Breaking News

Berita Viral

Analisis Rocky Gerung Soal Nasib AHY Usai Ditinggal Anies: Kemungkinan Masuk dalam Kompetisi Hilang

Pengamat Politik Rocky Gerung membaca langkah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) setelah ditinggalkan Anies Baswedan.

Editor: Liska Rahayu
Tangkapan Layar YouTube realita TV
Rocky Gerung 

"Jadi peristiwa yang lalu pasti akan dilupakan baik oleh Ibu Mega atau Demokrat, bila ternyata kepentingan politik antiJokowi terbentuk."

"Itu bisa terbentuk kalau PDIP merasa bahwa memang untuk melawan Prabowo diperlukan Demokrat, karena kapasitas PDIP sendiri untuk melawan Gerindra itu tidak mungkin tuh," ujar Rocky Gerung.

"Di atas kertas, PDIP melihat potensi bergabung dengan Demokrat, masuk akal secara kuantitatif," imbuhnya.

Ganjar Pranowo, bakal capres dari PDIP pun akan terlengkapi jika didampingi AHY.

Rocky Gerung mengatakan, AHY bisa menambal sisi isu-isu konseptual dari Ganjar.

"AHY lebih mampu dalam hal konseptual, sementara Ganjar lebih mampu menggerakkan akar rumput," pungkasnya.

Terpisah, Kader PDIP Gibran Rakabuming Raka mengatakan, potensi partainya berkoalisi dengan Partai Demokrat masih terbuka.

Hal ini diungkap Gibran, setelah Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipastikan tidak menjadi Bakal Calon Wakil Presiden (Bacapres) dari Anies Baswedan.

"Kita ikuti saja dinamika seperti apa. Kan masih cair dan komunikasi masih terbuka," kata Gibran Rakabuming Raka di Pura Mangkunegaran, pada Sabtu (2/8/2023).

Wali Kota Solo itu menduga saat ini komunikasi antara AHY dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Puan Maharani, juga berjalan baik.

"Iya (potensi koalisi), siapa tau kan sekarang komunikasi Mas Agus dengan Mbak Puan. Kan sangat terbuka sekali," ujarnya.

Ia juga menyingung, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, akan mendongkrak koalisi PDI-P dengan Demokrat.

"Saya berharap beliau mas Ibas banyak tampil juga, saya yakin beliau akan dongkrak juga ya," katanya.

Meskipun demikian, Gibran mengatakan keputusan akhir koalisi kedua partai untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, berada di tangan para petinggi partai.

"Tidak tahu, yang menentukan para-para pemimpin, itu nego-nego para pimpinan. Saya tidak ikut-ikutan, saya bukan siapa-siapa," jelasnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved