Tribun Wiki

Apa itu Magot dan Manfaatnya Bagi Lingkungan, Bisa Hasilkan Cuan

Maggot, atau belatung dalam bahasa Indonesia, adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) yang sekarang banyak diternak

Editor: Array A Argus
TRIBUN PONTIANAK
Budidaya Magot untuk pakan ternak ikan dan ayam mulai digandrungi masyarakat di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat. 

Maggot dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat untuk perawatan kulit, seperti kolagen dan enzim yang dapat membantu regenerasi sel-sel kulit.

Penting untuk dicatat, bahwa penggunaan maggot harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan aspek kebersihan dan keamanan.

Maggot yang digunakan harus berasal dari sumber yang terpercaya dan diolah dengan baik sebelum digunakan.

Selain itu, perlu juga memperhatikan regulasi dan aturan terkait penggunaan maggot dalam bidang-bidang tertentu, seperti pakan ternak dan produk kecantikan.

PNM saat melakukan pelatihan budidaya lele dan magot.
PNM saat melakukan pelatihan budidaya lele dan magot. (Tribun Medan/HO)

Menghasilkan Uang

Di Kota Medan, ada peternak magot yang bisa meraup keuntungan jutaan rupiah.

Ia adalah Hery.

Hery memanfaatkan rumah kosong di dekat kediamannya untuk beternak magot.

Budi daya magot telah ditekuninya selama lima tahun, setelah dirinya mengikuti pelatihan oleh Dinas Peternakan. 

Dalam satu minggu, omzet penjualan dari budidaya magot dan penjualan telur magot mencapai Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta rupiah. 

"Per minggu kami bisa produksi sekitar 100 kilo sampai 120 kilo. Untuk paket besar di atas 10 kilo, kami jual Rp8000 per kilo. Kalau untuk pembelian per kilo, kami jual Rp20 ribu," kata Hery di kediamannya di Jalan Bunga Teratai, Padangbulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sabtu (17/7/2021). 

Ia tertarik membudidayakan maggot karena tidak membutuhkan modal besar, Ia memanfaatkan sisa-sisa potongan sayur, buah, dan daging yang didapat dengan mudah pasar sekitar. 

Untuk satu hari, Hery membutuhkan 30-50 kilogram sampah organik yang diolah untuk makanan magot

"Modalnya ya hanya tenaga. Sekali dua hari, kami pergi ke pasar, kumpulkan sampah organik. Sayur, buah, sisa potongan ayam, sisa potongan ikan. Pokoknya semua yang bisa terurai," ujarnya. 

Ia menilai budidaya maggot mempunyai prospek yang sangat menjanjikan, selain mempunyai nilai ekonomi bisa membantu mengelola sampah. 

"Kalau Dinas Kebersihan yang mengumpulkan sampah, itu paling dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir). Kita disini bisa kita manfaatkan. Hanya butuh sedikit pengolahan aja. Kita cincang, sudah bisa jadi makanan magot," ujarnya.(ribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved