Breaking News

Siswa MAN 1 Medan Jadi Korban Bully

KRONOLOGI Siswa MAN 1 Medan Jadi Korban Bully, Sempat Tak Masuk dan Minta Pindah Sekolah

Ia malah mencoba memberikan solusi memanggil guru les privat untuk membimbing putra semata wayangnya.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Khairani Anwar (38) ibu dari Muhammad Habib (kiri), siswa SMA MAN 1 Medan korban dugaan penyiksaan yang dilakukan alumni dan teman sekolah beberapa hari lalu, saat diwawancarai, Sabtu (25/11/20230. Ia menduga penyiksaan karena anaknya tolak bergabung ke geng dan berteman dengan murid sekolah lain. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Siswa SMA Man 1 Medan, Muhammad Habib diduga jadi korban bully teman dan alumni.

Khairani Anwar, orangtua Muhammad Habib, menuturkan, Habib sempat minta pindah sekolah 3 hari sebelum kejadian pada (23/11/2023) lalu.

Katanya, korban beralasan tak menguasai mata pelajaran Matematika.

Kemudian, karena sempat mengenyam pendidikan agama sehingga lebih cocok sekolah di tempat lain.

Namun ia tak mengira ada maksud lain dari ucapan Habib.

Ia malah mencoba memberikan solusi memanggil guru les privat untuk membimbing putra semata wayangnya.

Muhammad Habib (tengah) bernama kedua tuanya Rahmat (kiri) dan ibunya Khairani (kanan) saat menunjukkan luka bakar akibat disundut besi panas yang diduga dilakukan alumni MAN 1 Medan bernama Fauzie Alrasyid Siregar. 
Muhammad Habib (tengah) bernama kedua tuanya Rahmat (kiri) dan ibunya Khairani (kanan) saat menunjukkan luka bakar akibat disundut besi panas yang diduga dilakukan alumni MAN 1 Medan bernama Fauzie Alrasyid Siregar.  (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO )

"Alasan dia bahwasanya dia lulusan agama, sehingga lebih pas dengan sekolah lain. Dia mata pelajaran matematika tidak paham dan saya bilang nanti kita carikan guru les. Tapi saya ngotot karena gak tahu kejadian seperti ini,"ungkap Khairani, Sabtu (25/11/2023).

Selain itu, ternyata korban sempat tak masuk ke sekolah beberapa hari.

Hal ini terungkap setelah guru sekolah mengadukan kalau Habib lama tak aktif bersekolah.

Setelah dikabari, barulah keluarga menanyakan apa yang membuatnya bolos.

Tak berterus terang, korban menjelaskan ia memiliki masalah di sekolah. Namun orangtuanya merasa cuma masalah biasa.

Dua hal inilah yang pada akhirnya membuat Khairani menyesal begitu tahu anaknya disiksa bahkan diancam mau dibunuh oleh geng yang diduga diketuai Fauzie Alrasyid, alumni MAN 1 Medan yang kini berstatus mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).

Satu Siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)1 Kota Medan menjadi korban pembullyan dan penyiksaan oleh teman-temannya dan viral di sosial media.
Satu Siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)1 Kota Medan menjadi korban pembullyan dan penyiksaan oleh teman-temannya dan viral di sosial media. (TRIBUN MEDAN/HO)

Selain berisi alumni, geng ini disebut-sebut berisikan pelajar dari Man 1 Medan.

"Dari rumah berangkat ke sekolah. Itu jadi penyesalan diriku, aku tak percaya dengan anakku. Dia diancam dibunuh kalau dia melapor, akan dibunuh."

Menurut informasi yang diterima Khairani, penyiksaan ini lantaran anaknya menolak bergabung ke dalam geng diduga geng motor berisikan pelajar MAN 1 Medan dan alumni sekolah tersebut.

Kemudian, penganiayaan ini juga diduga karena alumni maupun siswa yang tergabung ke dalam geng tak senang karena anaknya Muhammad Habib berteman dengan siswa SMA lainnya yang dianggap musuh dari pelajar MAN 1 Medan.

"Habib mau direkrut mereka dan dia pun lebih nyaman berteman dengan siswa sekolah lain. Sama mereka gak," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMA kelas 1 bernama Muhammad Habib (14), pelajar di MAN 1 Medan menjadi korban dugaan penyiksaan oleh teman satu sekolah dan kakak kelas yang sudah alumni.

Ia dipukuli, disuruh memakan sendal berlumpur, makan daun mangga dan dipaksa meminum air yang sudah diludahi sekitar 20 orang.

Bukan cuma itu, punggung telapak tangannya juga disundut menggunakan kunci yang dibakar terlebih dahulu menggunakan korek api.

Setelah dibakar, kunci sepeda motor panas tadi ditempelkan ke tangan dan dibentuk huruf PA hingga melepuh.

Ayah korban, Rahmat Dalimunthe (49) mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis, (23/11/2023) lalu.

Dari keterangan yang didapat, saat itu anaknya bersekolah seperti biasa. Namun karena ada persiapan menjelang hari guru, maka korban permisi keluar sebentar mengendarai sepeda motor.

Di tengah perjalanan tiba-tiba anaknya dicegat dan dipiting oleh teman satu sekolahnya bernama Alfi Syahri Ramadhan.

Setelah itu ia dibawa ke sebuah tempat yang sudah ada beberapa orang lain menunggu. Sementara Alfi, yang membawa korban langsung pergi.

Lalu korban dibawa pergi kembali ke sebuah tempat. Disinilah ia mengalami dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh Fauzie Alrasyid Siregar, alumni MAN 1 Medan, yang kini disebut berkuliah di UINSU Medan.

"Pertama di telapak tangan, kedua di punggung tangan diolesi minyak Karo setelah itu dibakar kunci sepeda motor menggunakan mancis dan dicap kan ke tangan Habib berbentuk P dan A,"kata Rahmat, ayah korban, Sabtu (25/11/2023).

Menurut informasi yang didapat keluarga korban dan teman-temannya, huruf PA yang dicap ke tangan korban menggunakan besi panas merupakan singkatan dari sebuah geng.

Geng ini disinyalir sebagai gerombolan geng motor berisikan anak sekolah dan alumni MAN 1 Medan.

"Saya tanya PA itu ternyata sebuah geng bernama Parman Abadi, yang diketuai oleh Fauzi."

Ayah korban telah membuat laporan resmi ke Polrestabes Medan pada Kamis (23/11/2023) malam.

Saat itu juga polisi dan keluarga korban ikut melihat Polisi olah tempat kejadian perkara.

Rahmat berharap Polisi segera menangkap pelaku yang keji menyiksa anaknya.

"Harapan saya pelaku harus ditangkap dan dihukum sesuai dengan perbuatannya di atas 5 tahun. Harapan saya lagi supaya menjadi efek terjerat bagi alumni-alumni yang membuka geng geng kejahatan. Pelakunya Fauzi dan kawan-kawannya," jelasnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan pihaknya telah menerima laporan korban.

Pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi-saksi.

"Iya, sudah kami tangani. Tim penyelidik unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan sudah laksanakan olah TKP dan pemeriksaan para saksi,"ungkap Kompol Teuku Fathir Mustafa, Sabtu (25/11/2023).

(Cr25/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved