Tribun Wiki

Imam Bukhari, Ahli Hadis yang Konon Makamnya Ditemukan oleh Bung Karno di Samarkand

Muhammad bin Ismail Al Bukhari atau yang lebih dikenal sebagai Imam Bukhari adalah satu diantara tokoh mazhab dan ahli hadis dalam Islam

Editor: Array A Argus
National Geographic
Ir Soekarno, Presiden RI pertama saat berkunjung ke Masjid Biru, areal makam Imam Bukari di Uzbekistan 

Untuk mendapatkan hadis shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadis, mengumpulkan dan menyeleksi hadisnya. 

Setelah berkelana hingga belasan tahun, Bukhari akhirnya menyelesaikan tulisannya sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami'al-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari. 

Kisah Penemuan Makam oleh Bung Karno

Makam Imam Bukhari yang ada di Samarkand, Uzbekistan sempat tidak terurus, bahkan tidak diketahui oleh masyarakat di sana.

Maklum saja, ketika itu, Uzbekistan masih menjadi wilayah kekuasaan Uni Soviet yang beraliran komunis.

Saat komunis berkuasa, mereka tidak ingin ada masyarakat yang melakukan ritual keagamaan.

Sehingga, masyarakat di Samarkand juga takut untuk melaksanakan kepercayaannya, hingga makam Imam Bukhari yang ada di kota tersebut secara perlahan mulai ditinggalkan.

Baca juga: Sejarah Situs Kota China di Medan Utara, Jadi Jalur Perdagangan Asia Tenggara

Namun, pada tahun 1950-an, ada kisah yang menyebutkan, bahwa penemuan makam Imam Bukhari tak terlepas dari jasa Presiden RI, Ir Soekarno.

Dilansir dari situs MPR RI, ketika itu Indonesia baru saja mengikuti Konfrensi Asia Afrika, persisnya pada tahun 1955.

Lalu, pemerintah Soviet mengundang Presiden Soekarno untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow.

Saat itu, Soekarno sadar, sebagai Presiden Indonesia yang dianggap sebagai pemimpin negara-negara Non Blok harus bersikap netral terhadap Blok Timur maupun Blok Barat.

Tapi disisi lain, Soekarno juga menyadari bahwa Indonesia butuh dukungan Soviet untuk melegitimasi eksistensi negara-negara non-blok dan kesepakatan yang telah dicapai dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Soekarno juga menyadari membutuhkan dukungan Soviet untuk menghadapi berbagai upaya negara-negara Barat yang masih terus berusaha menjajah dan menguasai kembali Indonesia.

Sementara itu, Soekarno mafhum bahwa mayoritas masyarakat Indonesia adalah beragama Islam sehingga tidak mungkin Indonesia akan ikut blok timur yang dipimpin oleh negara komunis Soviet.

Situasi itu yang oleh Soekarno disiasati dengan sangat cerdas dengan mengajukan syarat atas rencananya memenuhi undangan Pemerintah Soviet dengan meminta dicarikan/ditemukan makam Imam Bukhari seorang perawi Nabi Muhammad SAW yang amat termasyhur itu.

Kata Soekarno kepada Presiden Soviet, "Aku sangat ingin menziarahinya".

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved