Berita Viral

Pilu Ibu Tunggal FAA Siswa SD di Bekasi Diamputasi Usai Dibully,Ikutan Dihujat Teman Sekolah Anaknya

Pilu Diana, ibu tunggal FAA alias Fatir siswa SD di Bekasi yang diamputasi usai dibully. Kini sang ibu pun ikut dihujat teman sekolah anaknya itu

Tribun Jakarta
Pilu Diana, ibu tunggal FAA alias Fatir siswa SD di Bekasi yang diamputasi usai dibully teman sekolah anaknya. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Pilu Diana, ibu tunggal FAA alias Fatir siswa SD di Bekasi yang diamputasi usai dibully teman sekolah anaknya.

Adapun Diana ibunda FAA siswa SD yang kakinya diamputasi karena kanker tulang, mengaku sering mendapat hujatan dari teman-teman anaknya.

Kuasa hukum FAA, Mila menuturkan bahwa hujatan dilontarkan bukan hanya dari teman-teman FAA, tetapi juga alumnus SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

"Ada beberapa kemarin yang sangat miris, ada status dari teman-temannya F satu kelasnya itu ya, dengan alumni anak sekolah 09 itu, yang menghujat ibunya F," ujarnya dikutip Jumat (10/11/2023).

Mila mengatakan, hujatan itu berkaitan dengan status Diana sebagai orangtua tunggal.

Bukti status yang memojokkan itu pun telah disimpan.

PILU Bocah SD Harus Diamputasi, Awalnya Ditendang Teman Takut Lapor Ortu, Kaki Kena Kanker Tulang
PILU Bocah SD Harus Diamputasi, Awalnya Ditendang Teman Takut Lapor Ortu, Kaki Kena Kanker Tulang (Instagram)

"Itu sudah saya screenshoot semua memberikan kata-kata yang tidak etis, ada yang begini 'Ya sudah, kita bakar ramai-ramai saja yuk rumah janda itu'" ujarnya.

Mila tak menyangka kata-kata tersebut keluar dari anak-anak yang usianya bahkan masih di bawah umur.

Karena hal itu, Mila menyimpulkan bahwa ada yang salah dari hasil didikan sekolah tersebut.

"Beginilah hasil didikan ketika seorang gurunya saja menyampaikan bahwa bullying atau perundungan itu adalah hal yang biasa," imbuhnya.

"Maka akan menciptakan pemikiran dan juga kualitas dari generasi muda atau muridnya menjadi seperti itu untuk attitude dan manner-nya," tambah Mila.

Kisah pilu seorang bocah SD di Bekasi, kaki diamputasi, gegara ditendang temannya di sekolah.
Kisah pilu seorang bocah SD di Bekasi, kaki diamputasi, gegara ditendang temannya di sekolah. (wartakotalive)

Menurut Mila, status-status itu sangat tidak etis dilontarkan untuk kliennya yang kini sedang berjuang menghidupi anaknya seorang diri.

Bukti status yang mencemooh Diana itu pun telah disimpan Mila untuk nantinya dijadikan bukti ke pihak berwajib.

"Sebagai tambahan bukti juga bahwa ini loh hasil dari didikan dari seorang guru yang menyepelekan bullying dan juga perundungan," tegas dia. Sebagai informasi, F menjadi korban perundungan secara verbal.

Ia juga mendapat perlakuan sliding dari temannya pada Februari 2023.

Tiga hari setelah di-sliding, F mengeluh sakit di bagian kakinya.

Karena tak kunjung sembuh meski sudah berobat ke klinik dan diberi pereda nyeri, F akhirnya menjalani rontgen dan MRI.

Baca juga: Bantu Anak Kurang Mampu Lanjutkan Sekolah Brigadir David Hutapea Diganjar Reward Oleh Kapolres Nisel

Baca juga: MODUS PURA-PURA ISI BBM, Dua Pria Rampas HP Bocah Penjual Bensin Eceran, Korban sampai Terseret

"Di-rontgen dan dirujuk ke MRI, didignosis ada infeksi dalam, itu pada akhir Maret. Kami berusaha obati dulu," imbuh ibunda dari F, Diana.

Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan tapi tidak kunjung membuahkan hasil, bahkan kondisi F semakin memburuk.

Puncaknya pada Agustus 2023, kaki F didiagnosis kanker tulang. Ia menjalani operasi pada Oktober 2023.

Diana mengatakan, dari keterangan dokter, benturan atau cedera bisa menjadi pemicunya. F lalu dibawa ke RS Pusat Kanker Dharmais untuk dirawat.

Pihak Dharmais kemudian menyatakan, kanker yang terjadi kepada F tidam semata-mata karena aksi sliding. Dokter Spesialis Ortopedi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Melitta Setyarani, Sp.OT memastikan, kanker yang dialami F bukan karena aksi perundungan itu.

Ilustrasi perundungan.
Ilustrasi perundungan. (Internet)

"Di literatur, kanker tulang ganas juga tidak ada yang menyebutkan sampai sekarang belum ada yang menyebutkan bahwa trauma, kejadian kayak jatuh menyebabkan kanker," ujar Melitta saat ditemui di RS Kanker Dharmais, Kamis (2/11/2023).

Dia menjelaskan bahwa F datang dalam kondisi kanker yang telah menyebar ke paru-paru. Setelah diperiksa, korban didiagnosis mengidap kanker tulang stadium 4.

Dokter kemudian mengamputasi kaki kiri F. "Kalau ditanya apakah dari jatuh menyebabkan amputasi itu, saya bisa bilang dari medis itu tidak," ucap Melitta.

Dalam kesempatan itu Melitta menuturkan, kanker tulang yang dialami F disebabkan mutasi DNA.

"Penyebab kanker tulang sampai sekarang kami masih bilang mutasi DNA, mutasi sel," paparnya.

Tangis Pelaku Bully Siswa SD di Bekasi

Disisi lain diberitakan sebelumnya, beginilah tangis terduga pelaku bully berinisial L (12) terhadap teman sebaya SD di Bekasi yakni Fatir alias FAA (12).

Adapun baru-baru ini terduga pelaku bully L mengaku merasa tertekan saat mengetahui korbannya Fatir diamputasi.

Pembully L tidak menyangka bahwa niatnya yang ingin bercanda justru membawa petaka bagi teman sekolahnya tersebut.

Mendengar kabar salah satu kaki FAA harus diamputasi, L pun hanya bisa menangis melihat keadaan korbannya tersebut.

Ia mengaku merasa bersalah atas perbuatannya yang telah merugikan teman sebayanya itu.

Seperti diketahui, perisriwa pembullyan itu bermula saat FAA diajak lima temannya untuk jajan di luar sekolah, pada Februari 2023 silam.

Namun, di tengah perjalanan, F mendapat perlakuan tak menyenangkan dan kakinya di-sliding oleh temannya.

FAA pun mengalami luka dibagian tangan dan memar pada dengkul kaki.

Diana (40) ibunda F, yang mencari keadilan dan telah melaporkan kasus pembullyan anaknya ke polisi.

Disisi lain, FAA sempat curhat jika saat ini hari-harinya terasa berbeda semenjak kakinya diamputasi.

Dulu FAA kerap membantu orang tuanya, namun semenjak diamputasi FAA jadi kesulitan untuk melakukan aktivitasnya.

FAA sedih karena tak bisa lagi bekerja untuk membantu sang ibu.

L, terlapor dugaan kasus bullying atau perundungan di Bekasi pun merasa bersalah dan tertekan usai jadi sorotan banyak pihak.

Bocah 12 tahun itu tak pernah mengira bercandaannya bakal berakibat fatal.

L sempat mencurahkan penyesalannya dan merasa sangat bersalah saat mengetahui Fatir diamputasi.

Hal ini diungkapkan Sutrisna Wijaya, kuasa hukum terlapor berinisial L (12).

"Dia nangis bilang ke mamahnya 'memang saya salah bercanda sampai kaya gitu mah, kasihan sama korban sampai enggak punya kaki mah'," kata kuasa hukum terduga pelaku, Sutrisna Wijaya, dilansir dari Tribunjakarta.com, Selasa (7/11/2023).

Sutrisna mengaku kliennya merasa tertekan setelah kasusnya menjadi perhatian hingga memasuki proses hukum.

"Ada tekanan di anak, karena merasa cuman nyelengkat kok jadi separah ini masalahnya," kata Sutrisna.

Sutrisna mengungkapkan kliennya hanyalah anak biasa yang senang bermain dan bercanda layaknya anak-anak pada umumnya.

L, lanjut Sutrisna, tak pernah ada niat melakukan bullying.

Apalagi sampai mencelakakan teman sekolahnya saat masih menuntut ilmu di SDN Jatimulya 09 Bekasi.

"Si anak (L) merasa bersalah, tapi dalam posisi bercanda kalau dia tau akan separah ini mungkin enggak akan nyelengkat orang lain," ucapnya.

Dia dan keluarga kerap ditanya, hal ini membuat anak di bawah umur tersebut merasa tertekan dan mengganggu mentalnya.

"Karena informasinya ada tekanan di anak, karena merasa saya cuman nyelengkat kok jadi separah ini masalahnya," ujarnya.

 

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved