Danau Toba

Tata Kelola Bobrok, Danau Toba Terancam Keluar dari UNESCO, Dinas Hingga BPODT tak Jalankan Tugas

Akibat diduga tata kelola yang bobrok, Danau Toba terancam keluar dari UNESCO. Ketua DPRD Sumut sebut banyak yang tak jalankan tugas

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN / Muhammad Anil Rasyid
Wisata Anugerah Indah Sippan (WAIS), objek wisata alam yang menawarkan pesona alam yang dikelilingi Danau Toba di Seribu Dolok, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (27/4/2022).       

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Danau Toba terancam keluar dari UNESCO karena diduga dikelola dengan tidak beres.

Kuat dugaan, selama ini pihak terkait yang bertanggungjawab mengelola kawasan Danau Toba semberono, hingga objek wisata di Sumatra Utara ini mendapat kartu kuning dari UNESCO

Kepala Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Geopark (BPTCUGGp) Sumatra Utara, Zumri Sulthony mengatakan kartu kuning yang diberikan UNESCO ini merupakan evaluasi bagi pihaknya.

Ia mengajak seluruh pemangku kebijakan pariwisata di kawasan Danau Toba bekerjasama melakukan pembenahan.

Baca juga: APRC Danau Toba 2023, IMI Sumut Apresasi Dukungan Keamanan dari TNI

Kapal Pinisi Kenzo ini akan memanjakan para pengunjung ke Danau Toba dengan berkeliling Danau Toba sambil nikmati fasilitas mewah.
Kapal Pinisi Kenzo ini akan memanjakan para pengunjung ke Danau Toba dengan berkeliling Danau Toba sambil nikmati fasilitas mewah. (HO)

"Ini merupakan evaluasi bagi kita semua, seluruh stakeholder pariwisata di Danau Toba," ujar Zumri saat diwawancarai di Medan, Kamis (21/9/2023).

Ia mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima secara resmi rekomendasi dari UNESCO, bagian mana saja di Danau Toba harus diperbaiki dan ditingkatkan.

"Saya belum dapat secara resmi (rekomendasi dari UNESCO) ada yang bilang 4, ada bilang 6. Kalau kita sudah dapat. Langsung kita tidak lanjuti. Kita harus benahi," ucap Zumri.

Diketahui, UNESCO menjatuhkan kartu kuning atau peringatan, kepada Toba Caldera Global Geopark atau Geopark Kaldera Toba atas minimnya aksi yang dilakukan oleh TCUGGp Sumut.

Baca juga: APRC 2023 Kembali Digelar di Danau Toba pada Akhir Pekan Depan, Puluhan Perally Bakal Turun

Keputusan memberikan kartu kuning kepada Geopark Kaldera Toba di kawasan Danau Toba diumumkan oleh UNESCO melalui laman resmi unesco.org.pk.

Ia menilai, kartu kuning tersebut menjadi tanda adanya catatan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan.

"Istilah kartu kuning, kartu hijau dan kartu merah. Itu karena hasil validasi dari Toba Caldera UNESCO dilaksanakan pada Bulan Agustus kemarin. Jadi, ada revalidasi Toba Caldera Geopark," sebut Zumri.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumut itu, menjelaskan bahwa kartu kuning didapatkan Danau Toba hasil rapat di Maroko, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Penghijauan Objek Wisata Danau Toba, Kapolres Samosir Tanam Pohon di Lereng Pusuk Buhit

ilustrasi hotel di Danau Toba.
ilustrasi hotel di Danau Toba. (HO)

Zumri juga menjelaskan ada banyak faktor kenapa Danau Toba mendapat kartu kuning.

"Baik pemberdayaan masyarakatnya, juga kebersihannya juga harus jadi perhatian. Artinya, itu terjadi karena apa dilihat validator atau assesor. Ada hal-hal yang harus kita tingkatkan kembali, kita harus perbaiki kembali. Agar kita menjadi bagian dari UNESCO, Global Geopark Caldera tetap menjadi bagian dari UNESCO," pungkasnya.

Ketua DPRD Sumut Kecewa

Ketua DPRD Sumatra Utara, Baskami Ginting mengaku kecewa dengan pemangku kebijakan di kawasan Danau Toba usai UNESCO menjatuhkan kartu kuning atau peringatan kepada Toba Caldera Global Geopark.

Untuk diketahui, kartu kuning tersebut diberikan atas minimnya aksi yang dilakukan oleh badan pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark (TCUGGp) Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Keputusan memberikan kartu kuning kepada Geopark Kaldera Toba di kawasan Danau Toba diumumkan oleh UNESCO melalui laman resmi unesco.org.

Baca juga: Dua Angin Tornado Raksasa Berputar di Danau Toba, Cerita Rakyat Ada Naga Bertarung

"Kenapa kok bisa kartu kuning status Geopark itu? Dua tahun ke depan, itukan tidak lama. Nanti kalau tidak dibenahi itu, dicabut lo kita dari UNESCO dan mengambil itu kembali tidak gampang," ucap Baskami Ginting kepada wartawan di ruang kerjanya, di Gedung DPRD Sumut, di Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, Jumat (15/9/2023).

Terkait kartu kuning tersebut, Baskami mengatakan pihaknya akan membicarakan langsung kepada Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin untuk mengumpulkan pemangku kebijakan di kawasan Danau Toba.

Serta memperbaiki apa yang kurang sehingga kartu kuning diberikan oleh UNESCO.

"Jadi nanti saya akan laporkan sama Pj Gubernur. Supaya ini dicek kembali, apa sebabnya kenapa tidak ada fungsi mereka itu, ini kan vakum semua ini pengurus-pengurusnya," ucap Baskami.

Baca juga: Dihadiri Presiden Jokowi, Rakernas GAMKI Juga akan Sahkan MoU Peningkatan SDM di Danau Toba

Kartu kuning tersebut, kata Baskami, diduga lantaran banyak pihak yang tidak menjalankan tugasnya, seperti Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dan pemangku kebijakan lainnya. 

"Kalau menjalankan tugasnya dengan baik, pasti UNESCO tidak mengeluarkan peringatan untuk Danau Toba. Sementara itu, kan sudah dunia yang mau mengangkat harkatnya Danau Toba itu, itunya sebenarnya masalahnya. Dua tahun inikan bukan waktu yang lama. Kan harus banyak yang mesti dibenahi, agar kita tetap masuk salah satu agenda dunia," jelas politisi senior PDI Perjuangan itu.

Baskami meminta dan mendorong pihak-pihak pemangku kebijakan untuk mengikuti 4 penilaian yang harus diperbaiki atas saran UNESCO.

Sehingga kartu kuning tersebut, bisa dicabut dari Danau Toba.

"Kalau kita lihat, dengan adanya kartu kuning ini, pengelolaan Danau Toba sudah gagal sebenarnya, digantilah dengan yang punya kemampuan. Bukan ini tempat main-mainan, kita harus ril dengan program ini," katanya.

Baskami meminta Pj Gubernur Sumut, Hassanudin turun tangan melakukan tindakan tersebut untuk Danau Toba.

Apa lagi, kata dia, Sumut akan dihadapkan dengan Pemilu dan PON 2024. Kalau tidak dikerjakan sekarang, ujarnya, bisa meningkatkan resiko Geopark Kaldera Toba dikeluarkan dari UNESCO.

"Ini mau tahun Pemilu, mau PON, itu akan bisa ketinggalan kalau tidak sekarang dibenahi. Kalau pengurus yang tidak mampu lagi dia melaksanakannya mundur, diganti yang baru, siapa yang mumpuni untuk melaksanakannya," pungkasnya.(tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved