TRIBUNWIKI

Kisah Sukses Asti dan Hasan, Pemilik Usaha Pisang Pasir Wais, Modal Awal Hanya Rp 1,5 Juta

Kuliner Medan yang telah berdiri sejak tahun 2017 ini telah memiliki 4 cabang yang tersebar di Kota Medan

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DIANA
Sosok Asti Nurul Hafizah dan Muhamad Hasan pemilik Pisang Pasir Wais 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Siapa yang tidak mengenal Pisang Pasir Wais?

Kuliner Medan yang berbahan baku pisang kepok dengan lumuran coklat ini menjadi salah satu cemilan yang sangat populer di Kota Medan, khususnya bagi kalangan kaum milenial.

Kuliner Medan yang telah berdiri sejak tahun 2017 ini telah memiliki 4 cabang yang tersebar di Kota Medan yaitu di Jalan HM Joni, Jalan Setia Budi, Medan Johor dan Tanjung Merawa.

Asti Nurul Hafizah dan Muhamad Hasan merupakan pasangan suami-istri pemilik dari kuliner viral yang memiliki cita rasa enak dan gurih yaitu Pisang Pasir Wais.

Diceritakan Asti, kesuksesan usaha kuliner Pisang Pasir Wais miliknya yang kini mendapatkan omzet perbulannya Rp 300 juta lebih ini berawal dari keinginan Asti dan suami untuk memiliki usaha baru di bidang kuliner.

Ketika sedang mencari inspirasi di sosial media Instagram, Asti menemukan ide untuk membuat usaha kuliner dari olahan pisang yang berbeda dari yang lain dan tidak pernah ada di Kota Medan.

"Saya sebelumnya punya usaha cake dan ada niat untuk tambah usaha, jadi Idenya itu dari ketika saya mencari inspirasi di Instagram pada jaman itu, nah saya lihat pertama kali itu di Bandung ada jajan viral dengan nama pisang rajo, tapi saya lihat di Kota Medan belum ada kemudian saya mencoba untuk membuka usaha ini secara offline di rumah," ujarnya kepada Tribun-medan.com.

Dikatakannya, sebelum menjajakan usaha barunya kepada pelanggan dan masyarakat Kota Medan, Asti dan suami mencari-cari jenis pisang apa yang cocok untuk usaha barunya tersebut.

Mulai dari beberapa jenis pisang hingga pisang dari luar daerah sudah dijelajahi Asti dan suami.

"Jadi dari awal kami merintis usaha ini kami sudah keliling untuk mencari jenis pisang apa yang cocok untuk dijual dengan cita rasa yang pas dan memiliki nilai jual yang tinggi

"Kami sudah tes kepok dari Perbaungan, ada yang dari Balam, bahkan ada yang dari Padang dan Papua, tapi dari antara semua jenis pisang kepok yang paling banyak disuka itu pisang kepok Nias karena memiliki cita rasa manis dan dalamnya itu berwarna kuning tetapi kalahnya hanya di ukuran," ungkapnya.

Setelah menemukan pisang yang cocok dan bahan baku lainnya sudah pas, Asti lalu mencoba untuk memberikan tester kepada seluruh pelanggan setia usaha kuenya.

"Jadi orang yang membeli cake akan saya kasih bonus pisang pasir tadi, dan ternyata mereka suka dan mulai membeli pisang pasir saya," tuturnya.

Namun ketika masyarakat mulai mengenal dan banyak yang memesan pisang pasir milik Asti, ternyata para pelanggan tersebut mengeluhkan pisang yang dibeli dingin ketika sampai ke rumah.

Dengan bermodalkan tekat dan uang sebesar Rp 1.500.000 ribu, Asti mencoba menjawab keluh kesah pelanggan dengan cara membuka outlet di sekitar kampus yang berada di Jalan HM Joni.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved