Setoran Judi Togel

IPW Tuding Kapolda Sumut Tidak Transparan Tangani Kasus Setoran Togel yang Diungkap Kodam I/BB

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, sebut Kapolda Sumut tak transparan tangani kasus judi togel di Langkat

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Array A Argus
KOMPAS.com/ Tatang Guritno
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022). Sugeng menemui Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI untuk mengklarifikasi dugaan penerimaan uang anggota DPR dari Ferdy Sambo terkait kasus kematian Brigadir J. 

Kodam I/Bukit Barisan memastikan Aipda Jhon Piter Hutasoit sebagai kordinator lapangan dan mendapat keuntungan sebesar 6 persen perharinya dari bisnis haram tersebut.

Usai ditangkap, personel Polres Langkat itu langsung diserahkan ke Polda Sumut.

Namun sempat ditolak karena yang diamankan bukan perwira polisi, sehingga penanganannya masih di Propam Polres Langkat.

"Iya, Korlap. Kita proses sesuai aturan dan 1x24 jam kita serahkan ke Polda Sumut. Tidak ada kita tahan-tahan," katanya.

Penangkapan Supriatin, koordinator togel di Kecamatan Stabat dan Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat menguak aliran setoran ke sejumlah oknum polisi dan TNI.

Dari informasi diperoleh Tribun-medan.com, omzet judi togel yang dikendalikan Ziki dan Supriatin mencapai Rp 60 juta per hari.

Tak heran, jika Supriatin dalam keterangannya mengaku rutin memberikan setoran kepada anak buah Kapolda Sumut dan Pangdam I/Bukit Barisan yang bertugas di wilayah Kabupaten Langkat dan sekitarnya.

Dari keterangan di lapangan, ada 12 titik judi togel yang dikendalikan Ziki dan Supriatin.

Adapun rinciannya Am (Gohor) Rp 10 juta, Ul (Pajak/Stabat Kota) Rp 4 juta, WS (Kampung Kruni sampai Pantai Gemi) Rp 1,2 juta dan Put (Jembatan Sei Wampu) Rp 1 juta.

Kemudian Dw (Pantai Gemi) Rp 4 juta, WU (Pasar 6 Kwala Bingai) Rp 10 juta, Bem (Titi Putih) Rp 2,5 juta, Sai (Karang Rejo/Dendang) Rp 5 juta dan WU (Pasar 6, Pasar 8, Kwala Begumit) Rp 4 juta.

Selanjutnya Bud (Getek Besilam) Rp 3 juta, Bob (Perdamaian Stabat) Rp 10 juta dan WA (Bangsal Stabat) Rp 5 juta. 

Dari chatingan pesan WhatsApp yang beredar dan diperoleh Tribun-medan.com, dugaan upeti juga disinyalir diterima oleh Kasat Intelkam Polres Langkat, AKP Syarif Ginting.

Dalam chatingan tersebut, AKP Syarif Ginting disebut menerima setoran Rp 5 juta.

Namun, ketika dikonfirmasi, Syarif membantahnya. 

"Jangankan Rp 5 juta, 100 perak pun enggak ada, apalagi Rp 5 juta," kata Syarif, Selasa (15/8/2023).

Ditanya mengenai bukti chat yang beredar, Syarif berkilah hal itu bisa saja dibuat-buat. 

"Kalau chat kan bisa-bisa saja, kalau chat itu kan namanya chat, kecuali kayak kemarin ada bukti transfer," ujar Syarif. 

Dalam chatingan tersebut, tertera bahwa Polres Langkat menerima Rp 25 juta/dua minggu, Polsek Stabat menerima Rp 7 juta/dua minggu dan Polsek Secanggang Rp 3 juta per bulan.

Adapun pesan chatingan setoran ini didapat setelah penangkapan Supriatin (38), koordinator togel di Kecamatan Secanggang dan Kecamatan Stabat oleh Deninteldam I/Bukit Barisan. 

Selain menangkap Supriatin, TNI AD juga menangkap Abdul Ari (67) sebagai juru tulis dan Agus Sari (47) diduga sebagai pembeli.(cr25/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved