Tribun Wiki

Imam Bukhari, Ahli Hadis yang Konon Makamnya Ditemukan oleh Bung Karno di Samarkand

Muhammad bin Ismail Al Bukhari atau yang lebih dikenal sebagai Imam Bukhari adalah satu diantara tokoh mazhab dan ahli hadis dalam Islam

Editor: Array A Argus
National Geographic
Ir Soekarno, Presiden RI pertama saat berkunjung ke Masjid Biru, areal makam Imam Bukari di Uzbekistan 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhari, atau yang secara luas dikenal sebagai Imam Bukhari adalah ahli hadis dan merupakan imam diantara empat mazhab.

Imam Bukhari adalah sosok pemimpin orang-orang beriman yang namanya dikenal luas oleh umat Islam.

Dalam catatan sejarah, Imam Bukhari lahir di Bukhara, Uzbekistan pada 13 Syawal 194 H atau 21 Juli 810.

Ia kemudian meninggal dunia pada Idul Fitri, 1 Syawal 256 H atau 1 September 870 di Khartank, sebuah desa kecil dekat Samarkand.

Baca juga: Rumah Sakit Bangkatan Binjai, Saksi Sejarah Era Belanda Hingga Jepang

Ahli Hadis Pencipta Buku Fiqih dan Hadis

Semasa hidupnya, Imam Bukhari adalah ahli fiqih dan hadis.

Ia banyak menghasilkan buku hadis yang memiliki derajat yang tinggi.

Baca juga: Sejarah Gedung Kantor Pos Medan yang Kini Jadi Ruang Kreatif Publik

Semasa hidupnya, Imam Bukhari telah membuat berbagai karya, yakni:

  • Al-Jami' ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari
  • Al-Adab al-Mufrad
  • Adh-Dhu'afa ash-Shaghir
  • At-Tarikh ash-Shaghir
  • At-Tarikh al-Ausath[3]
  • At-Tarikh al-Kabir
  • At-Tafsir al-Kabir
  • Al-Musnad al-Kabir
  • Kazaya Shahabah wa Tabi'in
  • Kitab al-Ilal
  • Raf'ul Yadain fi ash-Shalah
  • Birr al-Walidain
  • Kitab ad-Du'afa
  • Asami ash-Shahabah
  • Al-Hibah
  • Khalq Af'al al-Ibad
  • Al-Kuno
  • Al-Qira'ah Khalf al-Imam

Anak dari Seorang Ulama

Dalam kitab ats-Tsiqat, Ibnu Hibban, dikisahkan bahwa Imam Bukhari adalah anak seorang ilama yang bermazhab Maliki.

Ayah Imam Bukhari merupakan murid dari Imam Malik. seorang ulama besar dan ahli fiqih.

Semasa hidupnya, ayah Imam Bukhari dikenal sebagai sosok yang sangat berhati hati terhadap hal hal yang bersifat syubhat (ragu-ragu) hukumnya, terlebih lebih terhadap hal yang haram. 

Baca juga: Sejarah Buah Semangka Simbol Perlawanan Palestina Terhadap Israel

Dari ayahnya ini pula, Imam Bukhari kemudian tumbuh menjadi sosok anak yang cerdas dan memiliki kemampuan dalam bidang agama.

Di usianya yang ke 16 tahun, Imam Bukhari berkunjung ke Mekkah dan Madinah.

Di dua kota ini, ia mengikuti kajian para guru besar hadis.

Pada usia 18 tahun, dia menerbitkan kitab pertama Kazaya Shahabah wa Tabi'in.

Ia juga sudah hafal kitab-kitab hadis karya Mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik. 

Baca juga: Situs Kota Rentang Hamparan Perak yang Terabaikan dari Catatan Sejarah

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved