Pyramid Toba

Sejumlah Lesung Batu Ditemukan pada Lokasi yang Disebut-sebut Pyramid Toba

Setelah mencocokkan gambar yang tersebar di medsos soal Pyramid Toba, Tribun Medan mencoba mencari lokasi tersebut.

Penulis: Maurits Pardosi |

TRIBUN-MEDAN.com, DOLOKSANGGUL – Setelah mencocokkan gambar yang tersebar di medsos soal Pyramid Toba, Tribun Medan mencoba mencari lokasi tersebut.

Dalam pencarian, lokasi tersebut berada di Desa Marbun Toruan, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas.

Dalam pendakian bukit tersebut, wartawan Tribu Medan menemukan tiga level.

Level pertama memiliki tiga teras yang luasnya bervariasi.

Teras pertama memiliki panjang sekitar 30 meter dan lebar sekitar 8 meter.

Teras kedua memiliki panjang 25 meter dan lebar 6 meter.

Dan teras ketiga memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar 5 meter.

Antara level pertama dan kedua, rumput dan kayu-kayu masih tumbuh.

Kawasan tersebut belum dibersihkan sepenuhnya. Setelah pwndakian 30 meter,

level kedua sudah terlihat. Terlihat ada tiga teras dengan ukuran yang lebih kecil dari level pertama.

Pada teras pertama, ada sebanyak 4 lesung batu serta dinding batu yang membentuk ruang di pinggir pyramid tersebut.

Pendakian berlanjut sekitar 50 meter, level puncak atau level ketiga tiba.

Sebuah bendera Merah Putih berlibar pada tiang dari bambu. Tampak dari puncak Lembah Bakkara yang memanjang di pinggiran Danau Toba.

Tonjolan yang disebut pyramid ini berada pada dinding bukit yang berdekatan dengan tempat perkampungan Marga Pasaribu.

Informasi yang beredar di masyarakat sekitar, kawasan tersebut merupakan lokasi perkampungan Marga Banjarnahor setelah menyebar dari areal Toga Marbun yang berada di Desa Parmonangan, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas.

Di desa tersebut terdapat sebuah dermaga atau yang dikenal masyarakat sekitar Bontean.

Bila dilihat dari puncak yang disebut pyramid, diperkirakan, ada sekitar 50 meter surutnya Danau Toba yang melahirkan Lembah Bakkara.

Bila benar lokasi tersebut adalah lokasi yang disebut-sebut sebagai Pyramid Toba, pihaknya merasa gembira karena akan menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat soal sejarah berdirinya Lembah Bakkara.

Walau tak bisa pastikan soal waktu terjadinya lokasi Letter A tersebut, ia sebut kawasan tersebut bakal memiliki cerita baru.

"Kita sudah pernah juga ditemui pihak Dinas Pariwisata dan Pertanian dari Pemkab Humbahas soal lokasi tersebut. Kita setuju dengan upaya yang mereka mau lakukan di sana," terang Hasiholan Banjarnahor (74) saat ditemui di Desa Marbun Toruan, Minggu (1/10/2023).

Selanjutnya, adik Hasiholan Banjarnahor juga mengutarakan seputar lokasi tersebut.

Pria bernam Jannes Banjarnahor (63) mengutarakan ada 6 orang yang datang ke lokasi tersebut yang disebut-sebut sebagai peneliti.

Ia sebutkan, peneliti tersebut menggunakan alat perekam lokasi melalui drown.

“Kalau peneliti itu datang pada tahun lalu. Tidak persis tahu kapan soal tanggal dan bulannya. Ada enam orang,” sambung

“Danau Toba surut itu ada sekitar 50 meter sehingga bisa Lembah Bakkara ini dihuni,” tuturnya.

Ia juga tidak tahu kapan masyarakat yang berada di lokasi disebut-sebut pyramid Toba pindah atau beralih ke tempat lain.

Sesudah lokasi ditinggalkan, kawasan tersebut dijadikan lahan pertanian.

“Soal lahan itu (yang disebut-sebut pyramid Toba), itu pernah menjadi lokasi pertanian. Kalau soal batu yang disusun itu sudah ada sebelumnya,” sambungnya.

Ia juga semakin yakin bahwa kawasan itu bekas perkampungan dengan adanya lesung batu.

“Iya. Kalau ada losung atau lesung, itu adalah bekas perkampungan,” pungkasnya.

(cr3/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved