Akibat Pengerjaan Drainase di Jermal 17, Warga tak Leluasa Keluarkan Kendaraan

Warga kawasan Jermal 17 Kecamatan Medan Denai mengeluhkan pengerjaan proyek drainase milik Pemko Medan.

Tribun Medan/Anisa Rahmadani
PENGERJAAN proyek drainase milik Pemko Medan yang tak kunjung selesai, Kamis (24/8). Akibatnya proyek drainase ini membuat air rumah warga setempat tak hidup dan sulitnya akses masuk ke rumah mereka. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Warga kawasan Jermal 17 Kecamatan Medan Denai mengeluhkan pengerjaan proyek drainase milik Pemko Medan. Pasalnya, pengerjaan drainase yang dilakukan oleh kontraktor ini tak kunjung selesai dan pemasangannya cukup amburadul.

Akibatnya, saat hujan tiba, jalan tersebut menjadi becek, dan licin. Sementara, jalan akan berdebu saat cuaca sedang panas. Selain itu akses jalan ke rumah warga pun menjadi terganggu. "Naik sepeda motor saja susah. Jalan licin saat hujan. Belum lagi, jalan semakin kecil, karena termakan drainase yang hampir separuh jalan," ujar Said Ilham, warga Jermal 17 kepada Tribun Medan, Kamis (24/8/2023).

Said mengaku, warga tidak bisa leluasa mengeluarkan kendaraan dari rumahnya karena adanya drainase yang tak kunjung selesai.

"Bagi pemilik rumah yang ingin menggunakan kendaraan roda empat, mustahil untuk keluar. Begitu juga pengendera roda dua, lebih memilih memesan Grab, karena repotnya mengeluarkan kendaraan," jelas Ilham, Kamis (24/8).

Dikatakan Said pemasangan drainase ini sudah memakan waktu yang cukup lama.

"Yang sangat kami sesali, kesulitan kami ini tidak berlangsung selama satu hingga tiga hari saja. Kondisi ini sudah kami lewati selama dua bulan," jelasnya.

Dikatakan Said, saat ini pemasangan penutup U-Ditch juga belum seluruhnya, dan tumpukan tanah juga masih terlihat di beberapa titik jalan. "Penutup U-Ditch terpasang hanya sebagian, padahal proyek ini sudah lama dilakukan oleh pihak kontraktor," ucapnya.

Said menerangkan, drainase yang belum dipasang penutup, menganga lebar hampir selebar badan jalan. "Jika tidak hati-hati itu bisa membahayakan pengendara terutama di malam hari," ucapnya.

Apalagi, kata Said, kawasan tersebut padat pemukiman dan banyak anak-anak."Apa kontraktor menunggu sampai ada korban, baru penutup drainasenya dipasang," ucap Said.

Saat ini, dikatakan Said pengerjaan drainase sudah menyentuh ujung Jalan Jermal 17 di simpang Jermal 12. Selama tiga hingga empat hari terakhir, para pekerja melakukan pengorekan parit dan pemasangan U-Ditch di bagian itu.

"Makanya kami kesal. Pengorekan yang dilakukan tepat di sepanjang pintu masuk rumah-rumah warga. Penyebabnya, karena pengerjaan itu terkesan berlarut-larut dan amburadul," ucapnya berkali-kali

Bahkan, Imron, warga lainnya, mengatakan, beberapa rumah warga terputus saluran air bersihnya akibat pengerokan parit.

Baca juga: Dapat Kucuran Rp 800 M dari Jokowi Buat Perbaikan Jalan, Gubernur Lampung : Kalau Bicara Kurang

"Sudah dua hari ini kesulitan air bersih. Air terputus seharian, tidak bisa apa-apa. Seperti hari ini, repot kali. Terpaksa mencari rumah yang punya sumur sampai ke jalan seberang, minta air untuk kebutuhan di rumah. Mau buang air kecil saja susah, karena khwatir kekurangan air di bak bang," ungkap Imron.

Menurutnya, kontraktor semestinya segera memperbaiki pipa air bersih ke rumah warga yang terputus, jangan sampai berlarut-larut. .

"Jangan pula kontraktornya saja yang dapat untung, di atas derita warga. Tanggung jawablah. Jangan suka hatinya memutus air ke rumah warga dan dibiarkan lama begini. Kontraktornya enak-enak dapat proyek, kita yang dibuat sengsara," ungkapnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved