Perselingkuhan Istri dan Adik Ipar Terkuak, Berawal dari Curiga Karena Anaknya tak Mirip Suami

Namun Ly mengambil keputusan dan tidak lagi menghiraukan permohonan istrinya.

Ia menelepon Ly Tieu Cuong, mengatakan dia tahu segalanya dan mengutuknya dengan kata-kata yang buruk.

Setelah mendengar itu, Ly Tieu Cuong sangat ketakutan. Ia mengaku itu hanya momen impulsif dan tak ingin menyakiti hati sang kakak.

Ly Tieu Cuong sangat menyesali perbuatannya dan berharap sang kakak memaafkannya.

Ia bersedia membayar kompensasi atas kerugian saudaranya dan mengambil semua tanggung jawab.

Namun Ly sudah tak mau lagi mendengar alasan apapun dari mereka berdua.

Ia memutuskan menceraikan istrinya dan menuntut Ly Tieu Cuong ke pengadilan.

Ly percaya bahwa hanya dengan memberi tahu seluruh dunia tentang dosa dan kehinaan mereka barulah kemarahan di hatinya bisa dilepaskan.

Kasus perceraian Ly dan Vuong dengan cepat diterima dan diadili oleh pengadilan.

Setelah mengkaji bukti dan keterangan kedua belah pihak, pengadilan mengeluarkan putusan cerai.

Pengadilan menyatakan bahwa perbuatan Vuong dan Ly Tieu Cuong merupakan kejahatan bigami, merusak sistem perkawinan dan etika sosial secara serius dan harus diselidiki pertanggungjawaban pidananya sesuai dengan ketentuan Undang-undang.

Pengadilan juga memutuskan bahwa anak perempuan Vuong dan Ly Tieu Cuong tidak mempunyai status hukum dan tidak berhak atas warisan atau hak-hak lainnya.

Pengadilan menyimpulkan bahwa Vuong telah menyebabkan gangguan mental pada Ly dan harus membayar 100.000 yuan (Rp216 juta) sebagai kompensasi untuk menenangkannya.

Ly mempunyai hak asuh atas kedua anaknya.

Pengadilan mengatakan bahwa Vuong dan Ly Tieu Cuong berhubungan seks saat mereka masih menjadi saudara ipar dan merupakan pelanggaran hukum.