Siswa MAN 1 Medan Jadi Korban Bully
Kasus Pembullyan Siswa MAN 1 Medan, Kepsek Sebut Belum Ada Pelaku yang Dipulangkan ke Orangtua
Tetapi untuk pemeriksaan di sekolah dalam permasalahan ini, dikatakan Reza pihaknya masih memproses pemanggilan lebih lanjut siswa-siswa.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAM.COM,MEDAN - Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan, Reza Faisal mengatakan, saat ini pihaknya masih memanggil 13 siswa beserta orang tuanya yang terlibat melakukan pembullyan dan penganiayaan terhadap Muhammad Habib.
Ia menuturkan, tak mengetahui bagaimana perkembangan kasus tersebut dari kepolisian.
Tetapi untuk pemeriksaan di sekolah dalam permasalahan ini, dikatakan Reza pihaknya masih memproses pemanggilan lebih lanjut siswa-siswa yang diduga terlibat.
"Saat ini kalau dari pihak kepolisian itu masih proses di sana tapi kita tidak terlalu tahu perkembangannya. Namun untuk di sekolah saat kita masih melakukan pemanggilan kepada orang tua dan juga siswa yang terlibat," jelasnya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (28/11/2023).
Menurutnya, jika nantinya dari pihak kepolisian sudah ditetapkan tersangka dari 13 siswa yang terlibat ini, tentu pihaknya akan mengembalikan siswa ke orang tuanya masing-masing.
"Nah kemarin itu kan mereka (13 siswa yang terlibat) di bawa ke kantor polisi, tapi mereka gak lama diperiksa di suruh pulang sementara waktu, kecuali si yang melakukan pemukulan itu ya yang bukan dari siswa MAN," jelasnya.
Makanya saat ini, dikatakannya, pihaknya mendalami pemanggilan terhadap 13 pelaku yang terlibat.
"Pendalaman itu seperti pada saat kejadian dia berperan seperti apa. Nah nanti kita lihat kesalahannya sesuai dengan aturan sekolah dan sanksi yang diberikan pun sesuai dengan aturan yang berlaku," jelasnya.
Dikatakannya, hal itu dilakukan sesuai dengan perintah dari Kementerian Agama Sumut yang meminta sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Ini kan tentang anak sekolah, bahasanya bukan dipecat. Kalau memang terbukti bersalah pada saat pemeriksaan kepolisian pasti akan kita pulangkan ke orang tuanya," jelasnya.
Reza mengatakan, pihaknya ingin pelaku yang melakukan kekerasan untuk cepat ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
"Jadi kita juga sudah bertemu dengan korban dan orang tua ada rasa terpukul baik dari korban dan orang tua. Makanya kita minta proses hukumnya secepatnya selesai," ucapnya.

Seorang siswa MAN 1 Medan, berinisial MH (14) menjadi korban penganiayaan oleh teman dan kakak kelasnya yang sudah alumni.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, kasus tersebut saat ini masih ditangani oleh penyidik unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan.
Ia menjelaskan juga, polisi telah menetapkan empat orang sebagai tersangka yang merupakan pelaku penganiaya terhadap korban.
"Empat orang sudah kita tetap sebagai tersangka," kata Fathir kepada Tribun-medan, Senin (27/11/2023).
Ia menyampaikan, dari empat orang tersebut satu diantaranya berinisial MAS (14) sudah ditangkap.
"Satu orang sudah ditangkap, saat ini masih menjalani pemeriksaan," sebutnya.
Lebih lanjut, Fathir juga mengatakan, tiga orang tersangka lainnya masih dikejar lantaran sudah melarikan diri.
"Tiga orang lainnya masih kita kejar," tuturnya.

Sebelumnya, Seorang siswa SMA kelas 1 bernama Muhammad Habib (14), pelajar di MAN 1 Medan menjadi korban dugaan penyiksaan oleh teman satu sekolah dan kakak kelas yang sudah alumni.
Ia dipukuli, disuruh memakan sendal berlumpur, makan daun mangga dan dipaksa meminum air yang sudah diludahi sekitar 20 orang.
Bukan cuma itu, punggung telapak tangannya juga disundut menggunakan kunci yang dibakar terlebih dahulu menggunakan korek api.
Setelah dibakar, kunci sepeda motor panas tadi ditempelkan ke tangan dan dibentuk huruf PA hingga melepuh.
Ayah korban, Rahmat Dalimunthe (49) mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis, (23/11/2023) lalu.
Dari keterangan yang didapat, saat itu anaknya bersekolah seperti biasa.
Namun karena ada persiapan menjelang hari guru, maka korban permisi keluar sebentar mengendarai sepeda motor.
Di tengah perjalanan tiba-tiba anaknya dicegat dan dipiting oleh teman satu sekolahnya bernama Alfi Syahri Ramadhan.
Setelah itu ia dibawa ke sebuah tempat yang sudah ada beberapa orang lain menunggu. Sementara Alfi, yang membawa korban langsung pergi.
Lalu korban dibawa pergi kembali ke sebuah tempat. Disinilah ia mengalami dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh Fauzie Alrasyid Siregar, alumni MAN 1 Medan, yang kini disebut berkuliah di UINSU Medan.
"Pertama di telapak tangan, kedua dipunggung tangan diolesi minyak Karo setelah itu dibakar kunci sepeda motor menggunakan mancis dan dicap kan ke tangan Habib berbentuk P dan A," kata Rahmat, ayah korban, Sabtu (25/11/2023).
Menurut informasi yang didapat keluarga korban dan teman-temannya, huruf PA yang dicap ke tangan korban menggunakan besi panas merupakan singkatan dari sebuah geng.
Geng ini disinyalir sebagai gerombolan geng motor berisikan anak sekolah dan alumni MAN 1 Medan.
"Saya tanya PA itu ternyata sebuah geng bernama Parman Abadi, yang diketuai oleh Fauzi."
Perbuatan keji ini diduga dilakukan oleh Fauzie Alrasyid Siregar, alumni MAN 1 Medan yang kini sebagai mahasiswa UINSU dan seorang temannya.
(cr5/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.