Berita Sumut

Pj Gubernur Hassanudin Sebut Pemprov Sumut Berupaya Stabilkan Harga Beras yang Naik di Atas HET

Hassanudin memastikan kebutuhan stok beras di Sumatera Utara mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan coba pelajari pendistribusiannya.

|
Tribun Medan/Rechtin Hani Ritonga
Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin saat diwawancarai di Hotel Grand Mercure Medan, Rabu (27/9/2023).  

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk menstabilkan harga kebutuhan pangan khususnya harga beras yang belakangan ini naik di atas harga acuan tertinggi (HET).

"Tadi saya melakukan rapat terbatas, waktu demi waktu selalu kita pantau," ujar Hassanudin, di Medan, Kamis (28/9/2023).

Baca juga: Pj Gubernur Hassanudin Pamerkan Danau Toba, Jajaki Kerja Sama Pariwisata dengan Prancis

Hassanudin memastikan kebutuhan stok beras di Sumatera Utara mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu, kata Hassanudin, pihaknya akan mencoba mempelajari situasi pendistribusian beras terlebih dahulu.

"Kalau menurut data kita cukup, demikian kita harus lihat pendistribusiannya," kata Hassanudin

Sebelumnya, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Provinsi Sumatera Utara melakukan inpeksi mendadak di sejumlah pasar Kota Medan dan menemukan harga beras medium dijual paling mahal Rp15.000 atau lebih tinggi dari harga acuan tertinggi yakni Rp11.500.

Dalam hal itu, mantan Pangdam I Bukit Barisan ini memastikan tidak adanya penimbunan beras yang terjadi di seluruh wilayah Sumut, termasuk Kota Medan.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Provinsi Sumatera Utara, Mulayadi Simatupang mengaku akan melakukan investigasi penyebab naiknya harga beras medium, diantaranya dengan melakukan pengecekan langsung ke kilang-kilang padi yang ada di daerah itu.

"Ini perlu kita coba lihat nanti bersama Dinas Pertanian, kita sisir kilang-kilang padi dan lainnya untuk mengetahui penyebab utamanya,” ujar Mulyadi Simpatupang usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar Sukaramai, Medan, Jumat.

Mulyadi menjelaskan, berdasarkan pantauan tim pasar di lapangan, harga beras medium ditemukan paling mahal berada di angka Rp15.000 per kg. Padahal harga eceran tertinggi (HET) sekitar Rp11.500 per kg.

Baca juga: Jelang Pemilu dan Pilkada 2024, Pj Gubernur Sumut Pastikan Perpolitikan di Sumut Kondusif

"Masih di atas harga acuan penjualan, beras medium paling mahal Rp15.000/kg," kata Mulayadi.

Ia mengungkapkan, secara angka produksi beras di Sumut berada di posisi surplus 321.546 ton pada bulan Agustus. Oleh sebab itu, pihaknya akan mencari tahu penyebabnya.

“Kita terus surplus di tahun ini sampai bulan Agustus, 321.546 ton, tetapi kendala kita pasokan lokal saat ini berkurang," kata Mulyadi

(cr14/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved