Tribun Wiki

Cacing Bulu Kuda, Parasit yang Mengubah Belalang Sembah Jadi Zombie

Belalang sembah atau mantis bisa berubah menjadi zombie karena parasit cacing bulu kuda yang ada di tubuhnya

Editor: Array A Argus
INTERNET
Belalang sembah atau mantis yang dikendalikan parasit 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kamu pasti pernah melihat tayangan video yang menunjukkan adanya cacing yang keluar dari tubuh mantis atau belalang sembah.

Ya, itu adalah parasit bernama cacing bulu kuda, atau dalam bahasa Inggrisnya Chordodes formosanus.

Cacing parasit ini bisa mengubah inangnya, dalam hal ini belalang sembah menjadi zombie.

Menurut sejumlah penelitian, cacing ini sangat berbahaya bagi inang yang telah dijangikitinya.

Baca juga: Awas! Jangan Sembarangan Minum Vitamin Karena Bisa Merusak Ginjal

“Saya awalnya seorang ahli ekologi dan menemukan bahwa inang yang terinfeksi melompat ke dalam air, (dan) menjadi sumber energi musiman yang sangat penting bagi predator akuatik (ikan salmon) di sungai-sungai di hutan Jepang,” kata penulis studi Takuya Sato, Profesor Madya di Universitas Kobe, Jepang seperti dikutip dari IFLScience.

Takuya melihat bahwa parasit bisa mengontrol inangnya, hingga sampai melompat sendiri ke dalam sungai atau air.

Menurut laporan, bahwa parasit cacing bulu kuda itu hidup di dalam air, apakah itu kolam ataupun sungai.

Lalu, larva dari cacing ini akan menempel kepada serangga dan binatang lainnya yang hidup di kawasan perairan.

Baca juga: Ragam Jenis Ular Piton di Indonesia, Mangsa Ternak dan Manusia, Ada yang Dijadikan Tambul Tuak

Saat binatang yang terpapar larva cacing bulu kuda ini dimakan oleh belalang sembah atau mantis, seketika itu pula larva berkembang di dalam tubuh inangnya.

Setelah utuh menjadi cacing, parasit tersebut kemudian mengontrol tubuh inangnya layaknya zombie.

Diduga Karena Cahaya

Dari berbagai kasus, sering ditemukan bahwa belalang sembah yang sudah dikendalikan cacing bulu kuda ini akan melompat ke dalam air.

Tindakan ini dipengaruhi oleh parasit yang ada di dalam tubuh belalang sembah tersebut.

“Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa foto positif yang ditemukan pada jangkrik yang terinfeksi cacing rambut merupakan faktor kunci yang memicu perilaku masuk air. Namun, sebagai ahli biologi lapangan, saya tidak dapat memahami mengapa kita hampir tidak pernah menemukan cacing rambut di perairan dangkal dan terang, seperti genangan air," kata Sato kepada IFLScience.

Baca juga: Anjing Bernyanyi Papua yang tak Bisa Menggonggong dan Dianggap Sakral

Sebaliknya, para peneliti berhipotesis bahwa daya tarik tersebut disebabkan oleh polarisasi cahaya yang dipantulkan.

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang berosilasi ke atas dan ke bawah tegak lurus terhadap arah geraknya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved