Berita Viral

Mahasiswi UIN Jambi yang Dibully Dipaksa Minta Maaf oleh Pihak Kampus, Kualitas Kampus Disorot

Mahasiswi korban perundungan di kampus dipaksa meminta maaf. Rekaman video yang dibuatnya disebut telah mencoreng nama baik kampus. 

HO
Mahasiswi korban perundungan di kampus dipaksa meminta maaf. Rekaman video yang dibuatnya disebut telah mencoreng nama baik kampus.  

TRIBUN-MEDAN.com - Mahasiswi korban perundungan di kampus dipaksa meminta maaf. Rekaman video yang dibuatnya disebut telah mencoreng nama baik kampus. 

Universitas Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (UIN Jambi) memaksa Cintria untuk meminta maaf atas kehebohan yang dibuatnya di media sosial. 

Sebelumnya, para pelaku bully yang merupakan para pria juga sudah meminta maaf. 

Permintaan maaf Cintria membuat warganet kesal ke pihak kampus. 

Cintria yang merupakan mahasiswi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Parodi Tadris Bahasa Inggris itu membuat video klarifikasi. 

Dalam video klarifikasinya, Cintria mengaku telah dipertemukan dengan para pelaku bullying.

Mereka telah diberikan sanksi dan teguran.

Begitu juga dengannya yang juga diberi sanksi oleh pihak kampus UIN dan diminta untuk membuat surat pernyataan bersalah karena telah merekam aksi perundungan dan memviralkan di media sosial.

Video klarifikasi dan permintaan maaf Cintria yang diunggah akun twitter @pai_C1 pada Jumat (13/10/2023) disoroti banyak pihak.

Baca juga: Respons KPK, Nasdem Siapkan Somasi, Polda Intensifkan Dugaan Pemerasan, Firli Bahuri Panik?

Baca juga: Pengedar Sabu Spesialis Paket Hemat Diamankan Satnarkoba Polres Sergai

Salah satu diantaranya adalah Youtuber Anjas Asmara. Dosen sebuah perguruan tinggi di Thailand tersebut yang dalam Youtubenya menyoroti sikap UIN Jambi yang tidak melindungi korban dan justru memilih membela nama baiknya saja.

Menurut Anjas, sikap mahasiswa yang tertawa cengengesan sambil menghalangi mahasiswi yang berada di dalam lift sudah bukan bercanda lagi. Perilaku tersebut dianggap menjijikkan.

Anjas mengaku gemas dengan perilaku para pemuda yang sudah disebut mahasiswa yang intelek tersebut.

Ia pun menyindir sambil mempertanyakan, apakah perundungan di Jambi dianggap wajar di kalangan terdidiknya.

"Kenapa orang yang jadi korban malah disuruh minta maaf. Bukannya yang disuruh minta maaf itu para pelakunya? Ini logikanya sangat aneh," ujar Anjas.

Meski para pelaku sudah minta maaf, namun korban yang sebelumnya disuruh minta maaf duluan dianggap sangat janggal.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved