Berita Viral
5 Bulan Merantau, Gadis Ini Kaget Saat Pulang Kampung Temukan Foto Ibunya Terpajang di Baliho Besar
Keduanya tangannya saling menempel seperti memohon. Postingan ini pun dibanjiri oleh komentar netizen.
TRIBUN-MEDAN.com - 5 bulan merantau, gadis ini kaget saat pulang kampung temukan foto ibunya terpajang di baliho besar.
Curhat seorang gadis 5 bulan merantau, kaget saat pulang ibunya nyaleg di Probolinggo, syok ada baliho besar.
Viral di sosial media video mengenai seorang gadis yang curhat lantaran tiba-tiba ibunya menjadi caleg di Probolinggo.

Gadis tersebut mengaku syok setelah lima bulan tidak pulang dari perantauan.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @folkshit, tampak seorang perempuan tersebut berdiri di depan baliho sambil merekam dirinya sendiri.
Tertera pura tulisan terkait dengan video viral itu.
"Mbak Taylor, nggak mau curhat tentang pasangan. Tapi aku syok 5 bulan nggak pulang, tiba-tiba pulang terus ibuku nyaleg," bunyi keterangan pada video.
Baca juga: Viral di TikTok, Pasien ODGJ Ngamuk Saat Mau Melahirkan, Mau Kabur Sewaktu Kepala Bayi Sudah Keluar
Postingan video itu pun viral di sosial media, dan unggahan tersebut juga di bagikan juga oleh akun fanspage di Instagram dan Twitter.
Seperti yang diketahui, ia menyematkan kata "Mbak Taylor" mengingat lagu Taylor Swift kerap dijadikan backsound untuk curhat tentang kehidupan, terutama mengenai pasangan.
Lagu All Too Well milik Taylor Swift sering dijadikan konten curhatan oleh netizen.
Dari baliho yang terpajang, sang ibu perempuan tersebut bernama Misri dengan nomor urut 1.
Misri berasal dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Dikutip dari TribunSultra, Misri merupakan calon anggota DPRD di Probolinggo dengan Daerah Pemilihan atau Dapil 6 di tiga kecamatan yakni Sumberasih, Tongas, dan Lumbang.
Sosok Misri di baliho berlatar merah itu, nampak memakai hijab berwarna cokelat.
Keduanya tangannya saling menempel seperti memohon.
Postingan ini pun dibanjiri oleh komentar netizen.
Baca juga: VIRAL Detik-detik Sopir Kontainer Dikeroyok Rombongan Pengantar Jenazah, Paksa Masuk ke Truk
"Buset dapat nomor urut 1 lagi. Niat kali mamamu nak (emoticon tertawa)," komentar netizen.
"Ditinggal dua tahun mungkin beliau menjadi presiden," lanjut komentar netizen.
"Kocak. Pulang-pulang jadi anak pejabat," ungkap netizen.
"Ini mah Mbak Taylor juga angkat tangan," komentar netizen.
Kisah Lain: Cerita Tukang Kopi Ikut Nyaleg di Medan, Hempang Stigma Politik Harus Punya Banyak Uang
Tak hanya mereka yang mapan, pemilihan anggota legislatif di kota Medan turut diikuti kalangan warga biasa yang lahir bukan dari poros elit politik atau mereka yang memiliki kekuatan uang yang melimpah.
Tanpa mempersiapkan uang untuk kampanye, Wahyu Darmono maju sebagai calon anggota legislatif dari daerah pemilihan IV Kota Medan yang mencakup Kecamatan Amplas, Medan Baru, Medan Area dan Medan Denai.
Ini adalah pengalaman pertama bagi Wahyu pengusaha kopi yang maju sebagai bakal calon anggota legislatif.
"Iya memang mungkin banyak anggapan maju caleg harus mapan, kalau tidak mustahil bisa menang, tapi demi harapan yang lebih baik untuk masyarakat saya akhirnya maju sebagai anggota legislatif," kata Wahyu kepada Tribun Medan, Kamis (21/9/2023).
