Perang Hamas vs Israel

Soal Perang Hamas vs Israel, Vladimir Putin: Akui Negara Palestina, Baru Israel Bisa Damai

Presiden Rusia Vladimir Putin yakin, negara Palestina, seperti yang diusulkan oleh PBB, dapat menyelesaikan konflik dalam jangka panjang.

HO
Presiden Rusia Vladimir Putin mendapatkan ancaman baru dari kumpulan beberapa negara.  

TRIBUN-MEDAN.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin angkat bicara soal konflik panjang Palestina dan Israel.

Menurut Putin, Israel tentu mempunyai hak untuk membela diri terhadap serangan Hamas.

Pun, konflik jangka panjang hanya bisa tercapai saat Palestina diakui sebagai sebuah negara, khususnya oleh Israel sendiri.

Presiden Rusia Vladimir Putin yakin, negara Palestina, seperti yang diusulkan oleh PBB, dapat menyelesaikan konflik dalam jangka panjang.

Pemimpin Rusia tersebut menegaskan kembali keprihatinan Moskow atas meningkatnya kekerasan di Timur Tengah, dan menekankan bahwa ribuan warga sipil Israel dan Palestina telah terbunuh atau terluka sejak Sabtu lalu ketika Hamas melancarkan serangan mendadak keluar dari Gaza.

Israel menjadi sasaran “serangan yang kebrutalannya belum pernah terjadi sebelumnya.

Sosok dan profil Mohammed Deif, komandan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu. (HO)
Sosok dan profil Mohammed Deif, komandan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu. (HO) (HO)

"Dan Israel tentunya mempunyai hak untuk mempertahankan diri, untuk memastikan keberadaannya yang damai,” kata pemimpin Rusia tersebut.

Putin menegaskan kembali posisinya bahwa krisis yang sedang berlangsung disebabkan oleh kegagalan kebijakan luar negeri AS.

“Amerika, yang didukung oleh negara-negara satelitnya di Eropa, mencoba memonopoli penyelesaian di Timur Tengah, namun tidak peduli untuk menemukan kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,” kata Putin.

“Garis sepihak AS selama bertahun-tahun telah membuat situasi semakin menemui jalan buntu,” tambah Putin.

Putin menambahkan kalau aktivitas perluasan pemukiman Israel berkontribusi pada terganggunya proses perdamaian.

Tentara Israel berpatroli di dekat Kibbutz Be'eri, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023. Kibbutz dikuasai oleh militan Hamas dari Neraby Jalur Gaza pada hari Sabtu ketika mereka membunuh dan menangkap banyak warga Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)
Tentara Israel berpatroli di dekat Kibbutz Be'eri, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023. Kibbutz dikuasai oleh militan Hamas dari Neraby Jalur Gaza pada hari Sabtu ketika mereka membunuh dan menangkap banyak warga Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg) (AP/Ohad Zwigenberg)

Ground Fighting Hamas-Israel Bikin Cemas Putin

Laporan bahwa Israel akan segera melancarkan operasi darat di Gaza semakin memicu kekhawatiran Rusia, menurut sang presiden.

"Penggunaan perangkat keras militer yang berat di daerah perkotaan “adalah sebuah hal yang sulit dan dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi semua pihak,” sementara jika tidak melakukan hal tersebut akan membuat potensi operasi menjadi lebih sulit," katanya.

Putin juga menambahkan kalau korban sipil kemungkinan besar akan benar-benar besar dan  'tidak dapat diterima.”

Pemimpin Rusia tersebut kembali menyerukan deeskalasi dan mengatakan, penerapan proposal dua negara yang didukung PBB, yang mana negara Palestina akan memiliki ibu kota di Yerusalem Timur.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved