Viral Medsos
GIBRAN - Antara Ikhlas dan Tidak Ikhlas - Politik Jokowi: Untuk Persatuan Indonesia Menuju Emas 2045
Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku sudah bertemu dan berbicara dengan Gibran Rakabuming soal situasi politik terkini.
Momen pertemuan tersebut dibagikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah.
Dalam foto yang diunggah akun Twitter atau X @Fahrihamzah, Gibran terlihat mengenakan batik berwarna merah.
Tampak dalam foto ada Anis Matta dan Fahri Hamzah. Di sebuah meja panjang tempat mereka berkumpul, tuan rumah Partai Gelora menyajikan beberapa makanan ringan kepada Wali Kota Solo tersebut. Terlihat dua loyang pizza dan beberapa piring berisi makanan ringan.
"Terima kasih mas @gibran_tweet mampir makan pizza dengan kami malam ini," tulis @Fahrihamzah dikutip, Minggu (22/10/2023).
Kicaun Fahri tersebut langsung direspons Gibran. Tanpa banyak kata Gibran hanya tertawa ringan disertakan emoji tangan berbentuk hati. "Hehe," tulis @gibran_tweet.
Golkar Usung Gibran Jadi Cawapres Prabowo 2024
Sebelumnya, Partai Golkar telah resmi mendukung Gibran calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Dukungan ini disampaikan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) pada Sabtu (21/10/2023) kemarin.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengungkap dukungan terhadap Gibran ini berdasar hasil konsensus para Ketua DPD.
Merespons dukungan tersebut, Gibran mengaku akan berkoordinasi bersama Prabowo dan partai Koalisi Indonesia Maju atau KIM. "Selanjutnya, kami akan melakukan koordinasi dan tindak lanjuti bersama-sama dengan Pak Prabowo," ujar Gibran dalam konferensi pers di DPP Partai Golkar, Palmerah, Jakarta Barat, pada Sabtu (21/10/2023).
Selain bertemu dengan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Gibran sudah telah lebih dahulu bertemu dengan Ketua Umum Partai Aman Nasional (PSN), Zulkifli Hasan atau Zulhas. Kemudian menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Lalu pertemuan dengan Ketua Umum Pertai Persatuan Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra.
Pertemuan Gibran Rakabuming Raka dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berlangsung di Jalan Prapanca Raya No.10, Jakarta Selatan pada Minggu (22/10/2023) pagi pukul 08.23 WIB. Gibran mengenakan kemeja batik dan celana hitam, ia juga terlihat datang menggunakan mobil yang diparkir di dalam rumah AHY.
Pertemuan tersebut berlangsung selama sekitar satu jam. Gibran yang keluar dari rumah dan berjabat tangan dengan AHY tak mau memberikan keterangan. Dia hanya membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan ke arah wartawan yang menantinya di sana. Sama seperti Gibran, AHY yang mengenakan kemeja berwarna hijau juga tak memberikan keterangan soal pertemuan itu. Dia hanya melambaikan tangan sebelum masuk kembali ke kediamannya.
SBY: Gibran yang minta bertemu
Sementara, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebelumnya sempat menyatakan Gibran ingin menemuinya. Hal itu diungkap SBY melalui cuitan di akun media sosial X pribadi miliknya. "Tiga hari ini saya ada di Jateng. Saya dapat info, Mas Gibran ingin temui saya & AHY. Mungkin terkait pencalonan Mas Gibran sebagai cawapres. Silaturahmi Mas Gibran dengan saya & AHY itu baik. Namun, urusan cawapres sepenuhnya menjadi kedaulatan & kewenangan Pak Prabowo," cuitan SBY, Sabtu (21/10/2023) malam.
Meski demikian masih ada tahapan pertemuan para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju sebelum putusan akhir. Adapun rapat para ketua umum itu diperkirakan digelar Minggu (22/10/2023) hari ini sebelum dilangsungkan deklarasi Pasangan Prabowo Subianto hingga pendaftaran ke KPU RI.
Pertemuan Gibran dan Ketum PAN Zulhas
Sebelumnya, Gibran Rakabuming juga sempat bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di kediamannya.
Zulhas, sapaan Zulkifli, menggunggah foto pertemuan itu di media sosial Instagram miliknya. "Agar indonesia maju terus, silaturrahmi tidak boleh terputus. Bismillah mas Wali," tulis Zulhas dalam keterangan unggahan tersebut.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menilai unggahan Zulhas itu sebagai lampu hijau bagi Gibran untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024. Meskipun demikian, dia menyatakan keputusan akhir akan diumumkan oleh Prabowo.
“Kalau dari pengertian postingan Bang Zulhas hari ini, bilang Bismillah Mas Wali, itu berarti oke ya, berangkat jadinya, emang ada yang lain?” ujar Viva.
"Jadi ya dalam pertemuan tadi sih ya hanya penegasan aja, nanti secara resminya diumumkan Pak Prabowo."
Baca juga: PRESIDEN Jokowi Ngaku Sudah Restui Gibran Jadi Cawapres Prabowo Subianto: Gibran Sudah Dewasa

Presiden Jokowi: Indonesia Memerlukan Stabilitas Politik dan Berkelanjutan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali-kali menegaskan, perlunya stabilitas politik untuk kemajuan Indonesia.
Seperti halnya pada Juni 2023 lalu, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia memerlukan stabilitas, keberlanjutan, serta kepemimpinan kuat dan berani.
"Ini menjadi kunci dalam mencapai Indonesia Emas 2045."
Jokowi menyampaikan hal ini dalam peluncuran Indonesia Emas 2045 dan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Hadir pula dalam acara ini sejumlah tokoh politik, di antaranya Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Menuju Indonesia Emas 2045 Indonesia harus maju, bersatu, kompak, dan bersama-sama.
Maka, Presiden Joko Widodo mengingatkan perlunya keberlanjutan dan kepemimpinan kuat, cerdas, dan berani untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan dalam peluncuran Indonesia Emas 2045, rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Jokowi menyebutkan bahwa tantangan bangsa Indonesia ke depan tidaklah mudah untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045. Oleh karena itu, Presiden mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu untuk terus melaju mewujudkan visi tersebut. “Semoga Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa mempermudah upaya kita dalam meraih Indonesia Maju, Indonesia Emas yang kita cita-citakan. Marilah kita bersatu padu, Terus Melaju untuk Indonesia Maju,” ujar dia.
Presiden mengakui, dalam menghadapi tantangan tersebut pilihan kebijakan akan semakin sulit, sehingga dibutuhkan keberanian dan kepercayaan untuk mengambil keputusan yang sulit dan tidak populer. “Pemimpin itu harus punya public trust, karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya sebuah keputusan. Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa besar seperti Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengapresiasi peran dan dukungan semua pihak dalam menyelesaikan semua tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045.
“Terima kasih kepada pimpinan lembaga tinggi negara, para ulama, para tokoh agama, para tokoh masyarakat, dan para pemimpin adat, kepada guru, budayawan, tenaga kesehatan, dan awak media, partai politik, politisi, aparat pemerintah, dan TNI/Polri, serta kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah memberikan dukungan selama ini,” ujarnya.
Presiden menyebutkan, MPR RI telah berperan dalam memperkokoh fondasi kebangsaan, meningkatkan pemahaman ideologi bangsa, mengkaji substansi dan bentuk hukum pokok haluan negara, serta menguatkan kerja sama internasional untuk berkontribusi pada pemecahan persoalan global.
“Dukungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan berbagai lembaga negara juga sangat luar biasa besar dalam mendukung reformasi struktural, mendukung upaya perbaikan tata kelola pemerintahan, menghindari penyelewengan pengelolaan keuangan negara, dan mempersiapkan pelaksanaan pemilu serentak tahun 2024,” kata dia.
Sebagaimana diketahui slogan koalisi partai politik dalam mendukung capres-cawapres 2024 ini:
- Pasangan Prabowo-Gibran: Koalisi Indonesia Maju.
- Pasangan Ganjar-Mahfud: Koalisi Indonesia Emas.
- Pasangan Anies-Muhaimian: Koalisi Perubahan.
Maka bisa dipahami, Presiden Jokowi lebih mementingkan kelangsungan negara daripada kepentingan partai politik yang berkompetisi dalam 5 tahun sekali.
"Ini bukan soal siapa capres-cawapres ( 5 tahun sekali), tapi soal langkah atau tongkat estafet menuju Indonesia Emas 2045."
Baca juga: PILPRES 2024: POLITIK BERKELANJUTAN JOKOWI-PDIP KALAU ADEM-ADEM SAJA ENGGAK SERU
Baca juga: Beri Restu ke Gibran Jadi Cawapres, Puan Maharani Minta Jokowi Jangan Berpihak: Biar Adem Ayem
(*/tribun-medan.com)
Baca juga: SELENGKAPNYA Perjalanan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Tuti dan Amalia Baru Menjabat Ini
Baca juga: KILAS BALIK Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Propam Diminta Periksa Anggota Polisi Ponakan Yosef
Baca juga: INTIP POTRET Kecantikan KDL Finalis Putri Indonesia 2014, Suami Ganteng dan Lulusan Akpol 2016
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.