Perang Israel vs Hamas

AS Tambah Bantuan ke Israel, Kirim Lagi Jet Tempur dan Kapal Induk Bertenaga Nuklir

Amerika Serikat (AS) kembali mengirimkan pesawat tempur dan kapal induk bertenaga nuklir ke kawasan Timur Tengah,

Editor: Juang Naibaho
Tribunmedan.com/HO
Jet tempur F15 Eagle milik Angkatan Udara Amerika Serikat. AS kembali mengirimkan jet tempur dan kapal induk ke kawasan Timur Tengah, di tengah memanasnya peperangan antara Israel dengan Hamas. 

TRIBUN-MEDAN.com - Amerika Serikat (AS) kembali mengirimkan pesawat tempur dan kapal induk bertenaga nuklir ke kawasan Timur Tengah, di tengah memanasnya peperangan antara Israel dengan Hamas.

Kali ini, pesawat yang dikirim adalah jet tempur F-15E dan jet A-10.

Pusat Angkatan Udara AS mengumumkan jet tempur yang dikirim ke Timur Tengah merupakan Skuadron Tempur Ekspedisi ke-494 dan Skuadron Tempur Ekspedisi ke-354.

"Ini memperkuat postur AS dan meningkatkan operasi udara di seluruh Timur Tengah," demikian pernyataan Angkatan Udara, Sabtu (14/10/2023) waktu setempat.

Namun tidak disebutkan secara spesifik jumlah pesawat tempur yang dikirimkan AS.

Sebuah postingan di media sosial Komando Pusat AS menyebutkan jet tempur A-10 akan bergabung dengan skuadron pesawat lain yang sudah berada di wilayah tersebut.

“Dengan menempatkan pesawat tempur canggih dan berintegrasi dengan pasukan gabungan dan koalisi, kami memperkuat kemitraan kami dan memperkuat keamanan di kawasan ini,” kata Letjen Alexus Grynkewich, komandan Angkatan Udara ke-9, dalam sebuah pernyataan.

Kapal Induk Kedua

Selain itu, Pemerintah AS juga telah mengerahkan kapal induk kedua mereka ke Laut Mediterania Timur.

Kapal induk yang dikirimkan adalah USS Dwight D Eisenhower. Kapal perang Angkatan LAut AS ini juga bertenaga nuklir.

Sebelumnya, AS mengirimkan kapal induk terbesar berkekuatan tenaga nuklir, USS Gerald R Ford ke Laut Mediterani sebagai respons peperangan Israel dengan Hamas.

Seorang pejabat militer AS menjelaskan bahwa kapal induk ini tidak akan terlibat dalam pertempuran di Gaza atau operasi Israel.

Kehadiran kedua kapal induk S ini diduga untuk memberikan peringatan kepada Iran dan sekutunya, seperti Hizbullah di Lebanon.

Awal pekan ini, USS Gerald R Ford telah tiba di lepas pantai Israel. Sementara USS Dwight D Eisenhower dikirimkan dari Norfolk, Virginia, dan saat ini dalam perjalanan menuju Mediterania Timur.

Update Korban Israel vs Hamas

Hingga kini, ketegangan Hamas-Israel mengakibatkan lebih dari 3.000 orang meninggal dunia.

Sebanyak 1.900 orang dari Palestina dan 1.300 orang dari Israel.

Dikutip dari Aljazeera, Israel mengeklaim telah menjatuhkan 6.000 bom berbobot 4.000 ton di Jalur Gaza.

Seluruh lingkungan di Gaza kini telah hancur akibat serangan Israel secara besar-besaran.

Hal ini memaksa ratusan ribu warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, serangan Israel di Gaza telah meratakan lebih dari 1.000 rumah sejak Sabtu, sedangkan 560 unit rumah lainnya rusak parah dan tak dapar dihuni.

Adapun blokade Israel mengakibatkan kekurangan air yang parah bagi lebih dari 650.000 orang.

Sistem pembuangan juga limbah telah dihancurkan sehingga membuang air limbah yang berbau busuk ke jalan-jalan dan menimbulkan bahaya kesehatan.

Serangan udara Israel juga membuat kuburan di Gaza berbahaya untuk dijangkau.

Dampaknya, keluarga yang berduka menguburkan jenazah mereka di kuburan informal yang digali di lahan kosong.

Serangan Darat, Udara, dan Laut

Militer Israel mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan tahap serangan selanjutnya untuk melawan Hamas di Gaza.

Serangan ini akan lebih luas, mencakup serangan dari udara, laut, dan darat.

Mengutip CNN pada Minggu (15/10), serangan balasan Israel akan melibatkan ratusan ribu pasukan cadangan untuk operasi darat yang signifikan.

Sementara itu, krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah, karena warga yang mengungsi harus menempuh perjalanan berbahaya ketika mencoba melarikan diri dari kekerasan.

Puluhan ribu warga Palestina telah melarikan diri ke selatan melalui jalan-jalan Gaza yang rusak setelah militer Israel menyuruh mereka meninggalkan wilayah utara Jalur Gaza demi keselamatan mereka.

Bagian selatan menjadi lebih padat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan seruan Israel untuk melakukan evakuasi massal sama dengan hukuman mati bagi mereka yang sakit dan terluka di rumah sakit.

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan, serangan yang dilancarkan militer Israel saat ini hanya permulaan.

"Kami tidak akan pernah melupakan kekejaman musuh-musuh kami. Kami tidak akan memaafkan dan tidak akan membiarkan dunia atau orang lain melupakan apa yang terjadi pada orang-orang Yahudi di masa lalu," ucapnya.

Benyamin Netanyahu pun menegaskan serangan yang terjadi sejauh ini di Gaza baru permulaan. Dia tidak merinci lebih lanjut terkait pernyataannya itu,

"Saya beritahu Anda bahwa ini hanyalah permulaan, saya tidak akan memberi Anda rincian tambahan, tapi ini hanya permulaan," tegasnya.

(*/Tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved