Breaking News

Berita Viral

Beli Pisang Goreng Rp9 Ribu, Pria Ini Kecewa Dapatnya Cuma Seukuran Keripik : Lebih Besar Jariku Loh

Beli pisang goreng seharga Rp 9 ribu, pria ini kecewa malah dapat cuma seukuran keripik

HO
Beli pisang goreng seharga Rp 9 ribu, pria ini kecewa malah dapat Cuma seukuran keripik. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Beli pisang goreng seharga Rp 9 ribu, pria ini kecewa malah dapat cuma seukuran keripik.

Kisah pria yang kecewa mendapat pisang goreng tapi bak keripik inipun viral di media sosial.

Namun pria tersebut tak tega membocorkan lokasi pedagang pisang goreng tersebut.

Seperti diketahui, kenaikan harga bahan pokok mungkin saja menjadikan pedagang pisang goreng tersebut harus berputar otak menjual makanan dengan harga murah.

Untuk itulah, terkadang banyak pedagang nakal yang menghalalkan segala cara untuk meraih untung dalam berdagang.

Pengalaman pria yang membeli  pisang goreng dengan ukuran tak biasa ini menjadi salah satu korban pedagang nakal tersebut.

Diakui pria tersebut, ia kecewa saat membeli pisang goreng dengan ukuran sangat tipis seperti keripik.

Pisang Goreng
Ilustrasi Pisang Goreng ()


Dalam video tersebut, pria yang berada di dalam mobil melakukan perbandingan ukuran pisang goreng yang dibelinya dengan jarinya.

“Kalian coba lihat ini. Aku baru saja membeli pisang goreng seharga RM3 atau Rp 9 ribu rupiah,”

“Jariku masih besar lho?," ujar sang pria dilansir Tribun-Medan.com dari Tribunstyle.com, Senin (11/9/2023).

Jika dilihat ukuran pisang goreng itu memang sangat tipis.

Bahkan mirip dengan keripik pisang.

Baca juga: Cerita Susah, Pinkan Mambo Curhat Dulu Hanya Makan Pisang Goreng: Supaya Anak-anak Bisa Makan

Baca juga: Bisnis Pisang Goreng, Indah Permatasari Jawab Bijak Disebut Kecantikannya Memudar

Selain itu, diakui sang pria jika pisang goreng tersebut digoreng menggunakan minyak yang jelek.

"Jelek banget. Saya sudah beli, cukup. Minyak ini jelek sekali. Jelek," ujarnya melalui unggahan videonya di TikTok.

Pria itu mengatakan jika ia membayar RM3 atau Rp 9 ribu rupiah untuk sembilan potong pisang goreng.

Meski kecewa dengan ukuran pisang goreng yang dibelinya, pria itu tetap enggan membeberkan lokasi tempatnya membeli.

Karena dirinya tidak ingin menutup pintu rezeki pedagang tersebut.

"Minyak itu mahal sekali. Mohon maaf saya tidak bisa menunjukkan di mana letaknya. Kasihan penjualnya," ujarnya lagi.

Tampilan Pisang Tanduk keju coklat homemade. Pisang tanduk adalah salah satu pisang yang populer di Indonesia sebagai bahan dasar pisang goreng.
Tampilan Pisang Tanduk keju coklat homemade. Pisang tanduk adalah salah satu pisang yang populer di Indonesia sebagai bahan dasar pisang goreng. (TRIBUN MEDAN/RECHTIN)


Kini videonya pun viral dan telah dilihat hampir 100.000 kali.

Banyak netizen yang mengaku geli melihat aksi pria yang membuat perbandingan pisang goreng dengan jari.

“Itu bukan pisang goreng gan. Itu keripik pisang,” tulis warganet lainnya.

Baca juga: Momen Pria Peluk PlayStation 5 saat Gempa Maroko, Berlari Keluar Tanpa Baju dan Alas Kaki

Baca juga: Tiga Korban Terluka dan Patah Tulang Imbas Ulah Lettu GDW Lawan Arah,Kodam Jaya Tanggung Semua Biaya


“Pisang goreng sekarang satu pisang potong 10,” ujar warganet.

“Maaf gan, lupa mengentalkan tepungnya,” tulis beberapa netizen sambil bercanda.

Sementara itu, sebagian warganet juga mengkritik tindakan para pedagang masa kini yang dinilai terlalu banyak mengambil untung tanpa memperdulikan kualitas makanan.

"Saya beli pau yang ada biji kacangnya, di dalamnya tidak ada bijinya".

"Aku pernah mengalami hal itu. Aku tidak akan mampir lagi ke toko itu. Kalau mau dapat banyak uang, potong tipis-tipis saja seperti itu.

"Entahlah kalau semuanya terlalu mahal. Agak seperti itu, bukan karena mahal," tulis beberapa warganet lainnya.

(*/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 


 

 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved