Barang Titipan di Pintu Masuk Stadion Hilang, Suporter Kritik Kebijakan Panpel Pertandingan PSDS

PSDS Deliserdang berhasil mengalahkan tim tamu PSPS Riau pada pertandingan lanjutan kompetisi Liga 2 di Stadion Baharoeddin Siregar.

HO
Suporter PSDS dari grup Barisan Suporter Atrack (BSA) memberikan dukungannya pada saat tim kesayangannya menjamu PSPS Riau di Stadion Baharoeddin Siregar, Minggu (17/9/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, PAKAM - PSDS Deliserdang berhasil mengalahkan tim tamu PSPS Riau pada pertandingan lanjutan kompetisi Liga 2 di Stadion Baharoeddin Siregar. Namun, pertandingan ini menyisakan keluhan dari para suporter. Pada pertandingan yang berlangsung Minggu (17/9/2023) sore itu, ada lebih dari dua ribuan penonton yang hadir sesuai yang diumumkan panitia pelaksana pada saat pertandingan berlangsung. Seribuan diantaranya berdiri dan berada di tribun timur stadion.

Titik ini adalah titik yang paling lama merasakan panasnya matahari. Ada tiga grup suporter yang saat itu hadir yakni Antraks Mania, Barisan Suporter Atrack (BSA) hingga Buldoser. Dari tiga grup suporter itu BSA yang paling tampak ramai dan mengambil posisi di bagian tengah lapangan.

Di awal-awal pertandingan, sorak-sorak dan nyanyian dukungan terus mereka suarakan dengan serentak. Namun lama kelamaan suara mereka pun terdengar kecil. Hanya ketika gol tercipta gemuruh suara terdengar kembali.

Ketua Suporter BSA, Rahmad mengaku sangat kecewa dengan Panpel. Banyak hal yang saat itu mereka keluhkan terkhusus soal larangan membawa air minum kemasan ke dalam stadion. Karena hal itu banyak diantara anggotanya yang mau pingsan karena mengalami dehidrasi.

"Ada seribuanlah anggota kita semalam. Yang dikeluhkan tentang pengamanan di pintu masuk, nggak boleh bawa minum dan terlalu ketat. Kan bisa kita nego sebenarnya, karena kita suporter. Ini kan ada penanggungjawabnya. Di BSA ya aku karena banyak juga kawan-kawan pengurus lainnya. Kita siap berhadapan dengan hukum," kata Rahmad, Senin (18/9/2023).

Ia mengaku wajar anggotanya banyak yang mau pingsan karena saat itu juga kondisi panas dengan matahari yang terik. Menurutnya perlu ada solusi karena mereka yang di bawah terik matahari juga bukan robot. Mereka juga tidak ingin anggotanya yang ada di tribun timur kenapa-kenapa karena dehidrasi.

"Anakku hampir pingsan. Kita keluar nggak boleh karena kalau keluar nggak bisa masuk lagi. Petugas nggak siap karena nggak punya alat seperti stempel tanda kita sudah dari dalam. Asal ditanya sama petugas passwordnya cuma satu, tanya Panpel, tanya Panpel. Itu saja," kata Rahmad.

Mengenai barang titipan yang ada di pintu masuk juga akhirnya tidak jelas. Banyak barang yang dititipkan seperti mancis dan botol minuman yang sudah dibawa dan dibeli di luar hilang dan berserak. Dalam hal ini perlu ada bukti tanda barang telah dititipkan sehingga ketika selesai pertandingan dan akan diambil lagi, masih ada tersedia.

"Mancis, parfum, botol minum, hilang semua. Kami bawa bendera tapi nggak boleh bawa kayu. Kami suporter ini bertanggungjawab atas kelakuan kami dan anggota. Boleh bawa bendera tapi nggak boleh bawa kayunya. Itu bukan bendera tapi selimut kami rasa," ucap Rahmad.

Baca juga: Peringati HUT Lalu Lintas ke-68, Polres Serdang Bedagai Selenggarakan Turnamen e-Sport

Apresiasi Petugas Keamanan
KETUA Suporter BSA, Rahmad mengaku cukup mengapresiasi banyaknya petugas keamanan yang bertugas termasuk banyaknya steward yang disebar. Dirinya beranggapan harus ada evaluasi ke depannya agar mereka yang mendukung PSDS bisa tetap hadir.

"Ngapain takut sebenarnya. Kami kan tidak ngapa-ngapain. Karena steward itu pun banyak memperhatikan kami. Banyak kali petugas di situ. Itu yang jaga kami. Kan dibayar itu semua. Lebih banyak orang itu dari kami. Mungkin kalah kami kalau berantem sama kami," katanya.

Ketua Panpel Pertandingan PSDS, ZA Hutagalung mengatakan, terkait keluhan dari suporter ini, pihaknya siap untuk menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan.

"Aturan inikan sudah ada ditetapkan dari LIB soal apa yang boleh dan apa yang tidak. Mengenai air minum ini nanti kita kordinasikan lagilah. Supaya jangan sampai ada kejadian lagi ini (rusuh seperti di Kanjuruhan)," kata ZA Hutagalung. (dra/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved