Sampah Plastik Diolah Menjadi BBM, Immanuel Gunakan Mesin Teknologi Pyrolisis Generasi ke-5

Meski meracik mesin yang menghabiskan biaya sekitar Rp 100 juta, Immanuel berhasil mengubah sampah plastik menjadi BBM

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Eti Wahyuni
Tribun Medan/Risky Cahyadi
Warga mengolah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) menggunakan mesin pengubah sampah di Binjai Selatan, Sumatera Utara, Senin (28/8/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Banyak orang menganggap, sampah plastik adalah objek yang disebut-sebut sebagai objek pencemaran lingkungan. Namun siapa sangka, sampah plastik dapat disulap menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Seperti yang dilakukan Immanuel Syaputra Purba (27). Amatan Tribun saat mendatangi lokasi kediamannya di Jalan Bhakti Karya, Lingkungan V, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, Sumatra Utara, ia menyulap sampah plastik menjadi BBM dengan bantuan mesin bernama Pyrolisis Generasi ke-5.

Meski meracik mesin yang menghabiskan biaya sekitar Rp 100 juta, Immanuel berhasil mengubah sampah plastik menjadi BBM setara solar dan bensin.

"Kegiatan yang ada di lokasi kita ini penerapan teknologi Pyrolisis Generasi ke-5 untuk penanggulangan sampah plastik untuk menjadi bahan bakar alternatif, yang setara solar dan bensin," ujar Immanuel, Jumat (1/9/2023).

Baca juga: Polisi Amankan Tiga Truk Tangki yang Lakukan Kecurangan Penyaluran BBM Subsidi, Belum Ada Tersangka

Awalnya Immanuel mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak setara jenis bensin dan solar di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deliserdang, sekitar tahun 2022. Namun karena mengolah sampah plastik agak masuk ke pemukiman padat penduduk, mereka pindah ke Binjai pada tahun 2023.

Tak hanya itu, Immanuel menambahkan, idenya ini muncul berawal dari sang ayah yang menunjukkan peluang usaha ramah lingkungan.

"Jadi pengembangan kita di sini adalah unit swadaya kita, bersama dengan PT Global Talent Nusantara, yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan pertanian, dan juga koperasi masyarakat Danau Toba," ujar Immanuel.

Ia berharap, ke depannya di beberapa daerah di Sumut, khususnya untuk penanganan sampah plastik sudah bisa menjadi win-win solution melalui teknologi Pyrolisis Generasi ke-5 dari BSB.

Sementara itu, Immanuel pun membeberkan bagaimana proses sampah plastik itu bisa disulap menjadi BBM.
Berawal saat ia menyediakan sedikitnya 50 kilogram sampah plastik yang terpilah. Kemudian pada sebuah tabung berbahan pelat berwarna hitam yang di bawahnya dikelilingi batubara, bahan baku sampah plastik ini dimasukkan ke dalamnya.

“Sebelum dimasukkan, plastik-plastik yang menjadi bahan baku ini dicuci terlebih dahulu. Setelah bersih, baru dimasukkan ke dalam tabung ini untuk diolah menjadi bahan bakar minyak. Hasil dari bahan bakar minyak bensin dan solar, tersaring sendiri secara otomatis,” ujar Immanuel.

Alasan plastik harus bersih agar hasil olahan dapat menghasilkan cairan yang bagus. Pada bawah tabung terdapat pengapian dengan menggunakan kayu.

Ketika mesin sudah panas hingga 100 derajat celcius, bahan baku plastik dimasukkan ke dalam tabungnya seraya mempertahankan suhu tetap stabil dan bila perlu cenderung naik.

“Proses pengolahan limbah plastik berjalan selama 8 sampai 12 jam untuk menghasilkan setara bahan baku 1:1, satu kilogram sampah jadi setara satu liter bahan baku yang setara bensin atau pun solar,” ujar Immanuel.

Setelah 12 jam sampah plastik diolah, keluar cairan yang menjadikan bahan bakar. Namun, cairan tersebut tidak dapat langsung digunakan.

Immanuel menyebut, cairan tersebut harus dilakukan treatment. Caranya, 25 liter cairan BBM yang dihasilkan dari pengolahan sampah plastik ini, dicampur dengan 100 mililiter aditif cair dan aduk di mesin treatment selama 15 menit serta dilanjutkan proses oksidasi selama 15 menit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved