Perang Hamas vs Israel
Korban Tewas Israel Melonjak 600 Orang dan 2000 Terluka, Benjamin Netanyahu Resmi Deklarasi Perang
Perang Israel vs Hamas Palestina di Jalur Gaza makin memanas. Jumlah korban jiwa pun terus berjatuhan.
TRIBUN-MEDAN.com - Situasi perang Israel vs Hamas Palestina di Jalur Gaza makin memanas. Jumlah korban jiwa pun terus berjatuhan.
Lebih dari 600 warga Israel dilaporkan tewas dan ribuan lainnya terluka akibat serangan besar-besaran militan Hamas sejak Sabtu (7/10/2023) pagi waktu setempat.
Di sisi lain, sekitar 300 warga Palestina di Jalur Gaza dilaporkan tewas.
Eskalasi terus meningkat seiring masuknya militan Hamas ke wilayah Israel.
Sementara serangan militer Israel juga semakin intensif melakukan serangan balasan. Pesawat tempur Israel terus memborbardir Kota Gaza.
Ini kekerasan paling mematikan dalam kurun 50 tahun terakhir.
Media Israel melaporkan sejauh ini sedikitnya 600 orang tewas dan 2.000 lainnya luka-luka.
Militan Hamas juga telah menawan warga sipil dan tentara di Jalur Gaza. Namun, belum diketahui jumlah pasti tawanan tersebut.
Laporan mengenai 600 warga Israel yang tewas dikhawatirkan memperburuk situasi.
"Hal ini juga akan menjadi alasan balas dendam terhadap Gaza," demikian laporan Al Jazeera.
Resmi Deklarasi Perang
Pemerintah Israel secara resmi menyatakan perang terhadap Hamas pada hari Minggu.
Deklarasi ini akan memicu respons besar-besaran terhadap kelompok militan Hamas tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pernyataan pada Sabtu kemarin, bahwa Israel sedang berperang masih bersifat retoris.
Tetapi hari ini, Minggu (8/10/2023), kabinet Israel telah mengambil keputusan resmi.
"Deklarasi perang tersebut diambil sesuai Pasal 40 Undang-Undang Dasar Israel," demikian pernyataan kantor pers pemerintah Israel.
Sebelumnya, Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan membalas serangan militan Hamas Palestina.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut 26 tentara Israel tewas dalam serangan yang dilancarkan Hamas.
Israel sudah mempublikasikan nama 26 tentara yang tewas dalam serangan itu, Minggu (8/10/2023).
“Israel bangun pagi ini dan mengalami pagi yang mengerikan. Ada banyak orang yang terbunuh. Orang-orang telah diculik di Gaza, tidak hanya tentara tetapi juga warga sipil, anak-anak, nenek-nenek," ungkap juru bicara IDF Internasional, Letkol Richard Hecht, Minggu.
"Kami kehilangan tentara, kami kehilangan komandan, kami kehilangan banyak warga sipil,” pungkasnya.

Sementara, cabang bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan para pejuangnya masih terlibat dalam perang sengit di beberapa kota di Israel. Mereka termasuk Ofakim, Sderot, Yad Mordechai, Kfar Azza, Be’eri dan Kissufim, menurut pernyataan kelompok bersenjata Hamas di saluran Telegramnya, dikutip dari Aljazeera, Minggu.
Di sisi lain, Israel mengatakan mereka menyerang kediaman kepala intelijen Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Rumah tersebut digunakan sebagai infrastruktur militer oleh kelompok tersebut, menurut pernyataan tentara Israel di platform media sosial X. Tentara Israel terus melakukan serangan di Gaza, tambah pernyataan itu.
Koresponden Aljazeera di Gaza, Youmna ElSayed, melaporkan serangan Israel terhadap daerah kantong Palestina yang terkepung semakin intensif. Bangunan-bangunan tempat tinggal menjadi sasarannya. “Saat ini jam 9 pagi waktu setempat di sini di Gaza, dan sudah 10 rumah hancur. Tempat tinggal dan kantor para pemimpin Hamas juga menjadi sasaran,” katanya.
“Saksi lokal telah berbicara tentang penarikan jenazah dari beberapa rumah yang menjadi sasaran, di atas kepala warga sipil atau penghuninya,” tambahnya.
