Berita KPK

Megawati Terang-terangan Usulkan KPK Bubar, Fahri Hamzah Bilang Keliru yang Minta Dibubarkan

Fahri Hamzah, yang dahulu getol mendesak supaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan, ikut bersuara

Editor: Salomo Tarigan
kolase tribunjateng
Megawati dan Fahri Hamzah 

TRIBUN-MEDAN.com - Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah, yang dahulu getol mendesak supaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan, ikut bersuara terkait munculnya kembali wacana tersebut.

Kali ini, justru Fahri menilai sangat keliru jika ada yang meminta lembaga anti rasuah itu dibubarkan, dengan alasan tidak efektif.

"Kekeliruannya karena dugaan saya hari ini permintaan orang agar KPK dibubarkan, bukan karena lembaga tidak efektif. Tetapi karena mereka tahu bahwa KPK masih sangat efektif dan tidak bisa dikendalikan," kata Fahri kepada wartawan, Kamis (24/8/2023).

Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini tetap menganggap dengan fungsi KPK yang independen, maka harus tetap ada untuk menjalankan fungsi supervisi, koordinasi dan monitoring terhadap kerja dan kinerja penegakan hukum dan pemberantasan korupsi itu secara umum pada semua lembaga negara.

"Saya termasuk yang bersyukur kalau KPK RI tidak lagi melayani 'aspirasi politik' jalanan. Dari dulu kelakuan pimpinan KPK yang menjadikan gedung Merah Putih, tempat menggalang opini dan public pressure saya tentang. 'Kalian itu penegak hukum'. Demikian kata saya sangat keras," ujarnya.

Sebaliknya, lanjut Fahri Hamzah, mereka yang punya aspirasi terkait penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, sebaiknya disampaikan ke Komisi III DPR RI, agar menjadi bahan bagi rapat yang biasanya paling tidak diselenggarakan dalam satu kali masa sidang.

Karena memang tugas DPR RI adalah menyalurkan aspirasi rakyat, lalu apa yang mereka dengar itu dijadikan bahan temuan awal untuk dikonfirmasi kepada semua lembaga negara termasuk KPK adalah tugas rutin DPR RI dalam fungsi Pengawasan.

"Jika DPR dianggap tidak efektif, maka sekarang ini kita hidup dalam alam kebebasan media di mana pressure dapat juga dilakukan melalui tulisan dan video yang kita bebas sampaikan. Tetapi menekan supaya lembaga penegak hukum mengambil sikap berdasarkan tekanan publik itu yang bisa merusak iklim penegakan hukum kita ke depan," katanya.

Mungkin, menurut mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu, sebagian orang menganggap itu efektif, tetapi sebaiknya dipertimbangkan apabila semua lembaga penegak hukum harus mendengar tuntutan dari mereka yang datang dan menuntut agar lembaga penegak hukum menghukum atau tidak menghukum, maka tentu hukum tidak lagi tegak tetapi hukum menyediakan diri untuk memfasilitasi pertarungan politik.

"Itulah yang harus disadari dari fungsi KPK yang ada sekarang. KPK itu seharusnya bekerja untuk melakukan harmonisasi atas kerja kerja lembaga negara dan khususnya lembaga penegak hukum. KPK tidak lagi bergerak sendiri dan KPK tidak lagi unjuk kemampuan sendiri tapi bekerja bersama sama menciptakan iklim penegakan hukum yang sehat dan dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.

"Jika KPK nampak seperti tidak lagi efektif, maka kita tidak bisa menilai KPK seperti dulu prestasi nya, dimana dari jumlah orang yang ditangkap dan jumlah orang yang di tersangkakan. Tetapi prestasi KPK itu dilihat dari pencapaian jangka panjang untuk menciptakan ekosistem penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang masif, demikian," pungkas caleg dari Partai Gelora Indonesia untuk dearah pemilihan atau Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I ini.

Sebelumnya, Presiden ke-5 RI yang juga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputrinmenyampaikan usulan membubarkan KPK. Dia menilai KPK sudah tidak efektif dalam pemberantasan korupsi.

“Saya sampai kadang-kadang bilang sama Pak Jokowi, sudah deh, bubarin aja KPK itu Pak, jadi menurut saya nggak efektif. Ibu nih kalau ngomong ces pleng,” kata Megawati saat memberikan pidato dalam acara sosialisasi buku teks utama pendidikan pancasila, di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8/2023).

Namun, belakangan kalimat itu diluruskan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Menurutnya, pernyataan Megawati itu justru diasumsikan berbeda.

Megawati tak bermaksud mengusulkan kepada Presiden Jokowi untuk menghapus KPK.

"Itu dipelintir. Jadi pernyataan sebenarnya dari Ibu Megawati Soekarnoputri, beliau lah yang mendirikan KPK. Supaya pemberantasan korupsi itu terus menerus dilakukan, dengan segala upaya," kata Hasto ditemui di kawasan Yogyakarta, Selasa (22/8/2023) usai menghadiri acara deklarasi relawan Ganjar Pranowo dari kaum intelektual Yogyakarta.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter  

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved