Guru Dituntut Usai Aniaya Siswa
Nasib Akbar Sarosa, Guru yang Dituntut Rp 50 Juta Gegara Hukum Siswa, Kini Terancam 4 Tahun Penjara
Kasus ini viral di media massa, si guru dilaporkan oleh orang tua siswa ke polisi, karena tidak terima anaknya dianiaya.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Akbar Sarosa, guru SMK 1 Taliwang, Nusa Tenggara Barat yang dilaporkan wali siswa karena hukum tak salat terancam dipenjara.
Kasus ini viral di media massa, si guru dilaporkan oleh orang tua siswa ke polisi, karena tidak terima anaknya dianiaya.
Dalam kasus ini, siswa tersebut dihukum Akbar lantaran enggan melakukan salat berjamaah.
Baca juga: VIRAL Mahasiswi Panggil Damkar ke Kos-kosan, Ternyata Hanya untuk Pasang Tabung Gas
Sementara terkait kondisi A disebut guru SMK tidak mengalami luka.
Namun berdasarkan hasil visum pihak kepolisan A hanya mengalami memar dibagian leher.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Sumbawa menggelar sidang pemeriksaan saksi yang meringankan terdakwa, guru honorer pendidikan Agama Islam SMKN 1 Taliwang, Rabu (11/10/2023).
Ratusan guru pendukung Akbar memadati ruang sidang yang dipimpin majelis hakim Oki Basuki pada pukul 13.30 Wita.
Setelah sidang saksi anak selesai, majelis hakim menggelar sidang secara terbuka.
Kepada Kompas.com, Juru Bicara Pengadilan Negeri Sumbawa, Saba'Aro Zendrato mengatakan sidang kali ini menghadirkan saksi yang meringankan terdakwa.
Baca juga: Pergi Berburu Biawak, Dua Pekerja Tol di Padang Pariaman Hanyut, Ditemukan Tewas di Pinggir Sungai
"Ada 4 saksi dihadirkan kali ini yaitu siswa dan guru di SMKN 1 Taliwang, Kasi Trantib Kantor Camat Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat dan saksi ahli pidana dan antropologi kriminal Dr Lahmuddin Zuhri," kata Saba'Aro.
Akibat peristiwa ini Akbar Sorasa dituntut Rp50 juta untuk berdamai, namun guru honorer ini tidak menyanggupi permintaan dari orangtua korban.
"Kami hadirkan saksi yang melihat langsung peristiwa yaitu siswa dan guru SMKN 1 Taliwang. Kasi Trantib Kantor Camat Kecamatan Taliwang sebagai saksi saat mediasi dilakukan namun tetap berujung buntu karena orangtua korban minta uang Rp 50 juta," kata Endra.
Sementara Akbar Sorasa yang ditemui sebelum persidangan berharap hakim bisa memutuskan perkara ini dengan adil.
"Saya berharap hakim bisa memutuskan perkara ini dengan adil sesuai fakta persidangan," harap Akbar.
Akbar Sorasa dijerat Pasal 76C Jo Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA) dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara.
Baca juga: VIRAL TENTARA Israel Nangis Mohon Ampun Minta Dibebaskan saat Ditahan di Gaza
Guru SMK Tak Ditahan
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Yasmara Harahap akhirnya buka suara terkait tuntutan laporan dari wali siswa soal guru hukum murid.
AKBP Yasmara Harahap mengatakan bahwa saat ini proses persidangan masih berlanjut.
Namun guru tersebut tidak dilakukan penahanan.
"Untuk proses persidangan sedang berlanjut di PN Sumbawa, pada saat proses penyidikan tidak ada penangkapan dan penahanan sampai kita kirimkan ke tahan dua kejaksaan tidak dilakukan penahanan," jelas Kapolres Sumbawa Barat. Dilansir Youtube tvOneNews, Selasa (11/10/2023).
"Dan saat ini diproses persidangan tidak dilakukan penahanan," sambungnya.
Baca juga: Polres Asahan Rebus 6 Kilogram Sabu, Musnahkan Barang Bukti Milik 5 Tersangka Penyalahguna Narkotika
Sementara terkait catatan kriminal, pihak kepolisian baru pertama kali mendapatkan laporan guru yang hukum siswa tersebut.
"Terdakwa dan korban tidak ada catatan kepolisian di Polres Sumbawa Barat artinya belum pernah melakukan tindak pidana apa pun, baru pertama kali untuk terdakwa kita lakukan penyidikan di Polres Sumbawa Barat," terangnya.
Kedati begitu, akibat kejadian ini AKBP Yasmara Harahap menghimbau untu para murid menghormati guru.
Sementara ia juga berharap kepada para guru dalam proses pendisplinan harus sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
"Kami ingin menyampaikan bahwa profesi guru ini profesi yang mulia dan wajib kita hormati bersama, bagi masyarat atau anak murid wajib menghormati guru, untuk para guru memiliki hak yang diatur oleh undang-undang untuk mendisplinkan anak didiknya, tapi kami berharap dalam proses pendisplinan tersebut harus sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku," bebernya.
Awal Mula Siswa Dihukum
Adapun awal mula kejadian yang dialami Akbar itu bermula pada Selasa (26/9/2023), saat sekolah menerima bantuan mesin buku.
Karena mesin buku tidak bisa masuk ke halaman sekolah, maka salah satu gerbang dibongkar.
Baca juga: Gara-gara Insiden Lionel Messi Diludahi Terekam CCTV, Reaksi Pelatih Tango Scaloni Tak Disangka
Ketika itu, kata Akbar, ia melihat beberapa siswa yang duduk nongkrong di samping gerbang.
Selain itu, ada juga beberapa anak yang pulang tanpa izin atau membolos.
"Saya bertanya pada siswa di situ, siapa yang kabur (bolos) itu) tapi mereka tidak mau menjawab."
"Lalu saya minta anak-anak itu untuk jangan pulang dulu, sampai bel pulang berbunyi," ujar Akbar.
Tak lama kemudian, azan zuhur berkumandang.
Akbar lalu mengajak siswa yang tengah nongkrong di gerbang untuk salat berjamaah di musala.
Baca juga: Tips Memiliki Sperma yang Sehat dan Apa Saja Makanan yang Disarankan
Namun, tidak ada siswa yang mau bergerak dan mengikuti ajakannya.
"Mereka hanya diam dan lanjut ngobrol gitu," terangnya.
Meski tiga kali ditolak, Akbar masih berusaha mengajak siswa tersebut salat.
Lagi-lagi, tidak ada siswa yang beranjak.
"Anak yang tidak mau ini, salah satunya korban. Korban kemudian menatap saya dengan tajam," terangnya.
Baca juga: Israel Beri Waktu 24 Jam Bagi PBB untuk Evakuasi 1,1 Juta Warga di Jalur Gaza Utara
Ia lalu mengambil beberapa tindakan untuk mendisiplinkan muridnya.
Awalnya, Akbar mengambil sebilah bambu untuk menakuti, agar siswa segera melaksanakan salat
"Hingga mereka berdiri, bambu mengenai tas-tas ransel korban," jelasnya.
Lantaran mereka masih diam, Akbar kemudian mengaku mencolek siswa dengan tangan.
Saat itu, siswa berinisial A masih menatap Akbar dengan sorotan tajam.
"Saya lalu colek bagian lengan dan pundak A dengan tangan, seperti cubit sedikit. Dua sampai 3 kali saya colek gitu," bebernya.
Setelahnya, para siswa menuju musala untuk menunaikan salat zuhur berjamaah.
Artikel ini Tayang di Tribun Sumsel
Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.