Wahyu memang bukan lah kader partai, baru bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera kira kira setahun lalu.
Saat itu PKS membuka peluang bagi masyarakat non partai untuk maju sebagai calon anggota legislatif.
"Saya daftar setahun lalu, awalnya bukan kader partai, kemudian PKS saat itu buka dia nomor sebagai bacaleg dari non kader. Kemudian saya daftar dan alhamdulillah diterima. Kalau kader pantai Baru, namun saya memang sudah ikuti PKS sejak lama,," ujar Wahyu.
Sejak tahun 2015 Wahyu adalah penjual kopi. Usaha itu dia geluti hingga kini. Dia pun sudah merasakan pahit manisnya sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Bahkan gerai kopinya pernah tutup saat pandemi Covid-19.
Cerita itu lah yang kemudian menjadi alasan kuat baginya untuk terjun ke dunia politik. Menurut Wahyu, perlu ada campur tangan pemerintah untuk membela kepentingan pelaku usaha sepertinya.
"Ya karena sebagian pelaku UMKM paham seperti apa sakitnya, tantangannya, jadi saya anggap perlu peran pemerintah dalam hal ini anggota legislatif misalnya untuk membantu kepentingan pelaku usaha seperti kami," kata dia.
Meski baru bergabung ke dalam partai sebenarnya Wahyu sudah memiliki ketertarikan dalam dunia politik.
Wahyu sendiri adalah lulusan fakultas hukum UISU tahun 2010. Bersama ayahnya Wahyu juga terlibat dalam kegiatan advokasi sebagai pendamping hukum.
"Selain itu saya juga pengin buat lembaga bantuan hukum bagi masyarakat khususnya di dapil saya ya. Karena sekarang masyarakat perlu pendamping hukum apalagi gratis, itu cita cita saya jika terpilih," kata Wahyu.
Tak jarang diragukan karena tak tawarkan uang.
Maju sebagai calon anggota legislatif bukan tanpa tantangan. Wahyu mengatakan, tanpa politik uang dengan usia yang kini menginjak 34 tahun, tak jarang Wahyu dicibir oleh masyarakat.
Beberapa warga yang dia temui bahkan tak sungkan menanyai tentang alasan maju tanpa uang dan usia muda tak punya pengalaman.
"Saya datang ke masyarakat justru banyak yang tanyak, bawak apa, mau kasih apa. Terus masih muda punya pengalaman apa sehingga mau maju. Tidak jarang warga warga itu tak percaya," kata Wahyu.
Wahyu menilai hal itu wajar, apalagi masyarakat selama ini banyak dijejali politik uang setiap pemilihan.
Sebagai calon anggota DPRD, Wahyu memang sudah meniatkan diri tak bermain politik uang. Karena itu ia tak lelah untuk menjelaskan mengenai niatannya.
Awalnya dia banyak mendapatkan penolakan, namun seiring waktu banyak masyarakat yang mengerti dan mulai memberi simpatis serta dukungan.
Wahyu mengatakan, di tengah kesulitan ternyata masih ada harapan. Menurutnya masih banyak masyarakat ingin memiliki perwakilannya yang dapat memperjuangkan hak hak publik.
"Setelah kita jelaskan masyarakat ternyata masih sangat berharap punya perwakilan yang dapat membantu, memperjuangkan nasibnya dan itu yang membuat saya semakin semangat," kata Wahyu.
Selain temui warga, Wahyu sejak lama bergabung dengan sejumlah komunitas, seperti persatuan olahraga sepatu roda dan motor plus club.
Dengan jejaring yang ada serta nilai perjuangan yang dia yakini Wahyu yakin bisa memenangkan hati masyarakat dalam pemilihan legislatif tahun depan.
"Saya tetap optimistis, masih banyak masyarakat yang ingin punya perwakilan yang mementingkan kepentingan masyarakat. Insyaallah saya terus bergerak untuk masyarakat," tutup dia.
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.