Banjir Bandang di Humbahas
Longsor dan Banjir Bandang di Humbahas Diduga Likuifaksi Tanah, Dosmar : Akan Diteliti Lebih Lanjut
Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor, mengatakan, longsor dan banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Humbahas diduga merupakan likui
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor, mengatakan, longsor dan banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Humbahas diduga merupakan likuifaksi tanah.
Akibat longsor dan banjir, 11 warga hilang dan 35 rumah rusak berat.
Katanya, untuk mengetahui penyebab pasti akan diteliti lebih lanjut apa yang menyebabkan longsor disertai bebatuan berukuran besar menerjang pemukiman warga.

Dikutip dari laman Geologi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, secara harfiah dalam ilmu geologi rekayasa, liquifaksi didefinisikan sebagai proses transformasi tanah berbutir kasar dari keadaan padat (solid) menjadi keadaan cair (liquid) akibat dari peningkatan tekanan hidrostatik karena adanya beban siklik yang cukup tinggi secara tiba-tiba.
"Sebelum diteliti lebih lanjut. Diperkirakan bencana ini disebabkan liquifaksi tanah,"kata Dosmar, Sabtu (2/12/2023).
Diketahui, bencana alam banjir bandang dan longsor terjadi di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Jumat (01/12/2023) malam sekira Pukul 21.30 WIB.
Dari informasi yang didapat, sejak Jumat (1/12/2023) wilayah tersebut terus diguyur hujan lebat. Sehingga pada pukul 21:30 WIB tiba-tiba banjir bandang disertai longsor.
Akibat peristiwa ini sebanyak 140 warga selamat tapi rumahnya rusak parah terpaksa mengungsi.
Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Dosmar Banjarnahor mengatakan korban diungsikan ke dua posko yakni kantor Camat Baktiraja sebanyak 80 orang dan di gedung serbaguna HKBP Simangulanpe sebanyak 60 orang.
"Para pengungsi ditempatkan di kantor camat Baktiraja 80 orang dan gedung serbaguna HKBP Simangulanpe 60 orang,"kata Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, Sabtu (2/12/2023) sore.

Dari data yang diperoleh pemerintah, sebanyak 35 rumah rusak berat akibat longsor dan banjir bandang yang disertai bebatuan berukuran besar.
Sebanyak 11 warga hingga kini belum berhasil ditemukan diduga tertimbun longsor. Sementara satu warga berjenis kelamin perempuan Boru Lubis ditemukan di Danau Toba siang tadi berjarak 500 meter dari lokasi kejadian.
"Bencana alam di Desa Simangulampe menyebabkan 35 rumah rusak berat," ungkapnya.
Sampai saat ini pemerintah Kabupaten Humbahas, tim SAR gabungan dari TNI-POLRI masih terus mencari keberadaan para korban.
Dua ekskavator, dan sejumlah alat berat lainnya juga terus membersihkan sisa material.
Sementara untuk para korban terdampak, pemerintah menyiapkan kebutuhan sandang dan pangan sembari tempat tinggal mereka direhabilitasi.
"Untuk korban, penduduk yang selamat telah disediakan penampungan sementara dengan menyediakan kebutuhan pangan dan sandang menunggu proses normalisasi dan rehabilitasi selesai dilaksanakan,"ungkap Bupati.
(Cr25/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.