ElSayed mengatakan Kementerian Kesehatan belum memperbarui jumlah korban tewas, yang terakhir mencapai 256 orang di Gaza.
Namun penduduk setempat di Gaza melaporkan lebih banyak kematian. Korban tewas di Jalur Gaza termasuk 20 anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan.
Sedikitnya 120 anak di bawah umur lainnya terluka. Anak-anak di wilayah pendudukan Palestina seringkali menjadi pihak yang paling rentan selama pertempuran.
Pendirian Hamas
Dilansir dari Britannica, Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah atau Hamas adalah sebuah gerakan nasionalis dan Islam Palestina yang bermarkas di Jalur Gaza. Berdiri pada 1987, Hamas menentang pendekatan sekuler oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang mewakili otoritas nasional Palestina, terhadap konflik Israel-Palestina.
PLO sendiri merupakan organisasi yang dibentuk pada 28 Mei 1964 dengan tujuan menyatukan berbagai kelompok Arab dan menciptakan Palestina yang merdeka di Israel.
Dikutip dari laman Director of National Intelligence (2014), Hamas dibentuk pada awal intifadah atau perlawanan Palestina yang pertama.
Kelompok militan ini didukung oleh Syiah Iran dan menganut ideologi Islam Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir pada 1920-an.
Hamas memiliki sayap militer, dikenal sebagai Brigade Izz al-Din al-Qassam yang telah melakukan banyak serangan anti-Israel di wilayah Israel dan Palestina sejak 1990-an.
Serangan-serangan tersebut termasuk pemboman skala besar terhadap sasaran sipil Israel, serangan senjata kecil, bahan peledak rakitan di pinggir jalan, serta serangan roket.
Kelompok Hamas mencirikan aktivitas bersenjatanya sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel, dikutip Reuters, Sabtu.
Kelompok ini telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007 setelah perang saudara singkat dengan pasukan yang setia pada gerakan nasionalis sekuler pimpinan Presiden Mahmoud Abbas yang berbasis di Tepi Barat, Fatah.
Mahmoud Abbas juga merupakan Ketua PLO yang dianggap sebagai "perwakilan sah dari bangsa Palestina".
Pengambilalihan Gaza oleh Hamas tersebut terjadi setelah kemenangan mereka dalam pemilihan parlemen Palestina pada 2006.
Kemenangan ini mengakhiri kekuasaan Fatah di wilayah Palestina.
Sejak itu, banyak konflik Hamas vs Israel yang sering kali melibatkan serangan roket dari Gaza ke Israel.
Hamas menolak mengakui negara Israel, bahkan dengan keras menentang Perjanjian Perdamaian Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan PLO pada pertengahan 1990-an.
Namun, pada Juni 2008, kelompok ini menandatangani perjanjian enam bulan dengan Israel yang secara signifikan mengurangi serangan roket.
Setelah masa tenang selama beberapa saat, Hamas melanjutkan serangan roketnya yang memicu operasi militer besar-besaran Israel pada akhir Desember 2008.
Setelah menghancurkan sebagian besar infrastruktur Hamas di Jalur Gaza, Israel kemudian mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 18 Januari 2009.
Meski basis kekuatannya berada di Gaza, Hamas juga memiliki pendukung di seluruh wilayah Palestina serta memiliki pemimpin yang tersebar di negara-negara Timur Tengah.
(tribunmedan.com)
KENAPA Hamas Minta Jusuf Kalla Jadi Mediator Perang Palestina vs Israel? Ini Sederet Pengalaman JK |
![]() |
---|
Serangan Hizbullah Rudal Fasilitas Militer Israel, Klaim Semua Tentara IDF Tewas di Tempat |
![]() |
---|
Mati Konyol, 2 Tentara Israel Tewas Tertembak Tanknya Sendiri, IDF: Tak Sengaja, Dikira Hamas |
![]() |
---|
Dirilis Militer Israel, Inilah Foto dan Video Terowongan Hamas di Gaza, Diklaim Jadi Tempat Sandera |
![]() |
---|
Baru Ketahuan, 4.000 Tentara Bayaran Israel Warga Prancis, Bukannya Perang Malah Terancam Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.