Berita Viral
Mengenal Suku Pedalaman Halmahera yang Usir Buldoser Tambang Nikel Pakai Anak Panah
Mengenal Hongana Manyawa suku pedalaman asli di Halmahera, Maluku Utara yang mengusir buldoser tambang nikel pakai panah hingga videonya
TRIBUN-MEDAN.COM – Baru-baru ini sebuah video yang memperlihatkan suku pedalaman Hongana Manyawa mengusir buldoser viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, nampak dua orang suku Hongana Manyawa sedang mendekati buldoser yang diduga berada di sekitar tambang nikel.
Lantas, siapakah suku Hongana Manyawa?
Mengenal Hongana Manyawa, mereka merupakan suku pedalaman asli di Halmahera, Maluku Utara.
Suku Hongana Manyawa merupakan salah satu komunitas yang masih mendiami pedalaman Halmahera.
Disampaikan Wakil Rektor Universitas Halmahera (Uniera) Dr. Sirayandris J Botara MSi Teol, suku Hongana Manyawa merupakan salah satu komunitas yang masih mendiami pedalaman Halmahera adalah etnis Tobelo Dalam.

Umumnya, masyarakat mengenal mereka sebagai suku Togutil, tetapi sesungguhnya sebutan ini sendiri tidak sesuai dengan status kultural dari komunitas ini.
“Suku Togutil berkaitan dengan pelabelan terhadap komunitas, ini yang diwarisi sejak lama. Masyarakat lokal mengenal ini dengan Tugo Tukil, maka jadilah Togutil, sering dikaitkan dengan naluri berburu dari komunitas ini,” kata Sirayandris dikutip Tribun-Medan.com, Jumat (3/11/2023).
Disampaikannya, komunitas ini katanya lebih memilih disebut Ohongana Manyawa, yang jika diterjemahkan, hongana bisa diartikan orang hutan, dan manyawa itu manusia atau orang.
“Tapi bukan itu arti sebenarnya. Ohongana Manyawa lebih tepat diartikan sebagai orang yang mendiami belantara hutan Halmahera, maknanya orang yang hidup bersama alam. Ohangana Manyawa menggunakan Bahasa Tobelo sehingga disebut Tobelo Dalam,” tuturnya.
Baca juga: Viral Video Suku Pedalaman Asli Halmahera Hadang Buldoser, Lawan Pakai Sajam dan Anak Panah
Baca juga: Euforia Piala Dunia, Fans Timnas Argentina Padati Kantor Bupati Halmahera dan Konvoi di Ambon
Namun, ini berbeda lafalnya di beberapa tempat seperti di Kabupaten Halmahera Tengah, yang mana bahasa Tobelo pada komunitas ini sudah dipengaruhi oleh bahasa sub etnis Tabaru, yakni salah satu subetnis yang ada di Halmahera khususnya di Kabupaten Halmahera Barat.
Anggota komunitas ini yang sudah berbaur dengan masyarakat juga sangat jarang atau tidak lagi disebut lagi Ohangana Manyawa.
Mereka ini masih dapat dijumpai di Sebagian wilayah Kabupaten Halmahera Timur, seperti Miaf, Maba Tengah, Tanjung Lili, Dorosago, Maba Utara, Waya, dan Wasilei Utara.
Disisi lain, disampaikan oleh Saiful Majid dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara yang melakukan penelitian khusus kelompok O Hongana Manyawa selama 4 tahun mengatakan O Hongana Manyawa menjaga bumi dan hutan Halmahera itu nyata.
Dalam mengelola hutan saja membagi hutan untuk industri (Kongana), hutan lindung (Hongana) dan hutan yang disakralkan (raja maamoko).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.