Breaking News

Berita Viral

VIRAL Siswa SD Diberi PR Hitung 10 Ribu Beras, Baru Selesai Subuh, Orangtua Sampai Frustrasi

Viral di media sosial seorang siswa yang baru masuk Sekolah Dasar (SD) diberi pekerjaan rumah (PR) menghitung 10.000 butir beras

|
HO
Viral di media sosial seorang siswa SD diberi tugas menghitung 10.000 butir beras. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Viral di media sosial seorang siswa SD diberi tugas menghitung 10.000 butir beras.

Adapun kisah seorang siswa SD melakukan pekerjaan rumah menghitung 10.000 butir beras itu jadi sorotan di media sosial.

Pasalnya siswa SD itu mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya sampai lewat subuh.

Bahkan, orangtua dari siswa SD itu sampai kelelahan dan frustasi.

Dilansir Sanook pada 7 November 2023, orang tua siswa di China marah karena seorang guru menugaskan putranya, yang baru masuk sekolah dasar, untuk menghitung 10.000 butir beras dan menyerahkannya, hal ini mendapat banyak perhatian dari komunitas online.

Saat ini, selain latihan yang berkaitan dengan pengetahuan di buku teks, banyak guru di  juga menambahkan latihan dalam berbagai format lain.

Viral di media sosial seorang siswa SD diberi tugas menghitung 10.000 butir beras.
Viral di media sosial seorang siswa SD diberi tugas menghitung 10.000 butir beras.

Bukan hanya membuat latihan di buku catatan dan menyerahkannya, ada juga latihan praktis seperti "Cuci kaki orang tuamu" atau "Bantu orang tuamu memasak".

Setelah anak-anak mulai melakukan latihan, mereka akan datang ke kelas untuk menceritakannya.

Latihan-latihan ini membantu anak-anak belajar menghargai dan memahami kesulitan orang tua dan tahu bagaimana mengungkapkan perasaan mereka kepada orang yang mereka cintai.

Selain itu, latihan “menghitung manik-manik” telah menarik banyak perhatian karena dapat membantu anak melatih kesabaran dan ketelitia  dan mengembangkan karakter mereka sendiri dengan sangat baik.

Baca juga: Profil dan Kekayaan Suhartoyo Ketua MK Setelah Anwar Usman Dicopot, Ngaku Nyaman Jadi Orang Biasa

Baca juga: Warga Desa Bakal Gajah Ramai-ramai Datangi Kantor Bupati Dairi, Beberkan Dugaan Kecurangan Pilkades

Namun, sebuah keluarga dari Provinsi Liaoning, China baru-baru ini memposting artikel yang mempertanyakan buruknya keterampilan mengajar guru dan tugas pekerjaan rumah yang tidak masuk akal yang mengharuskan siswa menghitung 10.000 butir beras

Frustasi karena pekerjaan rumah yang diberikan guru terlalu tidak masuk akal, orang tua siswa itu bertanya kepada guru dan mendapat penjelasan yang mengejutkan.

Setelah putranya pulang dan memberitahunya tentang pekerjaan rumah yang diberikan guru kepadanya, seluruh keluarga duduk dan menghitung sampai malam.

Namun mereka masih belum bisa menghitung 10.000 butir beras.

Baru pada pukul 02.00 keesokan harinya seluruh keluarga menghitung cukup butir beras untuk dikirim oleh putra mereka kepada guru.

Baca juga: Pakai Atribut Lengkap, Polisi Gadungan Diamankan Polisi Asli saat Antre di SPBU

Baca juga: Institut Bisnis IT&B dan Pengprov PERBASI Sumut Sepakat Menandatangani MoU


Karena latihan seperti itu cukup sulit, jadi butuh banyak usaha.

Hal ini mempengaruhi waktu istirahat seluruh keluarga.

Orang tua anak laki-laki tersebut sangat marah dan segera mengajukan keluhan kepada dewan sekolah mengenai metode pengajaran gurunya.

Mereka juga menyatakan keraguannya terhadap kemampuan mengajar guru.

Baca juga: Bripka MY Segera Diperiksa, Diduga Tipu Warga Rp 296 Juta Modus Bisa Loloskan Jadi Anggota Polri

Baca juga: PDIP Medan Sebut Bobby Nasution Tak Lagi Kader, Mantu Presiden Dianggap Arogan

Alasan Guru Beri Tugas Hitung Beras

Saat dihadapkan pada pertanyaan dari orang tua, guru perempuan tersebut dengan tenang menjelaskan,

“Sebenarnya latihan ini tidak dimaksudkan agar siswa dapat menghitung 10.000 butir beras, melainkan agar anak dan orang tua dapat menemukan cara yang lebih mudah untuk melakukan latihan ini secara langsung, sehingga akan meningkatkan keterlibatan antara orang tua dan anak. Sekaligus meningkatkan kemampuan berpikir dan kreativitas anak ketika menghadapi situasi sulit.”

Guru menambahkan bahwa orang tua dapat membantu anaknya melakukan latihan ini dengan cara menghitung 200 butir beras dan menimbangnya untuk mengetahui berapa jumlah bijinya.

Selanjutnya ambil saja beras yang jumlahnya sama dengan berat aslinya, lalu menimbang kembali beras ini sebanyak 50 kali akan menghasilkan kurang lebih 10.000 butir beras dengan cepat.

Seorang pedagang beras memperlihatkan sampel yang ada di Pasar Tradisional Simpang Limun Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Selasa (10/10). Pemko Medan mengantisipasi adanya beras yang diduga sintetis di pasaran, dan akan melakukan sidak ke seluruh pasar yang ada di Kota Medan mulai Rabu (11/10).
Seorang pedagang beras memperlihatkan sampel yang ada di Pasar Tradisional Simpang Limun Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Selasa (10/10). Pemko Medan mengantisipasi adanya beras yang diduga sintetis di pasaran, dan akan melakukan sidak ke seluruh pasar yang ada di Kota Medan mulai Rabu (11/10). (TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO)

Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk menguji kelenturan anda dalam berpikir untuk meningkatkan kemampuan analisis logis siswa.

Cara ini tidak hanya meringankan siswa dari tekanan harus belajar siang dan malam, tapi itu juga membantu mereka mengembangkan beberapa keterampilan penting.

Setelah mendengar penjelasannya, orang tua sangat terkejut sekaligus menunjukkan bahwa keluarga tersebut tidak diberitahu mengenai cara menghitung beras tersebut.

Oleh karena itu, mereka cukup bingung dan kurang paham dengan pekerjaan rumah guru.

Setelah diposting di media sosial, insiden tersebut mendapat opini beragam.

Banyak yang mendukung metode pendidikan baru ini untuk membantu anak-anak belajar dan mempraktikkan berbagai keterampilan, daripada hanya berfokus pada buku-buku teori.

Namun tak sedikit yang menganggap pekerjaan rumah jenis ini  memberikan pekerjaan baru kepada kedua orang tua karena anak kemungkinan besar tidak akan bisa menyelesaikannya sendirian.

Ada hal yang perlu diberitahukan guru kepada orang tua terlebih dahulu dan orang tua siswa tidak boleh ketinggalan informasi tentang pendekatan pendidikan tersebut.

Oleh karena itu, keluarga siswa tidak salah jika mengatakan bahwa kemampuan mengajar gurunya kurang baik.

(*/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

 

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved