Viral Medsos
PROFIL 4 Perwira Terbaik TNI AU Gugur Dalam Tragedi Jatuhnya Dua Pesawat Tempur Taktis Super Tucano
Kedua pesawat tempur taktis EMB-314 buatan Brazil itu memiliki nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.
Mayor Pnb Yuda Anggara Seta saat ini menjabat Kepala Ruang Operasi (Karuops) Lanud Abdulrachman Saleh.
Baca juga: Terungkap, Pesawat Super Tucano Jatuh Usai Menerjang Awan, Ada Dugaan Radar Cuaca Tak Berfungsi
Baca juga: Dibeli dari Brasil Tahun 2012, Dua Pesawat Tempur Super Tucano Jatuh dan Meledak, Empat Kru Tewas

Bukan kali ini kejadian pesawat tempur taktis super tucano alami kecelakaan dan jatuh
Ternyata bukan pertama kali Pesawat Tempur TNI Angkatan Udara (AU) jenis Super Tucano mengalami kecelakaan dan jatuh.
Di tahun 2016, jenis pesawat yang sama jatuh di pemukiman warga hingga menewaskan dua warga dan dua awak pesawat.
Dikutip dari Warta Kota, EMB 314 Super Tucano jatuh pada Rabu pagi (10/2/2016) sekitar pukul 10.05 WIB.
Pesawat milik TNI Angkatan Udara itu jatuh di pemukiman warga yang ada di Jl. Laksda Adi Sucipto Gg 12 Blimbing Kota Malang.
Pesawat latih tempur jenis Super Tucano TT 3108 ini jatuh di rumah salah satu warga yaitu Mujianto dan menelan korban jiwa sebanyak empat orang.
Empat korban meninggal tersebut yaitu istri Mujianto, Erna Wahyuningtyas (47 tahun), salah satu penghuni kos bernama Nur Kholis (27 tahun), pilot Super Tucano Mayor (PnB) Ivy Safatillah dan co-pilot Serma Syaiful Arif Rakhman.
Tak ayal musibah ini menyita perhatian warga yang dalam sekejap langsung mengerumuni lokasi kejadian.
Tak selang berapa lama, pemadam kebakaran, ambulans, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), personel TNI AU dan anggota Kepolisian datang ke lokasi.
Para petugas tersebut langsung menuju ke tempat jatuhnya pesawat dan melakukan evakuasi.
Secara perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit para petugas ini membawa serpihan atau beberapa potongan pesawat yang jatuh.
Serpihan-serpihan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam bak truk milik TNI AU.
Menurut salah satu warga setempat yang juga saksi mata, Joshua (58 tahun), dia melihat pesawat terbang yang melintas di atas atap rumah dalam keadaan tidak normal.
“Pesawat itu kemudian terbangnya menukik ke bawah sehingga beberapa saat kemudian terdengar suara mengejutkan. Suara itu terdengar saat pesawat jatuh,” terangnya.
Baca juga: TIGA Komandan TNI AU di Lanud Abdulrachman Saleh Gugur Dalam Tragedi Jatuhnya Pesawat Super Tucano
Baca juga: SOSOK 4 Perwira Korban Pesawat Tempur TNI AU yang Meledak di Lereng Bromo

Spesifikasi pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314
Dikutip dari Kompas.com, Super Tucano (EMB-314) adalah jenis pesawat tempur ringan bermesin turboprop, yang diproduksi pabrikan Embraer Defense System, Brasil
Pesawat tempur ini dikenal memiliki beberapa keunggulan, sehingga menarik minat para pejabat TNI AU untuk membelinya.
EMB-314 (Super Tucano) pesawat serang antigerilya yang merupakan pengembangan dari EMB-312 Tucano yang telah terjual 650 unit untuk 15 negara dengan Brasil sebagai pemakai utama memiliki 130 unit.
Penyempurnaan yang dilakukan dari pesawat sebelumnya meliputi sistem avionik, sistem persenjataan dan sistem komunikasi data.
Sejak diperkenalkan dan dipakai AU Brasil pada tahun 2004, EMB-314 terbukti berhasil melakukan misi penjagaan perbatasan di kawasan Amazon yang terkenal sangat rawan dengan aktivitas penyelundupan dan perdagangan narkotika.
Pesawat tempur yang dikenal memiliki beberapa keunggulan ini telah menarik minat para pejabat TNI AU dan telah memesannya sebanyak 1 Skuadron atau sejumlah 16 unit pesawat tempur EMB 314 / A-29 Super Tucano. Maka, untuk memperkuat kekuatan Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, TNI AU membeli pesawat tempur taktis Super Tucano buatan Brasil sebanyak 16 unit, dengan total biaya USD 143 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun pada 2012. Pembelian ini dilakukan dalam beberapa tahap.
Pada peringatan hari jadi TNI AU yang ke-65 pada 9 April 2012, 4 dari 16 unit pesawat yang dipesan tersebut telah disaksikan masyarakat Indonesia.
Super Tucano dengan nomor ekor TT 3101, TT 3102, TT 3103 dan TT 3104 ini diterbangkan langsung dari pabrik Embarer di San Jose dos Campos Brasil pada tanggal 20 Agustus 2012, dipimpin oleh Kapten Pilot Carlos Alberto beserta 7 pilot lainnya, yang melintasi 12 negara. Mulai dari Brasil, Cape Verde, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, Thailand sebelum tiba di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang pada hari Minggu 2 September 2012.
Pesawat Super Tucano TNI AU memiliki warna dasar doreng abu-abu dengan tambahan lukisan moncong hiu berwarna merah atau cocor merah sesuai tradisi skuadron sejak pesawat P-51 Mustang.
Pesawat ini juga disebutkan berkemampuan serang antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (closed air support), penyekatan (interdiction) dan pertahanan udara (kecepatan rendah), dengan kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara (air surveillance).
Pesawat ini juga bermesin tunggal Turboprop Pratt & Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda dan sanggup terbang sejauh 1400 km atau 3,5 jam terbang namun bila ditambah drop tank atau tangki tambahan mampu terbang lebih jauh sejauh 2.855 km/jam atau 7,5 jam terbang. Kecepatan pesawat maksimum 320 knot/580 kmph dengan kecepatan operasi normal 280 knot/500 kmph.

Spesifikasi Pesawat Tempur Taktis Super Tucano:
1. Karakteristik umum
Kru: Satu pilot ditambah satu navigator
Payload: 1.550 kg
Panjang: 11,42 meter
Lebar sayap: 11,14 meter
Tinggi: 3,9 meter
Area sayap: 19,4 meter persegi
Berat kosong: 3.200 kg
Maksimal berat lepas landas: 5.400 kg
Powerplant: 1 × Pratt & Whitney Canada PT6A-68C turboprop, 1.600 hp (1.193 kW)
2. Spesifikasi
Kecepatan maksimum: 590 km/jam
Cruise speed: 520 km/jam
Stall kecepatan: 148 km/jam
Rentang: 1.330 km
Memerangi radius: 550 km
Ferry kisaran: 2.855 km
Ketahanan: 8 jam 40 menit
Layanan langit-langit: 10.668 meter
Tingkat panjat: 24 m/s
Senjata: Bom BINC-300, BLG-252
Pesawat tempur Super Tucano memiliki 2 senapan mesin. Dua senapan mesin tersebut berada di sayap kiri dan kanan.
Kemudian memiliki lima buah cantelan. Ada dua di sayap kiri dan kanan, sementara satu lagi berada di badan pesawat.
Semua cantelan bisa dipasang bom sejenis Mk 81 dan Mk 82, peluncur roket, dan bom berpemandu laser.
(*/tribun-medan.com/kompas.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Pesawat Tempur Taktis Super Tucano
PROFIL 4 Perwira Terbaik TNI AU Gugur
Pesawat TNI AU Jatuh
Letkol Pnb Sandra Gunawan Lulusan AAU 2004
Kolonel Pnb Subhan Lulusan AAU 1998
Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya Lulusan AAU 1999
Mayor Pnb Yuda Anggara Seta lulusan AAU 2006
Tribun-medan.com
REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
![]() |
---|
DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
![]() |
---|
SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
![]() |
---|
Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
![]() |
---|
Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.