Breaking News

Berita Viral

Sosok Budiman Sudjatmiko, Rela Dipecat PDIP Demi Dukung Prabowo Jadi Presiden

Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Budiman Sudjatmiko rela dipecat demi mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi

Editor: Liska Rahayu
Kompas
Pertemuan Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto Selasa (18/7/2023) malam 

Kerusuhan Kudatuli pecah dipicu aksi pendukung PDI kubu Soerjadi yang menolak keputusan Kongres Jakarta yang memilih Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI.

Saat itu, rezim Orde Baru menyebut PRD berada di balik kerusuhan Kudatuli karena dinilai telah secara nyata melawan Orde Baru.

Diberitakan Harian Kompas, 31 Juli 1996 Menko Polkam Soesilo Soedarman bahkan pernah menyebut, PRD menunjukkan kemiripan dengan PKI terutama dari istilah-istilah yang digunakan dalam manifesto politik tertanggal 22 Juli 1996.

Selain itu menurut Soesilo, PRD hanya satu dari beberapa pihak yang disebut membonceng dalam kerusuhan tersebut. Buntut dari peristiwa Kudatuli, sejumlah aktivis PRD ditangkap termasuk Budiman.

Tahun 1997, Budiman kemudian diadili dan divonis hukuman 13 tahun penjara karena dianggap sebagai aktor intelektual peristiwa Kudatuli.

Budiman sempat dipenjara selama sekitar 3,5 tahun. Namun kemudian, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memberinya Amnesti pada Desember 1999.

Pada tahun 2004 Budiman melanjutkan karir politiknya dengan bergabung ke PDI Perjuangan.

Ia bahkan menduduki kursi parlemen di Senayan selama dua periode yakni anggota DPR dari Fraksi PDI-P pada 2009-2014 dan 2014-2019.

Mengaku cocok dengan Prabowo

Sebelumnya, Budiman dan Prabowo sempat melakukan pertemuan pada Selasa (19/7/2023) di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Usai pertemuan yang berlangsung selama 2 jam tersebut, Budiman mengaku memiliki kecocokan dengan Prabowo.

Dia bahkan menganggap Prabowo bisa membawa Indonesia lepas dari krisis global. Menurutnya Prabowo memiliki cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengannya.

“Dalam pengertian, suatu bangsa ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global,” ujar Budiman dikutip dari Kompas.com (19/7/2023).

Budiman menyebut, diperlukan kerja sama dari figur berlatar belakang militer dan intelijen dengan sosok yang memiliki rekam jejak sebagai aktivis untuk menghadapi situasi saat ini.

Prabowo sendiri mengakui dirinya pernah berseberangan dengan Budiman saat masa Orde Baru di mana ia menjadi bagian militer dan Budiman sebagai aktivis.

Namun menurutnya hal itu tak menghalangi dirinya dan Budiman menjalin hubungan baik.

“Kita memang pernah berhadapan, tapi yang buat kita dulu (berbeda) suatu keadaan, kondisi, sistem. Ternyata, kenyataannya, kita sebenarnya memiliki cita-cita yang sama,” kata dia.

(*/Tribun-Medan.com)

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   

 

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved