Berita Viral
Nasib Nahas Janda Kena Tipu Calon Suami yang Ngaku Polisi di Aceh, Uang Gadai Tanah Rp 60 Juta Ludes
Nasib nahas seorang janda warga Gowa, Sulawesi Selatan kena tipu calon suaminya yang ngaku anggota polisi di Aceh hingga uang Rp 60 juta pun ludes
TRIBUN-MEDAN.COM – Nasib nahas seorang janda warga Gowa, Sulawesi Selatan kena tipu calon suaminya yang ngaku anggota polisi di Aceh.
Adapun seorang janda berinisial El tersebut kena tipu pria yang ngakunya polisi bertugas di Aceh hingga uang Rp 60 juta pun ludes.
Beginilah kisah awal perkenalan seorang janda dan pria yang ngakunya anggota polisi hingga berujung bernasib nahas.
Kisah awalnya terjadi saat dirinya berkenalan dengan seorang pria di Facebook.
Dari situlah kemudian komunikasi berlanjut melalui pesan WhatsApp.
Seorang janda berinisial EI asal Kabupaten Gowa mengaku ditipu oleh seorang pria sebagai anggota polisi.
EI pun kehilangan uang hingga Rp 60 juta dan hal itu sudah dilaporkannya ke Polda Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kisah itu berawal ketika EI berkenalan dengan seorang pria yang mengaku bernama Anwar Setiawan sebagai anggota polisi berpangkat Bripka.

Pria itu mengaku bertugas di Polres Aceh Tengah pada 3 bulan yang lalu.
"Saya ditipu oleh seseorang yang mengaku sebagai polisi."
"Dia mengaku, namanya Bripka Anwar Setiawan," kata EI seperti dilansir Tribun-Medan.com dari TribunSolo.com, Kamis (29/9/2023).
Lanjutnya, awalnya perkenalan keduanya, saat Anwar mengirim permintaan pertemanan melalui Facebook, dan keduanya semakin akrab seusai sering melakukan percakapan melalui massenger.
Tak lama, Anwar pun meminta nomor WhatsApp EI, yang awalnya EI menolak memberikan nomornya karena baru kenal.
Baca juga: Curiga Barang di Rumahnya Sering Hilang, Pria Ini Dapati Gelandangan Diam-diam Tinggal di Huniannya
Baca juga: Pengakuan Aiptu AU, Polisi Diduga Minta Uang ke Perempuan Korban Begal hingga Diperiksa Propam
Anwar pun terus mendesak, hingga akhirnya EI memberikan nomor WhatsApp pribadinya.
"Setelah massenger, chat berlanjut ke WA."
"Dia minta nomor WA-ku," katanya.
Kepada EI, Anwar mengaku sebagai seorang Bhabinkamtibmas dan berstatus sebagai duda anak satu.
Di situlah, EI mulai melayani percakapan Anwar, hubungan asmara pun terjalin antara keduanya.
Padahal belum pernah ketemu langsung.

"Dia mengaku duda anak satu."
"Katanya mau lamar saya," kata dia.
Untuk meyakinkan EI, Anwar mengirim foto KTP dan Kartu Tanda Anggota (KTA) sebagai personel Polres Aceh Tengah.
Saat dijanji akan dinikahi, EI sempat ragu karena EI merupakan wanita yang tinggal di kampung dan berpendidikan rendah, sedangkan Anwar adalah seorang polisi.
Tapi Anwar mengaku, perbedaan tersebut tak menjadi masalah.
"Saya sempat bilang, saya ini orang berpendidikan rendah."
"Tapi dia bilang, tidak masalah," kata dia.
Baca juga: Sudah Jatuh Ketimpa Tangga Pula, Saldo Habis Dipeloroti, Eeh Calon Istri Nikah Dengan Pria Lain
Baca juga: Curiga Barang di Rumahnya Sering Hilang, Pria Ini Dapati Gelandangan Diam-diam Tinggal di Huniannya
Untuk meyakinkan EI, Anwar akan pindah tugas ke Polda Sulsel supaya bisa bertemu.
Perpindahan itulah menjadi awal kehancuran bagi EI.
Anwar menjadikan EI sebagai sumber keuangan dan permintaannya selalu dituruti.
Saat sedang mengurus perpindahan di Aceh Tengah, Anwar mengaku mendapat kendala keuangan.
Anwar lalu meminta uang puluhan juta Rupiah untuk biaya pengurusan administrasi.
"Itu Rp 60 juta lebih, beberapa kali saya transfer ke rekening yang beda-beda nama," ujarnya.
Baca juga: LUHUT Sindir Rizal Ramli: Anda Datang Juga Sekalipun Kita Berkelahi
Baca juga: Pecinta Film Harry Potter Berduka, Pemeran Albus Dumbledore, si Kakek Baik Hati Meninggal Dunia
Setelah administrasi selesai, Anwar mengaku sudah berangkat ke Makassar.
Namun saat sedang perjalanan, Anwar mengaku menabrak seseorang.
Korban minta ganti rugi puluhan juta Rupiah.
Jika tidak, maka Anwar akan ditahan.
"Saya transfer lagi saat dia akan ditahan karena menabrak orang di jalan menuju Makassar," ujarnya.
Setelah menabrak, Anwar minta lagi uang jutaan Rupiah untuk biaya transportasi mobil yang dibawanya masuk ke Makassar.

Di bandara, Anwar kembali mengaku ditahan dan harus membayar lagi untuk mobilnya.
Korban transfer lagi sejumlah uang.
Setelah tiba di Makassar, Anwar kemudian mengaku sedang mengurus penerimaannya di Polda Sulsel.
"Dia telepon lagi, katanya sudah tiba di Polda Sulsel."
"Katanya sedang mengurus penerimaannya," katanya.
Anwar kemudian menyampaikan, jika polisi-polisi di Polda Sulsel rata-rata baik.
Pasalnya, dia disambut baik dan pengurusannya adminitrasinya lancar.
Hanya saja, Anwar mengaku butuh uang lagi untuk penempatannya.
"Saat di Makassar, saya tidak pernah diajak ketemuan."
"Dia minta ditransferkan uang, karena hari itu juga mau dipakai," ujarnya.
Uang yang diminta Anwar di Makassar untuk membeli seragam baru dan sewa kos-kosan.
Meski hasil gadai tanah orangtua EI sudah habis, namun Anwar masih minta uang.
Anwar mengatakan, segera gadaikan SK-nya untuk bayar utang-utangnya ke EI.
"Dia bilang, nanti SK-nya dikasih masuk jaminan untuk lunasi semua uang yang diambil," katanya.
Setelah EI tak mampu lagi menuruti permintaan Anwar, pelaku langsung nonaktifkan ponsel.
EI terakhir komunikasi dengan Anwar pada akhir pekan lalu.
"Jadi dia matikan hapenya."
"Di situlah saya curiga (ditipu)," kata dia.
Sebelum memutuskan melapor ke Polda Sulsel, EI beberapa kali mencoba hubungi Anwar namun terus gagal.
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.