Berita Viral

Analisis Rocky Gerung Soal Nasib AHY Usai Ditinggal Anies: Kemungkinan Masuk dalam Kompetisi Hilang

Pengamat Politik Rocky Gerung membaca langkah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) setelah ditinggalkan Anies Baswedan.

Editor: Liska Rahayu
Tangkapan Layar YouTube realita TV
Rocky Gerung 

TRIBUN-MEDAN.com - Pengamat Politik Rocky Gerung membaca langkah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) setelah ditinggalkan Anies Baswedan.

Rocky Gerung melihat Demokrat tengah dalam dilema.

Apakah Demokrat mau terus menjadi oposisi dengan narasi perubahannya, atau berusaha untuk mencari kerja sama politik yang memungkinkan AHY menjadi cawapres.

Sebab, Pilpres kali ini, kata Rocky Gerung, adalah saat paling tepat bagi AHY untuk turun ke gelanggang kontestasi politik eksekutif lima tahunan.

"Setelah keluar dia masuk ke siapa. Itu juga ujian moral tuh."

"Bertahan sebagai oposisi, ya mungkin mereka bisa, tapi kemungkinan AHY masuk dalam kompetisi hilang."

"Padahal bagi Demokrat, AHY harus diuji hari ini, dalam Pemilu tahun ini sebagai kompetitor."

"Kalau itu masih menjadi dalih Demokrat, maka Demokrat pasti akan punya proposal untuk mengedarkan Pak AHY," kata Rocky Gerung di channel Youtube Rocky Gerung Official, Jumat (2/9/2023) malam.

Jika Demokrat memutuskan yang kedua, maka kemungkinan terbesar adalah dengan bergabung ke PDIP.

Terlebih, AHY sempat membuat pertemuan monumental dengan Puan Maharani Ketua DPP PDIP, putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Paling mungkin adalah ke PDIP. Karena sudah ada semacam tanda-tanda awal dengan Puan."

"Ibu Mega sebetulnya, memutuskan, oke Prabowo sudah tidak bisa lagi berkoalisi, maka melirik lah ke Pak SBY kan. Pak SBY juga mempunyai kesempatan untuk menunjukkan tidak ada permusuhan dengan Ibu Mega, dari awal juga Pak SBY menterinya Ibu Mega," ujarnya.

Menurut Rocky Gerung, konflik Ketua Majelis Tinggi Demokrat SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Megawati belasan tahun silam akan sirna jika Demokrat akan gabung PDIP pada Pilpres 2024 ini.

Titik temu antara Demokrat dan PDIP adalah kepentingan akan melawan Jokowi.

Sebab, Jokowi kerap diasosiasikan cawe-cawe mendukung pencapresan Prabowo Subianto.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved