TRIBUNWIKI

Kisah Sukses Asti dan Hasan, Pemilik Usaha Pisang Pasir Wais, Modal Awal Hanya Rp 1,5 Juta

Kuliner Medan yang telah berdiri sejak tahun 2017 ini telah memiliki 4 cabang yang tersebar di Kota Medan

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DIANA
Sosok Asti Nurul Hafizah dan Muhamad Hasan pemilik Pisang Pasir Wais 

"Pelanggan ternyata suka yang hangat, jadi terfikir saya dengan modal Rp 1.500.000 saya buka tenda di depan kampusnya suami di Jalan HM Joni dan saat itu langsung berjualan dengan mempromosikan melalui instagram dan selebgram," ungkapnya.

Tak disangka, ketika pertama kali membuka usahanya yang hanya ditutupi dengan tenda tersebut banyak diminati masyarakat hingga antrian membludak.

"Gak menyangka langsung meledak, omzet pertama kami sekitar Rp 50 juta perbulan, bulan ke dua naik lagi karena kita juda sudah bermitra dengan gojek jadi Rp 80 juta sampai di tahun 2018 gila-gilaan omzetnya dalam satu hari kita sudah bisa kumpulkan Rp 27 juta untuk satu outlet," Ungkapnya.

Melihat banyaknya pembeli hingga 500 lebih antrian dan masyarakat juga mengeluh karna harus menunggu 3 jam lebih, Asti dan suami berinisiasi untuk membuka cabang di beberapa tempat.

Setelah membuka cabang, usaha Asti semakin meledak dan pendapatannya pun bertambah hingga tembus Rp 700 juta per bulan.

"Di saat 2018 awal hingga memasuki covid, omzet kami di angka Rp 600 juta hingga Rp 700 juta perbulan dengan hanya ada 3 outlet, yaitu Setia Budi, HM Joni sama tanjung merawa, penjualan terbanyak itu di HM Joni," Tuturnya.

Namun, ketika sedang berada diatas puncak, usaha Pisang Pasir Wais milik Asti dan Suami harus diterpa badai yang besar yaitu Pandemi Covid 19.

"Badai Covid tidak bisa dihindari, omzet kita menurun drastis, perekonomian masyarakat Kota Medan juga terganggu sehingga kita juga diharuskan untuk survive," katanya.

Meski diterpa badai, Asti dan Suami mampu melewati masa sulitnya dan tetap konsisten menjalani usahanya hingga saat ini.

"Sekarang omzetnya semenjak Covid agak menurun ya jadi Rp 300 jutaan dengan 4 outlet, memang semenjak Covid kita menstabilkannya lagi  sangat berat, jadi untuk dapat separuhnya aja kita sudah sangat alhamdulillah," Ungkapnya.

Untuk terus konsisten menjalankan sebuah usaha, Asti selalu memegang teguh slogannya yaitu selagi masih berpijak diatas bumi, berarti rejeki akan selalu ada.

"Kalau saya dari dulu slogan saya selagi saya masih berpijak di bumi ini berarti masih banyak rezeki, jadi ketika omzetnya menurun saya berpegang pada itu saja, karena sistem dagang ini kalau hari ini gak laku belum tentu besok gak laku.

Jadi kalau hari ini sepi, besok coba lagi dengan inovasi baru entah itu dipromosikan, rasa, potongan harga ataupun lainnya," Paparnya.

Saat ini Asti telah memiliki 17 karyawan yang terdiri dari 13 karyawan di Outlet dan 4 karyawan di produksi.

Asti berpesan kepada seluruh masyarakat yang baru saja membuka usaha kuliner, harus tetap konsisten, terus semangat dan jangan menyerah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved