan 25 butir peluru
9 magazine berarti 225 butir peluru siap ditembakkan dari 1 pucuk Uzi SMG
Jika ditotal ada 1.095 butir peluru siap ditembakkan dari total 16 pucuk senjata api
Anggap saja 1 personel memegang 1 pucuk
Berarti ada 16 personel bersenjata peluru tajam
Jika mereka sangat terlatih, bisa jadi mereka cuma butuh 3 butir peluru untuk menumbangkan 1 lawan .. bisa jadi malah cuma butuh 2 butir
Berarti kelompok ini memiliki kemampuan menumbangkan 365 personel lawan yang kemungkinan tidak sesiap mereka saat diserbu oleh mereka
Bisa dibayangkan berapa besar daya rusak yang diciptakan dari Aksi mereka ini jika berhasil dieksekusi ??! Pembantaian Massal !!!
Apa yang terjadi jika mereka menyerbu gudang persenjataan misalnya ??!
Atau disebar untuk menyerbu beberapa tempat pusat keramaian seperti Mall ??!
Apresiasi tertinggi sungguh harus diberikan kepada DENSUS 88 karena bisa menyita dan mengaggalkan rencana Aksi Pembantaian Massal ini
Bisa dibayangkan jika omongan Fadli Zon dikabulkan dan Densus 88 dibubarkan seperti perkataannya ??!!!
Unggahan Mas Steff ini pun turut ditanggapi warganet. "Itu KKB yg tiap hari petantang patenteng terang2an bawa senjata kenapa ga disebut TERORIS, dan kenapa terkesan di biarkan ya? Sementara ini cma menemukan senjata segitu saja dianggap penemuan besar,"balas akun Moemoe @Moemoe54769338.
"Kamu gak baca ya tulisan saya?? penemuan kemarin itu punya kemampuan melakukan pembunuhan massal hingga 300-500 orang sekaligus, bahkan KKB aja ga sebiadab itu," balas Mas Steff.
"Dan medan peperangannya juga berbeda dengan target berbeda Teroris ini sengaja menyasar kumpulan banyak masyarakat sipil Karena ketika mereka berhasil melancarkan aksinya, dampak teror ketakutan yg mereka timbulkan sangat massive,"sambungnya.
Sekadar informasi, sebelumnya Fadli Zon mendesak lembaga Densus 88 sebaiknya dibubarkan.
Dia menilai keberadaan Densus kerap menciptakan narasi Islamofobia di masyarakat.
"Narasi berbau Islamofobia tak akan dipercaya rakyat lagi," cuit Fadli dalam akun Twitter pribadinya @fadlizon, Rabu (6/10/2021) lalu.
"Dunia sudah berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja.
Teroris memang harus diberantas, tapi jangan dijadikan komoditas," ujarnya.
Menurut dia, sebaiknya persoalan teroris di Indonesia diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme saja.
"Sudah terlalu banyak lembaga yang tangani terorisme. Harusnya @BNPTRI saja,"pungkasnya.
Saldo Rekening Dananjaya Erbaning Miliaran
Isi saldo rekening pelaku teroris yang merupakan karyawan PT KAI Dananjaya Erbaning (DE) mencengangkan.
Adapun isi saldo karyawan PT KAI Dananjaya Erbaning (DE) dikuak oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Melihat saldo tersebut, PPATK pun memblokir rekening karyawan BUMN Dananjaya Erbaning tersebut.
"Kami melaksanakan kewenangan kami (untuk pemblokiran) sesuai UU Nomor 8/2010," ujar Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana dilansir Tribun-Medan.com dari wartakotalive.com, Kamis (17/8/2023).
Terkait saldo yang ada di rekening DE, Ivan mengatakan bahwa totalnya mencapai miliaran.
''Miliaran," katanya.
Lebih lanjut, ia juga menuturkan pihaknya bakal berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror Polri terkait pemblokiran itu.
"Kami koordinasikan dengan Densus 88 ya," ucap Ivan
(*/Tribun-Medan.com)
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Pegawai PT KAI Teduga Teroris
Polda Metro Jaya
terorisme
Tribun Medan
Densus 88
Oknum polisi jual senjata ke teroris
Bripka Reynaldi Prakoso
Bripka Syarif Mukhsin
Iptu Muhamad Yudi Saputra
Wiro Sableng Peragakan 39 Adegan Pada Rekonstruksi Pembunuhan Pedagang Kain di Pasar Buah Berastagi |
![]() |
---|
PSMS Medan Lakukan Evaluasi Usai Kalah Lawan Persekat Tegal, Jelang Tandang ke PSPS Pekanbaru |
![]() |
---|
TERNYATA Ada 2 Oknum TNI AD Terlibat Pembunuhan Kacab Bank BUMN, PM Sita Uang Rp 40 Juta |
![]() |
---|
Polisi Digebuki Sampai Babak Belur di Depan Pos Lantas, Dipicu Hentikan Pemotor Tak Pakai Helm |
![]() |
---|
Optimis PSMS Medan Menang, Kas Hartadi Sebut Akan Menjamu Persekat Tegal di SUSU |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.